Berbuat Dosa & Berbuat Kebaikan Di Bulan Rajab

BERBUAT DOSA & BERBUAT KEBAIKAN DI BULAN RAJAB 

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Bulan RAJAB termasuk 4 bulan yang haram, bulan yang agung dan bulan yang mulia. Tiga bulan yang lain, yang istimewa tersebut adalah Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan Muharram.

Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ ." رواه البخاري ).

“Dalam satu tahun ada 12 bulan, di antaranya ada 4 bulan haram, 3 bulan secara berurutan adalah Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajabnya Mudhor yang berada di antara Jumada dan Sya’ban”. (HR. Bukhori).

Seseorang berbuat dosa di bulan RAJAB dan bulan haram lainnya, lebih besar dosanya dibandingkan dengan berbuat dosa di bulan yang lain.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu” (QS At-Taubah: 36).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

Allah Ta'ala berfirman:

{فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ}

Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu. (At-Taubah: 36).

في هذه الأشهر المحرمة ؛ لأنه آكد وأبلغ في الإثم من غيرها ، كما أن المعاصي في البلد الحرام تضاعف ،

Yakni dalam bulan-bulan Haram itu janganlah kalian berbuat aniaya terhadap diri kalian sendiri, karena dalam bulan-bulan Haram itu sanksi berbuat dosa jauh lebih berat daripada dalam hari-hari lainnya. Sebagaimana perbuatan maksiat yang dilakukan di dalam Kota Suci Mekah, berlipat ganda dosanya.  [Tafsir Ibnu Katsir].

Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri dalam bulan yang empat itu. (QS. At-Taubah: 36).

إن الظلم في الأشهر الحرم أعظم خطيئة ووزرا ، من الظلم فيما سواها ، وإن كان الظلم على كل حال عظيما ، ولكن الله يعظم من أمره ما يشاء

Sesungguhnya melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan Haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar daripada melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan yang lain, sekalipun pada prinsipnya perbuatan aniaya itu kapan saja dilakukan dosanya tetap besar. Tetapi Allah lebih memperbesar urusan-Nya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir).

Begitu pula berbuat baik di bulan RAJAB dan bulan haram lainnya lebih besar pahalanya dibandingkan dengan berbuat baik di bulan lain.

Berkata Ali Ibnu Abu Talhah radhiyallahu anhu dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau berkata sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ....sampai akhir ayat. (QS. At-Taubah: 36),

فلا تظلموا فيهن أنفسكم في كلهن ، ثم اختص من ذلك أربعة أشهر فجعلهن حراما ، وعظم حرماتهن ، وجعل الذنب فيهن أعظم ، والعمل الصالح والأجر أعظم

Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri dalam semua bulan. Kemudian dikecualikan dari semua bulan itu sebanyak empat bulan. Keempat bulan itu dijadikan sebagai bulan Haram (suci) yang kesuciannya diagungkan, dan sanksi atas perbuatan dosa yang dilakukan padanya diperbesar serta pahala amal saleh yang dilakukan di dalamnya diperbesar pula. (Tafsir Ibnu Katsir).

Keistimewaan bulan RAJAB dan bulan haram lainnya adalah larangan berperang di ke empat bulan tersebut. Haram dan tidak boleh berperang di bulan-bulan tersebut.

Allah Ta'ala berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar” (QS. Al-Baqarah:217).

Dan Allah Ta’ala berfirman:

{ فَإِذَا انسَلَخَ الأشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ }

“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka Bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka.” (QS At-Taubah: 5)

Namun ketika berperangnya sebelum bulan haram dan terus berlangsung sehingga masuk bulan haram atau diserang musuh di bulan haram, maka boleh menurut pendapat  para ulama, karena berperangnya untuk membela diri, berdasarkan dalil berikut

Allah Ta’ala berfirman:

الشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ الْحَرَامِ وَالْحُرُمَاتُ قِصَاصٌ فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ

“Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kalian, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadap kalian” (QS. Al-Baqarah:194).

Dan Allah Ta'ala  berfirman:

وَلا تُقَاتِلُوهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُم

“Dan janganlah kalian memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kalian di tempat itu. Jika mereka memerangi kalian (di tempat itu), maka bunuhlah mereka” (QS. Al-Baqarah: 191).

Berkata Ibnu Muflih rahimahullah :

وَيَجُوزُ القتال في الشهر الحرام دفعا ، إجماعا

“Berdasarkan ijma’ Ulama, boleh melakukan peperangan pada bulan-bulan haram dengan tujuan membela diri (dari serangan)” . )Zaadul Ma’aad:).

Berkata Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu:

لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْزُو فِي الشَّهْرِ الْحَرَامِ إِلَّا أَنْ يُغْزَى

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berperang pada bulan haram kecuali beliau diserbu atau mereka (kaum Muslimin) diserbu” (HR. Ahmad).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

KENAPA KAMU DIAM?

Royalti Di Akhirat