Salah Atau Benar Tetap Dibela
SALAH ATAU BENAR TETAP DIBELA
Salah satu sifat hizbiyyah adalah fanatik buta kepada kelompoknya, mendukung dan membela kaumnya atau membela tokoh atau gurunya, benar atau salah sekalipun.
Lihatlah sejarah orang-orang jahiliyah terdahulu di zaman awal-awal kenabian, mereka sangat membela anggota kaumnya. Mereka akan siap berperang habis-habisan kalau ada salah anggota rumpun keluarganya disakiti atau dibunuh.
Demikian pula dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, walaupun ada perbedaan keyakinan dengan sebagian kaumnya, namun kaumnya suku Bani Hasyim akan membelanya kalau Nabi shallallahu alaihi wa sallam disakiti oleh orang yang diluar sukunya.
Lihat pula peperangan yang tidak berhenti antara dua suku di Madinah sebelum kedatangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam antara suku Aus dan Khazraj, ini semua dipicu oleh fanatik jahiliyah.
Allah Ta'ala berfirman :
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْداءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْواناً
Dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hati kalian, lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (Ali Imran: 103).
Hal seperti ini masih ada di zaman sekarang ini. Bahkan ada di negara kita ini. Bila salah seorang rumpun keluarganya di sakiti, jika anggota sukunya dilukai, jika masyarakat pamnya tertumpah darahnya, mereka akan membelanya, walaupun salah, apalagi kalau benar.
Nah, kalau ini terjadi di kalangan kaum muslimin, apalagi yang menisbatkan diri kepada ahlussunnah wal jamaah, yang membela jamaahnya, ustadznya, kiyainya atau tuan gurunya secara membabi buta. Mau benar atau salah tetap dibelanya mati-matian dengan berbagai argumen pembelaan. Bahkan siap pasang badan sampai darah tertumpah sekalipun. Maka jika demikian adanya, apa bedanya dengan orang jahiliyah terdahulu.
Kaum muslimin ahlussunnah wal jamaah, akan menolong dan membantu jika seseorang berada dalam kebenaran dan tidak akan menolong dan membelanya jika dia dipihak yang salah, bahkan ia akan menasehatinya supaya ruju' kepada kebenaran, bertaubat dan mengakui kesalahannya.
AFM
Salah satu sifat hizbiyyah adalah fanatik buta kepada kelompoknya, mendukung dan membela kaumnya atau membela tokoh atau gurunya, benar atau salah sekalipun.
Lihatlah sejarah orang-orang jahiliyah terdahulu di zaman awal-awal kenabian, mereka sangat membela anggota kaumnya. Mereka akan siap berperang habis-habisan kalau ada salah anggota rumpun keluarganya disakiti atau dibunuh.
Demikian pula dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, walaupun ada perbedaan keyakinan dengan sebagian kaumnya, namun kaumnya suku Bani Hasyim akan membelanya kalau Nabi shallallahu alaihi wa sallam disakiti oleh orang yang diluar sukunya.
Lihat pula peperangan yang tidak berhenti antara dua suku di Madinah sebelum kedatangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam antara suku Aus dan Khazraj, ini semua dipicu oleh fanatik jahiliyah.
Allah Ta'ala berfirman :
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْداءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْواناً
Dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hati kalian, lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (Ali Imran: 103).
Hal seperti ini masih ada di zaman sekarang ini. Bahkan ada di negara kita ini. Bila salah seorang rumpun keluarganya di sakiti, jika anggota sukunya dilukai, jika masyarakat pamnya tertumpah darahnya, mereka akan membelanya, walaupun salah, apalagi kalau benar.
Nah, kalau ini terjadi di kalangan kaum muslimin, apalagi yang menisbatkan diri kepada ahlussunnah wal jamaah, yang membela jamaahnya, ustadznya, kiyainya atau tuan gurunya secara membabi buta. Mau benar atau salah tetap dibelanya mati-matian dengan berbagai argumen pembelaan. Bahkan siap pasang badan sampai darah tertumpah sekalipun. Maka jika demikian adanya, apa bedanya dengan orang jahiliyah terdahulu.
Kaum muslimin ahlussunnah wal jamaah, akan menolong dan membantu jika seseorang berada dalam kebenaran dan tidak akan menolong dan membelanya jika dia dipihak yang salah, bahkan ia akan menasehatinya supaya ruju' kepada kebenaran, bertaubat dan mengakui kesalahannya.
AFM
Komentar
Posting Komentar