Keadaan Kaum Muslimin Ketika Mendengar Adzan
KEADAAN KAUM MUSLIMIN KETIKA MENDENGAR ADZAN
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Ada sebagian orang atau sebagian media sosial memberitakan tentang hebatnya si pulan, ketika dia berpidato, lantas terdengar adzan, dia hentikan pidatonya. Selesai adzan, kembali pidato dilanjutkan.
Betulkah penilaian menurut mereka terhadap si pulan bahwa hal ini menunjukkan keimanan dan keislamannya si pulan yang hebat.
Sebelum penulis bahas dari kacamata syariat, terlebih dahulu penulis paparkan tentang bermacam keadaan kaum muslimin ketika mendengar adzan di masjid.
1. TIDAK MENGHENTIKAN AKTIFITAS
2. MENGHENTIKAN AKTIFITAS, SELESAI ADZAN, KEMBALI MENERUSKAN AKTIFITAS
3. MENGHENTIKAN AKTIFITAS, PULANG KE RUMAH UNTUK SHALAT
4. MENGHENTIKAN AKTIFITAS, BERSEGERA PERGI KE MASJID UNTUK MEMENUHI PANGGILAN SHALAT BERJAMAAH
Nah keadaan si pulan di atas, ada pada nomor dua. Dengan demikian, si pulan lebih baik dan lebih hebat dibandingkan dengan nomor satu.
Namun dari keempat keadaan di atas, yang memiliki kesempurnaan iman adalah nomor empat.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ…..
Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salatnya. (At Taubah : 18).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَلْزَمُ الْمَسْجِدَ ، فَلاَ تَحَرَّجُوا أَنْ تَشْهَدُوا أَنَّهُ مُؤْمِنٌ ، فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ {إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ} (رواه الحاكم - قال الذهبي في التلخيص : صحيح).
Apabila kalian melihat seorang laki-laki yang biasa ke masjid (untuk shalat jamaah), lalu mereka tidak melakukan dosa, saksikanlah bahwasannya dia seorang mukmin. Karena sesungguhnya Allah berfirman : “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah.. (At Taubah : 18). (HR. Al Hakim di Al Mustadrak. Berkata Adz Dzahabi di At Talkhish : Hadits Shahih).
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَتَعَاهَدُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالإِيمَانِ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ (إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ. (رواه الترمذي و ابن ماجة و ابن حبان.).
Apabila kalian melihat seorang laki-laki yang biasa pulang pergi ke masjid, maka saksikanlah baginya keimanan (bahwa orang itu benar-benar orang yang beriman). Karena sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: "Hanyalah yang meramaikan masjid-masjid Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hiban).
Sebagian ulama melemahkan hadits ini, namun maknanya tidak bertentangan dengan hadits yang shahih.
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Ada sebagian orang atau sebagian media sosial memberitakan tentang hebatnya si pulan, ketika dia berpidato, lantas terdengar adzan, dia hentikan pidatonya. Selesai adzan, kembali pidato dilanjutkan.
Betulkah penilaian menurut mereka terhadap si pulan bahwa hal ini menunjukkan keimanan dan keislamannya si pulan yang hebat.
Sebelum penulis bahas dari kacamata syariat, terlebih dahulu penulis paparkan tentang bermacam keadaan kaum muslimin ketika mendengar adzan di masjid.
1. TIDAK MENGHENTIKAN AKTIFITAS
2. MENGHENTIKAN AKTIFITAS, SELESAI ADZAN, KEMBALI MENERUSKAN AKTIFITAS
3. MENGHENTIKAN AKTIFITAS, PULANG KE RUMAH UNTUK SHALAT
4. MENGHENTIKAN AKTIFITAS, BERSEGERA PERGI KE MASJID UNTUK MEMENUHI PANGGILAN SHALAT BERJAMAAH
Nah keadaan si pulan di atas, ada pada nomor dua. Dengan demikian, si pulan lebih baik dan lebih hebat dibandingkan dengan nomor satu.
Namun dari keempat keadaan di atas, yang memiliki kesempurnaan iman adalah nomor empat.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ…..
Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salatnya. (At Taubah : 18).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَلْزَمُ الْمَسْجِدَ ، فَلاَ تَحَرَّجُوا أَنْ تَشْهَدُوا أَنَّهُ مُؤْمِنٌ ، فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ {إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ} (رواه الحاكم - قال الذهبي في التلخيص : صحيح).
Apabila kalian melihat seorang laki-laki yang biasa ke masjid (untuk shalat jamaah), lalu mereka tidak melakukan dosa, saksikanlah bahwasannya dia seorang mukmin. Karena sesungguhnya Allah berfirman : “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah.. (At Taubah : 18). (HR. Al Hakim di Al Mustadrak. Berkata Adz Dzahabi di At Talkhish : Hadits Shahih).
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَتَعَاهَدُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالإِيمَانِ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ (إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ. (رواه الترمذي و ابن ماجة و ابن حبان.).
Apabila kalian melihat seorang laki-laki yang biasa pulang pergi ke masjid, maka saksikanlah baginya keimanan (bahwa orang itu benar-benar orang yang beriman). Karena sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: "Hanyalah yang meramaikan masjid-masjid Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hiban).
Sebagian ulama melemahkan hadits ini, namun maknanya tidak bertentangan dengan hadits yang shahih.
Komentar
Posting Komentar