Ambisi Kekuasaan Dan Jabatan Telah Menghinakannya
AMBISI KEKUASAAN DAN JABATAN TELAH MENGHINAKANNYA
Betapa banyaknya dari zaman dulu sampai zaman sekarang ini, orang berlomba-lomba mendekati pintu-pintu kekuasaan. Mereka berusaha keras untuk menduduki kursi-kursi kepemimpinan atau kursi-kursi jabatan, seakan-akan itu merupakan kemuliaan kalau sudah meraihnya.
Bahkan untuk menggapai kekuasaannya itu kadang dengan melalui cara-cara yang tidak syar'i. Mungkin dengan cara membuat makar dan fitnah kepada pesaingnya, menyuap, kudeta, pemberontakan, atau melalui sistem yang diluar islam, pemilu demokrasi misalkan dan lain sebagainya.
Kekuasaan dan jabatan bukan jalan untuk meraih kemuliaan dan kehormatan. Hanya ketaatan kepada Allah-lah jalan satu-satunya untuk meraihnya.
Karena betapa banyak orang yang sudah meraih kekuasaan, sekarang justru menjadi orang yang terhina. Mungkin dicaci maki oleh rakyatnya, mungkin dipenjara karena terjerat kasus dan lain sebagainya.
Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah:
وقال بعض السَّلف: النَّاس يطلبون العِزَّ بأبواب الملوك، ولا يجدونه إلَّا في طاعة الله
Dan berkata sebagian salaf : Manusia itu, mereka mencari kemuliaan melalui pintu-pintu kekuasaan dan tidak mereka mendapatkannya kecuali di dalam taat kepada Allah. Ightsatul Lahfan 1/48.
Allah Ta'ala berfirman:
أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعاً.
Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi mereka (orang kafir itu) ? Maka sesungguhnya semua kemuliaan kepunyaan Allah. (QS. An Nisa : 139)
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah، berfirman Allah Ta'ala:
أيبتغون عندهم العزة ) ؟
ثم أخبر تعالى بأن العزة كلها لله وحده لا شريك له ، ولمن جعلها له . كما قال في الآية الأخرى : ( من كان يريد العزة فلله العزة جميعا ) [ فاطر : 10 ] ، وقال تعالى : ( ولله العزة ولرسوله وللمؤمنين ولكن المنافقين لا يعلمون ) [ المنافقون : 8 ] .
والمقصود من هذا التهييج على طلب العزة من جناب الله ، والالتجاء إلى عبوديته ، والانتظام في جملة عباده المؤمنين الذين لهم النصرة في هذه الحياة الدنيا ، ويوم يقوم الأشهاد .
Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi mereka (orang kafir itu) ? (QS. An Nisa 139).
Kemudian Allah Ta'ala. memberitahukan bahwa kemuliaan itu seluruhnya hanyalah milik Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan Dia memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dalam ayat yang lain disebutkan hal yang semakna, yaitu: Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. (QS. Fathir: 10)
Firman Allah Ta'ala, yang mengatakan:َ
Padahal kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui. (QS. Al-Munafiqun: 8)
Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah menggerakkan hati mereka untuk mencari kekuatan (kemuliaan) di sisi Allah, beribadah kepada-Nya dengan ikhlas, dan menggabungkan diri ke dalam barisan hamba-hamba-Nya yang beriman, karena hanya merekalah yang mendapat pertolongan di dalam kehidupan dunia ini dan di hari semua saksi dibangkitkan (hari kiamat). (Tafsir Ibnu Katsir ).
AFM
Betapa banyaknya dari zaman dulu sampai zaman sekarang ini, orang berlomba-lomba mendekati pintu-pintu kekuasaan. Mereka berusaha keras untuk menduduki kursi-kursi kepemimpinan atau kursi-kursi jabatan, seakan-akan itu merupakan kemuliaan kalau sudah meraihnya.
Bahkan untuk menggapai kekuasaannya itu kadang dengan melalui cara-cara yang tidak syar'i. Mungkin dengan cara membuat makar dan fitnah kepada pesaingnya, menyuap, kudeta, pemberontakan, atau melalui sistem yang diluar islam, pemilu demokrasi misalkan dan lain sebagainya.
Kekuasaan dan jabatan bukan jalan untuk meraih kemuliaan dan kehormatan. Hanya ketaatan kepada Allah-lah jalan satu-satunya untuk meraihnya.
Karena betapa banyak orang yang sudah meraih kekuasaan, sekarang justru menjadi orang yang terhina. Mungkin dicaci maki oleh rakyatnya, mungkin dipenjara karena terjerat kasus dan lain sebagainya.
Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah:
وقال بعض السَّلف: النَّاس يطلبون العِزَّ بأبواب الملوك، ولا يجدونه إلَّا في طاعة الله
Dan berkata sebagian salaf : Manusia itu, mereka mencari kemuliaan melalui pintu-pintu kekuasaan dan tidak mereka mendapatkannya kecuali di dalam taat kepada Allah. Ightsatul Lahfan 1/48.
Allah Ta'ala berfirman:
أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعاً.
Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi mereka (orang kafir itu) ? Maka sesungguhnya semua kemuliaan kepunyaan Allah. (QS. An Nisa : 139)
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah، berfirman Allah Ta'ala:
أيبتغون عندهم العزة ) ؟
ثم أخبر تعالى بأن العزة كلها لله وحده لا شريك له ، ولمن جعلها له . كما قال في الآية الأخرى : ( من كان يريد العزة فلله العزة جميعا ) [ فاطر : 10 ] ، وقال تعالى : ( ولله العزة ولرسوله وللمؤمنين ولكن المنافقين لا يعلمون ) [ المنافقون : 8 ] .
والمقصود من هذا التهييج على طلب العزة من جناب الله ، والالتجاء إلى عبوديته ، والانتظام في جملة عباده المؤمنين الذين لهم النصرة في هذه الحياة الدنيا ، ويوم يقوم الأشهاد .
Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi mereka (orang kafir itu) ? (QS. An Nisa 139).
Kemudian Allah Ta'ala. memberitahukan bahwa kemuliaan itu seluruhnya hanyalah milik Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan Dia memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dalam ayat yang lain disebutkan hal yang semakna, yaitu: Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. (QS. Fathir: 10)
Firman Allah Ta'ala, yang mengatakan:َ
Padahal kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui. (QS. Al-Munafiqun: 8)
Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah menggerakkan hati mereka untuk mencari kekuatan (kemuliaan) di sisi Allah, beribadah kepada-Nya dengan ikhlas, dan menggabungkan diri ke dalam barisan hamba-hamba-Nya yang beriman, karena hanya merekalah yang mendapat pertolongan di dalam kehidupan dunia ini dan di hari semua saksi dibangkitkan (hari kiamat). (Tafsir Ibnu Katsir ).
AFM
Komentar
Posting Komentar