Menahan Syahwat

MENAHAN SYAHWAT


Jika seseorang berpuasa, dia pun menahan syahwatnya. Baik syahwat makan minum, maupun syahwat terhadap isterinya. Nanti setelah tiba waktu berbuka, dia pun menyantap makanan dan minuman serta menumpahkan gairah yang menggelora terhadap isterinya. Begitulah perumpamaan orang yang beriman dan bertakwa ketika di dunia. 

Berkata Imam Ibnu Rajab rahimahullahu  menukil perkataan seorang ulama salaf :

صم الدنيا واجعل فطرك الموت، الدنيا كلها شهر صيام المتقين، يصومون فيه عن الشهوات المحرمات، فإذا جاءهم الموت فقد انقضى شهر صيامهم واستهلوا عيد فطرهم

“Berpuasalah di dunia dan jadikanlah waktu berbukamu ketika mati. Dunia ini seluruhnya bulan puasa bagi orang-orang bertakwa, mereka menahan diri dari syahwat yang diharamkan, dan jika kematian datang, maka sungguh telah selesai sebulan puasanya dan mereka merayakan hari rayanya.” (Latha'if al-Ma’arif, hal. 346).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ

“Dunia adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir.”  (HR. Muslim).

Berkata Imam Nawawi rahimahullah tentang ini :

أن كل مؤمن مسجون ممنوع  في الدنيا من الشهوات المحرمة والمكروهة مكلف بفعل الطاعات الشاقة فإذا مات استراح من هذا وانقلب إلى ما أعد الله تعالى له من النعيم الدائم والراحة الخالصة من النقصان .

“Sesungguhnya setiap orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintah untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang. (Syarah Shahih Muslim).

AFM 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?