Saya Lebih Baik
SAYA LEBIH BAIK
Iblis, merupakan makhluk yang merasa dirinya punya kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain. Merasa lebih mulia daripada Adam.
Ketika Iblis ditanya olel Allah Ta’ala tentang apa sebabnya sehingga tidak mau mengikuti perintahNya, untuk sujud kepada Adam sebagai bentuk penghormatan. Iblis mengatakan saya lebih baik dari Adam, engkau ciptakan aku dari api dan engkau ciptakan Adam dari tanah.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ. قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ. قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: SAYA LEBIH BAIK DARIPADANYA, ENGKAU CIPTAKAN SAYA DARI API, SEDANGKAN DIA ENGKAU CIPTAKAN DARI TANAH. "". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (QS. Al ‘Araf : 11-13).
Di dalam tafsir al-Muyassar disebutkan :
قال تعالى منكرًا على إبليس تَرْكَ السجود: ما منعك ألا تسجد إذ أمرتك؟ فقال إبليس: أنا أفضل منه خلقًا؛ لأني مخلوق من نار، وهو مخلوق من طين. فرأى أن النار أشرف من الطين.
Allah Ta'ala mengingkari atas iblis yang meninggalkan (tidak mau) sujud. "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Maka iblis berkata, "Saya lebih utama daripadanya (Adam) dalam penciptaan. Sesungguhnya saya makhluk (yang diciptakan) dari api, dan dia (Adam) dari tanah. Dia (iblis) memandang bahwasanya api lebih mulia daripada tanah.
Perhatikan nasehat para salaf yang begitu agung, untuk mengoreksi diri kita masing-masing untuk tidak bangga diri dan meremehkan orang lain.
Berkata Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah :
قـال الفضيـل بـن عيـاض رحمه الله تعالى :
(( يـا مسكيـن أنـت مسـيّء وتـرى أنـك محسـن ، وأنـت جاهـل وتـرى أنـك عالـم ، وتبخـل وتـرى أنـك كريـم ، وأحمـق وتـرى أنـك عاقـل ، أجلـك قصيـر وأملـك طويــل ! ))
"Wahai orang "miskin" (hamba yang lemah dan sangat membutuhkan ampunan dan rahmat Allah), sebenarnya engkau adalah pelaku keburukan, namun engkau menganggap dirimu sebagai pelaku kebaikan. Engkau orang bodoh, namun engkau menganggap dirimu sebagai orang yang berilmu. Dan engkau adalah seorang yang kikir, namun engkau memandang dirimu sebagai seorang dermawan. Dan engkau juga sebenarnya orang dungu, namun engkau memandang dirimu sebagai seorang yang berakal. Umurmu sangat pendek, namun angan-anganmu terlalu panjang."
Berkata Imam Adz-Dzahabi rahimahullah mengomentari perkataan Fudhail bin Iyadh rahimahullah :
إي واللـه صـدق ، وأنـت ظالـم وتـرى أنـك مظلـوم، وآكـل للحـرام وتـرى أنـك متـورع ، وفاسـق وتعتقـد أنـك عـدل ، وطالـب العلـم للدنيـا وتـرى أنـك تطلبـه للـه. (سيـر أعـلام النبـلاء [8/440]).
"Demi Allah, perkataan beliau benar. Dan engkau sebenarnya adalah orang yang berbuat kezaliman, namun engkau menganggap dirimu sebagai orang yang terzalimi. Engkau suka memakan hal-hal yang haram, namun engkau memandang dirimu sebagai orang yang wara' (menjaga diri dan berhati-hati dari sesuatu yang haram). Engkau seorang yang fasik, namun engkau menganggap dirimu sebagai seorang yang adil. Engkau juga sebenarnya menuntut ilmu (agama) hanya untuk mendapatkan kepentingan dunia, namun engkau menganggap dirimu sebagai penuntut ilmu yang ikhlas karena Allah." (Siyar A'lam an-Nubala' VIII/440).
Berkata Al-Munawi rahimahullah :
ينبغي للإنسان أن لا يحتقر أحدًا؛ فربما كان المحتقَرُ أطهرَ قلبًا، وأزكى عملًا، وأخلَص نيَّةً، فإنَّ احتقار عباد الله يورث الخسران، ويورث الذُّل والهَوان. فيض القدير 5 / 380
Sepantasnya seseorang tidak meremehkan seorangpun, kadang orang yang diremehkan itu, paling bersih hatinya, paling suci amalannya dan paling ikhlas niatnya.
Karena meremehkan hamba hamba Allah itu akan melahirkan kerugian dan juga melahirkan kehinaan dan kerendahan. (Fidhul qodir 5/380).
Kita berharap kepada Allah Ta'ala, terhindarkan dari sikap merendahkan dan meremehkan orang lain dan merasa diri lebih mulia, merasa diri lebih berilmu dan perasaan lebih lainnya, supaya kita tidak termasuk orang yang menyombongkan diri yang menyebabkan terhalangi untuk masuk surga.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim).
