DIPERKUSI
DIPERKUSI
Pernahkah anda diperkusi dalam menyampaikan dakwah? Pernahkah anda disidang oleh banyak orang gara-gara materi kajian atau ceramah? Pernahkah anda di telpon dan didatangi orang gara-gara menyebarkan selebaran dakwah?
Saya pernah mengalaminya beberapa kali. Satu kali ketika masih tinggal di kampung dan masing-masing satu kali ketika merantau di Kalimantan, Papua dan di Sulawesi.
Apa sebabnya?
Ya karena ketersinggungan dari materi kajian, khutbah jumat dan tulisan-tulisan saya. Yang waktu itu membahas seputar bahaya syirik dan bid'ah. Dan pentingnya tauhid dan sunnah.
Bagaimana perasaannya ketika diperkusi, disidang atau diadili oleh masyarakat atau kelompok jamaah pergerakan ?
Pokokke berat, perasaan cemas, takut dan kuatir begitu berkecamuk menjadi satu. Namun dibandingkan dengan ujian para Nabi, para sahabat dan para ulama salaf, belum seberapa, tidak ada apa-apanya dan tidaklah seberat yang dialami mereka. Karena memang ujian yang paling berat adalah apa yang dialami oleh para Nabi, kemudian baru yang mengikuti Nabi.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَشَدِ النَّاسِ بَلاَءً اَْلأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ .
Sesungguhnya diantara manusia yang paling dashyat cobaannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang mengikutinya, kemudian orang-orang yang mengikutinya, kemudian orang-orang yang mengikutinya. (Shahih Jami).
Sa'ad Bin Abi Waqqash radhiyallahu, bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: «الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلَاءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?” Beliau berkata: “Para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar diennya (agamanya). Apabila diennya kokoh, maka berat pula ujian yang dirasakannya; kalau diennya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar diennya. Dan seseorang akan senantiasa ditimpa ujian demi ujian hingga dia dilepaskan berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” (HR. At-Tirmidzi dishahihkan oleh syaikh Al-Albani).
Orang yang tidak pernah mengalami kondisi seperti ini (diperkusi, disidang atau diadili) cenderung merehkan, memandang enteng dan mencela dengan ungkapan-ungkapan, "Begitu saja sudah menyerah, begitu saja sudah mau tanda tangan atau begitu saja sudah minta maaf."
AFM
Bahasan terkait
Komentar
Posting Komentar