Tutup Mulutmu!

TUTUP MULUTMU! 


Jika seseorang menguap di dalam shalat ataupun diluar shalat, hendaklah menutup mulutnya. 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

إذا تَثاءَبَ أحَدُكُمْ، فَلْيُمْسِكْ بيَدِهِ علَى فِيهِ، فإنَّ الشَّيْطانَ يَدْخُلُ. صحيح مسلم 

Apabila salah satu dari kalian menguap, maka hendaklah ia menahan dengan tangannya di atas mulutnya, karena sesungguhnya setan itu akan masuk. (Riwayat Muslim). 

Hadits di atas dijadikan dalil oleh para ulama bolehnya menutup mulut, baik dengan tangan ataupun dengan masker dan sejenisnya ketika shalat, kalau ada kebutuhan, seperti menguap, bersin, lagi terkena flu, alergi jika terkena debu, udara yang bau busuk dan lain sebagainya. 

Berkata Imam Nawawi rahimahullah :

ويكره ان يضع يده على فمه في الصلاة الا اذا تثاءب فان السنة وضع اليد على فيه ففي صحيح مسلم عن أبي سعيد ان النبي صلى الله عليه وسلم قال:  إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Meletakkan tangannya pada mulutnya ketika shalat adalah makruh, kecuali dia menguap. Karena sesungguhnya sunnah meletakkan tangan atas mulutnya (ketika menguap). Dalam hadis shahih Muslim dari Abu Sa’id, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda; “Apabila salah satu dari kalian menguap, maka hendaklah ia menahan dengan tangannya di atas mulutnya, karena sesungguhnya setan itu akan masuk.” Al Majmu'. Sumber : https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&flag=1&bk_no=14&ID=1581

Dan Berkata Imam Nawawi rahimahullah :

وسواء كان التثاؤب في الصلاة أو خارجها يستحب وضع اليد على الفم، وإنما يكره للمصلي وضع يده على فمه في الصلاة إذا لم تكن حاجة كالتثاؤب وشبهه
Sama saja menguap di dalam shalat atau di luar shalat, disunnahkan meletakkan tangan atas mulut. Dan sesungguhnya makruh bagi orang yang shalat meletakkan tangan atas mulutnya di dalam shalat apabila tidak ada hajat (keperluan) seperti ketika menguap atau semisalnya. (Al Adzkar). Sumber : https://al-maktaba.org/book/10639/617

Berkata Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :

" قوله: واللِّثَامُ على فَمِه وأَنْفِه، أي: يُكره اللِّثام على فَمِهِ وأنفه بأن يضع الغُترة أو العِمَامة، أو الشِّماغ على فمه، وكذلك على أنفه؛ لأن النبيَّ صلّى الله عليه وسلّم نَهَى أن يُغطِّيَ الرَّجلُ فَاه في الصَّلاة [رواه أبو داود (643)، وابن ماجه (966) بسند حسن]، ولأنه قد يؤدِّي إلى الغمِّ وإلى عدم بيان الحروف عند القِراءة والذِّكر. ويُستثنى منه ما إذا تثاءب وغَطَّى فمه ليكظم التثاؤب فهذا لا بأس به، أما بدون سبب فإنه يُكره، فإن كان حوله رائحة كريهة تؤذيه في الصَّلاة، واحتاج إلى اللِّثام فهذا جائز؛ لأنه للحاجة، وكذلك لو كان به زُكام، وصار معه حَساسية إذا لم يتلثَّم، فهذه أيضاً حاجة تُبيح أن يتلثَّم" انتهى.

“Perkataan ‘Yang menutupi mulut dan hidungnya maksudnya dimakruhkan menutupi mulut dan hidungnya. Dengan menaruh gutroh (kain penutup kepala atau surban atau simagh (kain penutup kepala) ke mulut juga ke hidungnya. Karena Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang menutup mulutnya waktu shalat. HR Abu Dawud, (643) Ibnu Majah (966) dengan sanad hasan. Juga karena hal itu menjadikan kesusahan dan tidak jelas keluarnya huruf Ketika membaca dan berzikir. Akan tetapi hal itu dikecualikan Ketika akan menguap dengan menutup mulutnya agar menahan tidak menguap. Hal ini tidak mengapa. Sementara kalau tidak ada sebabnya, maka hal itu dimakruhkan. Kalau disekitarnya ada bau busuk yang mengganggu ketika shalat, dan membutuhkan penutup, maka hal itu tidak mengapa. Karena ada kebutuhan. Begitu juga kalau dia sedang flu dan dia mempunyai alergi kalau tidak ditutup mulutnya, ini juga termasuk kebutuhan diperbolehkan untuk menutup mulutnya.
(Syarkhul Mumti’, (2/193). Sumber : https://islamqa.info/ar/answers/335623/كيف-يتوضا-ويصلي-من-يلبس-بدلة-الحماية-من-الفيروسات 

Itulah keluasan ilmu dan basyirah ulama ahlussunnah di dalam berfatwa. Pemahamannya begitu mendalam terhadap dalil-dalil yang ada, dengan pemahaman yang benar, di atas pemahaman para salaf. 

AFM 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?