SABAR ITU DIAWAL

SABAR ITU DIAWAL

Ketika seseorang terkena musibah, kemudian dia bersabar, inilah yang mendapatkan keutamaan-keutamaan dan pahala. Bukan diawal berkeluh kesah, prustasi, marah-marah atau menyalahkan Rabb, kemudian setelah itu bersabar. 

Anas ibn Malik radhiyallahu ’anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau bersabda, ‘Bertakwalah Anda pada Allah dan bersabarlah’ Wanita itu menjawab, ‘Menjauhlah engkau dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibah yang menimpaku.’ Wanita itu tidak tahu bahwa yang berkata itu adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu: ‘Sesungguhnya (Beliau itu) adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam’. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dia tidak mendapati di rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam penjaga pintu. Lalu wanita ini berkata: "Aku tadi tidak mengenalmu." Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

" انما الصبر عند الصدمة الأولى "

Sesungguhnya sabar itu saat goncangan pertama kali. (HR. Bukhari dan Muslim). 

Disebutkan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, 

وقد بيَّن - صلى الله عليه وسلم - أن أكمل الصبر هو الذي يكون مع أول وقوع المصيبة، فقال: "إنما الصبر عند الصدمة الأولى" رواه البخاري ومسلم. 

Dan sungguh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa kesempurnaan sabar itu adalah yang ada diawal terjadi musibah. Beliau bersabda, "Sesungguhnya sabar itu saat goncangan pertama kali." (HR. Bukhari dan Muslim). Sumber : https://www.islamweb.net/ar/article/171517/

Berkata Syekh Ibnu Baaz rahimahullah, 

يعني: الصبر الذي فيه الثواب والأجر هو ما يحصل عند أول المصيبة من موت قريب أو مرض أو مفاجأة بشيء يضر الإنسان يصبر ويحتسب، 

Yakni, sabar itu yang padanya mendapatkan balasan dan pahala adalah apa yang terjadi ketika diawal musibah. Diantaranya (musibah) kematian kerabat, sakit atau tiba-tiba manusia memudharatkan dengan sesuatu, dia bersabar dan (mengharapkan) balasan (dari Allah). 

فلا يجزع، ولا يتكلم بسوء، ولا يفعل ما لا ينبغي عند الصدمة الأولى، فيثاب على ذلك.

Lalu dia tidak mengeluh, tidak berkata jelek dan tidak melakukan apa yang senantiasa dilakukan ketika ada goncangan pertama kali. Maka dia mendapatkan balasan atas yang demikian itu. (Nur Ala Darbi). Sumber : https://binbaz.org.sa/fatwas/16935/%D9

AFM 

Copas dari berbagai sumber 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?