Ahlussunah Dituduh Murji'ah
AHLUSSUNNAH DITUDUH MURJI'AH
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Orang-orang khawarij di zaman dulu menjuluki atau menamai ahlussunnah dengan MURJI'AH. Bahkan ulama besar ahlussunah mereka gelari dengan murji'ah.
Berkata IImam Ahmad rahimahullahu :
الخوارج يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة وكذبت الخوارج
“Khawarij itu mereka menjuluki Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai Murji’ah dan Khawarij telah berdusta. (Thabaqat Al-Hanabilah 1/36).
Dalam teks lain, Imam Ahmad rahimahullah berkata :
وأما الخوارج فإنهم يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة ، وكذبت الخوارج ، بل هم المرجئة يزعمون أنهم على إيمان - دون الناس - ومن خالفهم كفار
“Dan adapun khawarij maka sesungguhnya mereka menjuluki Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai Murji’ah dan Khawarij telah berdusta, bahkan sebenarnya mereka lah yang Murji’ah, mereka mengklaim sesungguhnya hanya mereka yang diatas keimanan, sedangkan manusia yang lain tidak, dan mereka mengkafirkan siapa saja yang menyelisihi mereka”. (Thabaqat Al-Hanabilah 1/36).
Seseorang ahli ibadah dari kalangan khawarij datang kepada Ibnu Mubarok rahimahullah, lantas dia berkata :
يا أبا عبد الرحمن ما تقول فيمن يزني ويسرق ويشرب الخمر؟ قال لا أخرجه من الإيمان، فقال: يا أبا عبد الرحمن على كبر السن صرت مرجئا؟ فقال: لا تقبلني المرجئة. المرجئة تقول: حسناتنا مقبولة، وسيئاتنا مغفورة، ولو علمت أني قبلت مني حسنة لشهدت أني في الجنة
“Wahai Abu Abdurahman (yakni Ibnu Mubarak), apa pendapatmu terhadap seorang pezina, pencuri, dan peminum khamer?”. Beliau menjawab, “Aku tidak mengeluarkan mereka dari keimanan”. Maka lelaki itu menukas: “Wahai Abu Abdurahman, sudah tua-tua begini kamu malah jadi murji’ah”. Abdullah bin Mubarak menimpali, ”Tidak, justru kami (Ahlus sunnah) bersebrangan dengan orang murji’ah. Murji’ah mengatakan: ‘Kebaikan-kebaikan kita pasti diterima, sedangkan kejahatan-kejahatan kita pasti diampuni’. Seandainya aku (Ibn Mubarak) tahu bahwa kebajikanku sudah diterima, niscaya aku bersaksi bahwa aku masuk jannah”. (Aqidah Salaf Ashabul Hadits hal 80-81 dan Risalah Al-Ghoniyah karya Imam Al-Khothobi hal. 47).
Dalam kisah yang lain, datang seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Mubarak rahimahullah :
ترى رأي الإرجاء فقال كيف أكون مرجئا فأنا لا أرى رأي السيف
Apakah engkau menganut pemikiran Murji’ah?” Beliau menjawab, “Bagaimana mungkin aku berpemahaman Murji’ah sementara aku tidak menghalalkan darah kaum muslimin!” (Syarh Madzhab Ahlus Sunnah no. 17).
Itulah ulah khawarij kepada para ulama ahlussunnah terdahulu. Begitupula neo khawarij di zaman sekarang ini, tidak jauh berbeda dengan para pendahulunya menuduh ahlussunnah wal jamaah dengan murji'ah.
Diantara ulama ahlussunah di zaman kini yang dijuluki MURJI'AH oleh NEO KHAWARIJ adalah Syekh Al Albani rahimahullah dan murid beliau Syekh Ali Hasan hafidzahullah.
Padahal pada hakekatnya yang menggelari kedua ulama tersebut murji'ah, merekalah yang sebenarnya murji'ah atau khawarij.
Kenapa demikian? Karena mereka berpendapat tidak perlu taat kepada penguasa dan boleh memberontak. Apalagi penguasa yang zalim. Sedangkan kedua ulama ahlussunah tersebut berpendapat wajib taat kepada penguasa kepada perkara yang makruf dan haram memberontak kepada penguasa muslim.
Berkata Abdullah bin Thaahir rahimahullah mengenai Murji’ah :
يا أحمد إنكم تبغضون هؤلاء القوم جهلا، وأنا أبغضهم عن معرفة. أولا: إنهم لا يرون للسلطان طاعة الثاني: إنه ليس للإيمان عندهم قدر
“Wahai Ahmad, kamu membenci mereka (murji’ah) tanpa didasari ilmu, sedangkan aku membenci mereka dengan dasar ilmu. Pertama, mereka (murji’ah) tidak memandang taat kepada penguasa; dan yang kedua mereka tidak memandang adanya tingkatan bagi keimanan." (Diriwayatkan oleh Imam Ash-Shabuni dalam Aqidah Salaf Ashhabil Hadits hal 79-80 dan Ibnu Atsakir dalam Tarikh Dimasyq (29/219)).
Berkata Al-Imam Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah :
إن قول المرجئة يخرج إلى السيف.
“Sesungguhnya perkataan murji’ah adalah keluar (dari ketaatan) menuju (pemberontakan dengan) pedang." (HR. Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah (no. 363) dengan sanad yang hasan).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Orang-orang khawarij di zaman dulu menjuluki atau menamai ahlussunnah dengan MURJI'AH. Bahkan ulama besar ahlussunah mereka gelari dengan murji'ah.
Berkata IImam Ahmad rahimahullahu :
الخوارج يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة وكذبت الخوارج
“Khawarij itu mereka menjuluki Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai Murji’ah dan Khawarij telah berdusta. (Thabaqat Al-Hanabilah 1/36).
Dalam teks lain, Imam Ahmad rahimahullah berkata :
وأما الخوارج فإنهم يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة ، وكذبت الخوارج ، بل هم المرجئة يزعمون أنهم على إيمان - دون الناس - ومن خالفهم كفار
“Dan adapun khawarij maka sesungguhnya mereka menjuluki Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai Murji’ah dan Khawarij telah berdusta, bahkan sebenarnya mereka lah yang Murji’ah, mereka mengklaim sesungguhnya hanya mereka yang diatas keimanan, sedangkan manusia yang lain tidak, dan mereka mengkafirkan siapa saja yang menyelisihi mereka”. (Thabaqat Al-Hanabilah 1/36).
Seseorang ahli ibadah dari kalangan khawarij datang kepada Ibnu Mubarok rahimahullah, lantas dia berkata :
يا أبا عبد الرحمن ما تقول فيمن يزني ويسرق ويشرب الخمر؟ قال لا أخرجه من الإيمان، فقال: يا أبا عبد الرحمن على كبر السن صرت مرجئا؟ فقال: لا تقبلني المرجئة. المرجئة تقول: حسناتنا مقبولة، وسيئاتنا مغفورة، ولو علمت أني قبلت مني حسنة لشهدت أني في الجنة
“Wahai Abu Abdurahman (yakni Ibnu Mubarak), apa pendapatmu terhadap seorang pezina, pencuri, dan peminum khamer?”. Beliau menjawab, “Aku tidak mengeluarkan mereka dari keimanan”. Maka lelaki itu menukas: “Wahai Abu Abdurahman, sudah tua-tua begini kamu malah jadi murji’ah”. Abdullah bin Mubarak menimpali, ”Tidak, justru kami (Ahlus sunnah) bersebrangan dengan orang murji’ah. Murji’ah mengatakan: ‘Kebaikan-kebaikan kita pasti diterima, sedangkan kejahatan-kejahatan kita pasti diampuni’. Seandainya aku (Ibn Mubarak) tahu bahwa kebajikanku sudah diterima, niscaya aku bersaksi bahwa aku masuk jannah”. (Aqidah Salaf Ashabul Hadits hal 80-81 dan Risalah Al-Ghoniyah karya Imam Al-Khothobi hal. 47).
Dalam kisah yang lain, datang seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Mubarak rahimahullah :
ترى رأي الإرجاء فقال كيف أكون مرجئا فأنا لا أرى رأي السيف
Apakah engkau menganut pemikiran Murji’ah?” Beliau menjawab, “Bagaimana mungkin aku berpemahaman Murji’ah sementara aku tidak menghalalkan darah kaum muslimin!” (Syarh Madzhab Ahlus Sunnah no. 17).
Itulah ulah khawarij kepada para ulama ahlussunnah terdahulu. Begitupula neo khawarij di zaman sekarang ini, tidak jauh berbeda dengan para pendahulunya menuduh ahlussunnah wal jamaah dengan murji'ah.
Diantara ulama ahlussunah di zaman kini yang dijuluki MURJI'AH oleh NEO KHAWARIJ adalah Syekh Al Albani rahimahullah dan murid beliau Syekh Ali Hasan hafidzahullah.
Padahal pada hakekatnya yang menggelari kedua ulama tersebut murji'ah, merekalah yang sebenarnya murji'ah atau khawarij.
Kenapa demikian? Karena mereka berpendapat tidak perlu taat kepada penguasa dan boleh memberontak. Apalagi penguasa yang zalim. Sedangkan kedua ulama ahlussunah tersebut berpendapat wajib taat kepada penguasa kepada perkara yang makruf dan haram memberontak kepada penguasa muslim.
Berkata Abdullah bin Thaahir rahimahullah mengenai Murji’ah :
يا أحمد إنكم تبغضون هؤلاء القوم جهلا، وأنا أبغضهم عن معرفة. أولا: إنهم لا يرون للسلطان طاعة الثاني: إنه ليس للإيمان عندهم قدر
“Wahai Ahmad, kamu membenci mereka (murji’ah) tanpa didasari ilmu, sedangkan aku membenci mereka dengan dasar ilmu. Pertama, mereka (murji’ah) tidak memandang taat kepada penguasa; dan yang kedua mereka tidak memandang adanya tingkatan bagi keimanan." (Diriwayatkan oleh Imam Ash-Shabuni dalam Aqidah Salaf Ashhabil Hadits hal 79-80 dan Ibnu Atsakir dalam Tarikh Dimasyq (29/219)).
Berkata Al-Imam Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah :
إن قول المرجئة يخرج إلى السيف.
“Sesungguhnya perkataan murji’ah adalah keluar (dari ketaatan) menuju (pemberontakan dengan) pedang." (HR. Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah (no. 363) dengan sanad yang hasan).
Komentar
Posting Komentar