AFM
Iblis, merupakan makhluk yang merasa dirinya punya kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain. Merasa lebih mulia daripada Adam.
Ketika Iblis ditanya olel Allah Ta’ala tentang apa sebabnya sehingga tidak mau mengikuti perintahNya, untuk sujud kepada Adam sebagai bentuk penghormatan. Iblis mengatakan saya lebih baik dari Adam, engkau ciptakan aku dari api dan engkau ciptakan Adam dari tanah.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ. قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ. قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: SAYA LEBIH BAIK DARIPADANYA, ENGKAU CIPTAKAN SAYA DARI API, SEDANGKAN DIA ENGKAU CIPTAKAN DARI TANAH. "". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (QS. Al ‘Araf : 11-13).
Di dalam tafsir al-Muyassar disebutkan :
قال تعالى منكرًا على إبليس تَرْكَ السجود: ما منعك ألا تسجد إذ أمرتك؟ فقال إبليس: أنا أفضل منه خلقًا؛ لأني مخلوق من نار، وهو مخلوق من طين. فرأى أن النار أشرف من الطين.
Allah Ta'ala mengingkari atas iblis yang meninggalkan (tidak mau) sujud. "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Maka iblis berkata, "Saya lebih utama daripadanya (Adam) dalam penciptaan. Sesungguhnya saya makhluk (yang diciptakan) dari api, dan dia (Adam) dari tanah. Dia (iblis) memandang bahwasanya api lebih mulia daripada tanah.
Perhatikan nasehat para salaf yang begitu agung, untuk mengoreksi diri kita masing-masing untuk tidak bangga diri dan meremehkan orang lain.
Berkata Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah :
قـال الفضيـل بـن عيـاض رحمه الله تعالى :
(( يـا مسكيـن أنـت مسـيّء وتـرى أنـك محسـن ، وأنـت جاهـل وتـرى أنـك عالـم ، وتبخـل وتـرى أنـك كريـم ، وأحمـق وتـرى أنـك عاقـل ، أجلـك قصيـر وأملـك طويــل ! ))
"Wahai orang "miskin" (hamba yang lemah dan sangat membutuhkan ampunan dan rahmat Allah), sebenarnya engkau adalah pelaku keburukan, namun engkau menganggap dirimu sebagai pelaku kebaikan. Engkau orang bodoh, namun engkau menganggap dirimu sebagai orang yang berilmu. Dan engkau adalah seorang yang kikir, namun engkau memandang dirimu sebagai seorang dermawan. Dan engkau juga sebenarnya orang dungu, namun engkau memandang dirimu sebagai seorang yang berakal. Umurmu sangat pendek, namun angan-anganmu terlalu panjang."
Berkata Imam Adz-Dzahabi rahimahullah mengomentari perkataan Fudhail bin Iyadh rahimahullah :
إي واللـه صـدق ، وأنـت ظالـم وتـرى أنـك مظلـوم، وآكـل للحـرام وتـرى أنـك متـورع ، وفاسـق وتعتقـد أنـك عـدل ، وطالـب العلـم للدنيـا وتـرى أنـك تطلبـه للـه. (سيـر أعـلام النبـلاء [8/440]).
"Demi Allah, perkataan beliau benar. Dan engkau sebenarnya adalah orang yang berbuat kezaliman, namun engkau menganggap dirimu sebagai orang yang terzalimi. Engkau suka memakan hal-hal yang haram, namun engkau memandang dirimu sebagai orang yang wara' (menjaga diri dan berhati-hati dari sesuatu yang haram). Engkau seorang yang fasik, namun engkau menganggap dirimu sebagai seorang yang adil. Engkau juga sebenarnya menuntut ilmu (agama) hanya untuk mendapatkan kepentingan dunia, namun engkau menganggap dirimu sebagai penuntut ilmu yang ikhlas karena Allah." (Siyar A'lam an-Nubala' VIII/440).
Berkata Al-Munawi rahimahullah :
ينبغي للإنسان أن لا يحتقر أحدًا؛ فربما كان المحتقَرُ أطهرَ قلبًا، وأزكى عملًا، وأخلَص نيَّةً، فإنَّ احتقار عباد الله يورث الخسران، ويورث الذُّل والهَوان. فيض القدير 5 / 380
Sepantasnya seseorang tidak meremehkan seorangpun, kadang orang yang diremehkan itu, paling bersih hatinya, paling suci amalannya dan paling ikhlas niatnya.
Karena meremehkan hamba hamba Allah itu akan melahirkan kerugian dan juga melahirkan kehinaan dan kerendahan. (Fidhul qodir 5/380).
Kita berharap kepada Allah Ta'ala, terhindarkan dari sikap merendahkan dan meremehkan orang lain dan merasa diri lebih mulia, merasa diri lebih berilmu dan perasaan lebih lainnya, supaya kita tidak termasuk orang yang menyombongkan diri yang menyebabkan terhalangi untuk masuk surga.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim).
AFM
Komentar
Posting Komentar