CINTA, PACARAN DAN TANGISAN
CINTA, PACARAN DAN TANGISAN
Beberapa hari ini ramai betul di medsos tentang bocah mewek, saya penasaran juga, kenapa kok viral, ada apa sebenarnya. Ternyata hanya anak ingusan yang cengeng ditinggal pacarnya.
Sepertinya dunia entertainment di negeri ini kehabisan orang yang perlu dan layak ditampilkan dan diwawancarai. Hanya berputar sekitar permasalah percintaan, dengan tektek bengek turunannya.
Pacaran dan percintaan tanpa ikatan perkawinan dalam islam haram hukumnya ditinjau dari beberapa segi.
Pertama,
Didalam islam, dilarang untuk mendekati zina, sedangkan pacaran, merupakan aktivitas yang mendorong untuk berzina. Bisa zina mata, zina tangan dan zina kemaluan.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra’: 32)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إن اللهَ كتب على ابنِ آدمَ حظَّه من الزنا ، أدرك ذلك لا محالةَ ، فزنا العينِ النظرُ ، وزنا اللسانِ المنطقُ ، والنفسُ تتمنى وتشتهي ، والفرجُ يصدقُ ذلك كلَّه أو يكذبُه
“Sesungguhnya Allah telah menakdirkan bahwa pada setiap anak Adam memiliki bagian dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Zinanya mata adalah penglihatan, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkarinya” (HR. Al Bukhari).
Kedua,
Orang pacaran itu mesti pandang-pandangan dan menatap pasangannya penuh gelora, tidak ada ceritanya orang pacaran pada pejam mata.
Memandang atau menatap yang bukan mahram, haram hukumnya. Semestinya menundukkan pandangan, bukannya diumbar.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ . وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنّ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka MENUNDUKKAN PANDANGANNYA, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan memelihara kema-luannya...(Surah An Nur : 30-31).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
هذا أمر من الله تعالى لعباده المؤمنين أن يغضوا من أبصارهم عما حرم عليهم ، فلا ينظروا إلا إلى ما أباح لهم النظر إليه ، وأن يغضوا أبصارهم عن المحارم ، فإن اتفق أن وقع البصر على محرم من غير قصد ، فليصرف بصره عنه سريعا ،
Ini merupakan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala ditujukan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka menahan PANDANGAN MATANYA terhadap hal-hal yang diharamkan bagi mereka. Oleh karena itu janganlah mereka melihat kecuali kepada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat, dan hendaklah mereka menahan pandangannya dari wanita-wanita yang maharim (yang terlarang untuk dipandang). Untuk itu apabila pandangan mata mereka melihat sesuatu yang diharamkan tanpa sengaja, hendaklah ia memalingkan pandangan matanya dengan segera darinya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Ketiga,
Orang pacaran, senang kalau berkhalwat, bersembunyi ditempat yang sunyi berduaan dengan pacarnya. Sedangkan di dalam islam, haram hukumnya orang berduaan laki-laki dan perempuan, tanpa mahramnya si perempuan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّوَمَعَهاَذُو مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki itu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita kecuali ada mahram yang menyertai wanita tersebut.” (HR. Bukhari Muslim)
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ باِمْرَأَةٍ إِلاَّكاَنَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
“Ingatlah, bahwa tidaklah seorang laki-laki itu berkhalwat dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Berkata Al-Hakim hadits Shahih).
Keempat,
Orang yang berpacaran yang namanya pegang-pegangan, itu aktivitas rutinitasnya. Memegang tangan yang bukan mahram saja, diharamkan didalam islam, apalagi memegang organ tubuh lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya (bukan mahramnya)” (HR. Thabrani. Berkata Al Albani Isnadnya Jayyid).
Kelima,
Kalau orang pacaran sudah berani memegang, maka tahap berikutnya adalah mencium. Mencium seseorang yang bukan mahram, juga terlarang dalam Islam.
Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu,
أنَّ رجلًا أصاب من امرأةٍ قُبلةً . فأتى النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فذكر ذلك له . قال فنزلت : أَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ الّليْلِ ، إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ [ 11 / هود / 114 ] . قال فقال الرجلُ : ألي هذه ؟ يا رسولَ اللهِ ! قال ” لمن عمل بها من أمتي “
“Ada seorang lelaki mencium wanita (yang bukan mahramnya). Kemudian ia datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan menceritakan perkara tersebut. Kemudian turunlah ayat (yang artinya): “Dan dirikanlah shalat di kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang BURUK. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat” (QS. Hud: 114). Maka lelaki tersebut pun mengatakan: ‘apakah ayat ini khusus untukku wahai Rasulullah?’. Beliau bersabda: untuk semua orang yang melakukan perbuatan tersebut dari umatku” (HR. Muslim). Ini menunjukkan bahwa mencium yang bukan mahram merupakan perbuatan buruk.
Keenam,
Banyak berita, orang yang hamil diluar nikah, banyak berita orang yang menggugurkan kandungannya, ini semua akibat pacaran. Zina kemaluan merupakan puncak dari zina. Dan ini banyak dilakukan oleh orang yang pacaran.
Zina merupakan perbuatan keji, dan pelakunya wajib dihukum cambuk seratus kali bagi yang belum menikah dan dirajam sampai mati bagi yang pernah menikah.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra’: 32).
Dan Allah Ta'ala berfirman,
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera. (An-Nur: 2)
Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwa Khalifah Umar radhiallahu anhu pada suatu hari berdiri di atas mimbarnya, lalu mengucapkan puji dan sanjungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, kemudian mengatakan:
أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا النَّاسُ، فَإِنَّ اللَّهَ بَعَثَ مُحَمَّدًا بِالْحَقِّ، وَأَنْزَلَ عَلَيْهِ الْكِتَابَ، فَكَانَ فِيمَا أَنْزَلَ عَلَيْهِ آيَةُ الرَّجْمِ، فَقَرَأْنَاهَا وَوَعَيْناها، وَرَجمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجمْنا بَعْدَهُ، فَأَخْشَى أَنْ يُطَولَ بِالنَّاسِ زَمَانٌ أَنْ يَقُولَ قَائِلٌ: لَا نَجِدُ آيَةَ الرَّجْمِ فِي كِتَابِ اللَّهِ، فَيَضِلُّوا بِتَرْكِ فَرِيضَةٍ قَدْ أَنْزَلَهَا اللَّهُ، فَالرَّجْمُ فِي كِتَابِ اللَّهِ حَقٌّ عَلَى مَنْ زَنَى، إِذَا أُحْصِنَ، مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ، إِذَا قَامَتِ الْبَيِّنَةُ، أَوِ الْحَبَلُ، أَوْ الِاعْتِرَافُ.
Amma Ba'du. Hai manusia, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutus Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam dengan hak dan menurunkan kepadanya Al-Qur’an. Maka di antara yang diturunkan kepadanya ialah ayat rajam, lalu kami membacanya dan menghafalnya. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah memberlakukan hukuman rajam dan kami pun memberlakukannya pula sesudah beliau tiada. Aku merasa khawatir dengan berlalunya masa pada manusia, lalu ada seseorang yang mengatakan bahwa kami tidak menemukan ayat rajam di dalam Kitabullah. Akhirnya mereka sesat karena meninggalkan suatu perintah fardu yang telah diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala Hukum rajam benar ada di dalam Kitabullah ditujukan kepada orang yang berbuat zina bila ia telah muhsan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan kesaksian telah ditegakkan terhadapnya atau terjadi kandungan atau pengakuan. (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, untuk Fajar Sadboy atau siapa saja yang lagi dimabuk cinta dan berasik masyuk berpacaran ria, bertaubatlah kepada Allah, dan jauhilah mendekati zina dengan aktivitas pacarannya.
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar