Kematian Ahlussunnah Dan Ahlul Bid'ah
KEMATIAN AHLUSSUNNAH DAN AHLUL BID'AH
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Jika salah seorang ahlussunnah meninggal dunia, ahlussunnah yang lain bersedih hati dan seakan-akan kehilangan salah satu anggota badan.
Sebaliknya ahlul hawa bergembira ria dan bersuka cita atas kematian ahlussunnah.
Jika salah seorang ahlussunnah meninggal dunia, ahlussunnah yang lain bersedih hati dan seakan-akan kehilangan salah satu anggota badan.
Sebaliknya ahlul hawa bergembira ria dan bersuka cita atas kematian ahlussunnah.
Sungguh sangat mengherankan ketika ada ahlul bid'ah meninggal, justru ahlussunnah bersedih dan bersimpati atas kematiannya. Bahkan mengatakan matinya dalam keadaaan baik. Yang lebih parah lagi mengatakan, mati dalam keadaan syahid.
Berkata Ayub (As-Sakhtiyani) rahimahullah :
إني أُخبر بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقد بعض أعضائي
“Sungguh aku mendapat kabar tentang kematian seseorang dari Ahlus Sunnah, maka aku merasa seakan-akan telah kehilangan sebagian anggota badanku.” (Hilyatul Auliya’ - Abu Nu’aim Al-Ashbahani III/9, dan Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah - Al-Lalaka’i I/60/29).
Berkata Hammad bin Zaid rahimahullah :
حضرت أيوب السختياني وهو يغسل شعيب بن الحبحاب، وهو يقول: إن الذين يتمنون موت أهل السنة يريدون أن يطفئوا نور الله بأفواههم ، والله متم نوره ولو كره الكافرون
“Saya mendatangi Ayyub as-Sikhtiyaniy, sementara dia sedang memandikan Syu’aib bin Habhaab. Dia mengatakan: ‘Sesungguhnya, barangsiapa yang menginginkan kematian seorang Ahlus Sunnah, maka dia menginginkan padamnya cahaya Allah. Dan Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya.” [HR. Al-Laalika’iy dalam Syarh Ushul Al-I’tiqod (no. 35)]
Berkata Ayub (As-Sakhtiyani) rahimahullah :
إني أُخبر بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقد بعض أعضائي
“Sungguh aku mendapat kabar tentang kematian seseorang dari Ahlus Sunnah, maka aku merasa seakan-akan telah kehilangan sebagian anggota badanku.” (Hilyatul Auliya’ - Abu Nu’aim Al-Ashbahani III/9, dan Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah - Al-Lalaka’i I/60/29).
Berkata Hammad bin Zaid rahimahullah :
حضرت أيوب السختياني وهو يغسل شعيب بن الحبحاب، وهو يقول: إن الذين يتمنون موت أهل السنة يريدون أن يطفئوا نور الله بأفواههم ، والله متم نوره ولو كره الكافرون
“Saya mendatangi Ayyub as-Sikhtiyaniy, sementara dia sedang memandikan Syu’aib bin Habhaab. Dia mengatakan: ‘Sesungguhnya, barangsiapa yang menginginkan kematian seorang Ahlus Sunnah, maka dia menginginkan padamnya cahaya Allah. Dan Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya.” [HR. Al-Laalika’iy dalam Syarh Ushul Al-I’tiqod (no. 35)]
Para salaf berbahagia kalau mendengar kematian orang fajir dan ahlul bid'ah. Mereka memuji Allah atas kematiannya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَريحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
” Adapun (kematian) seorang yang fajir, akan merasa bebas darinya para hamba, negara, pepohonan dan binatang-binatang ” (HR. Bukhari dan Muslim).
Salamah Bin Syubaib mengatakan: ketika saya bersama Abdur Razzaq (seorang tabi'ut tabi'in) datanglah kabar kematian Abdul Majied (dia adalah Ibnu Abdil Aziz Bin Abi Rawwad tokoh Murji’ah). lalu beliau (Abdur Razzaq) mengatakan: Segala puji bagi Allah yang telah membebaskan ummat Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dari Abdul Majied (Siyar A’lam An-Nubalaa’ 9/435). Abdul Majied dia adalah
Ketika datang kabar kematian Wahab Al-Qurasy (dia adalah seorang yang sesat dan menyesatkan) kepada Abdurrahman Ibnu Mahdi (tabiut tabi'in) beliau berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah membebaskan kaum muslimin darinya”. (Lisanul Mizan Karya Imam Ibnu Hajar, 8/402).
al-Imam al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَريحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
” Adapun (kematian) seorang yang fajir, akan merasa bebas darinya para hamba, negara, pepohonan dan binatang-binatang ” (HR. Bukhari dan Muslim).
Salamah Bin Syubaib mengatakan: ketika saya bersama Abdur Razzaq (seorang tabi'ut tabi'in) datanglah kabar kematian Abdul Majied (dia adalah Ibnu Abdil Aziz Bin Abi Rawwad tokoh Murji’ah). lalu beliau (Abdur Razzaq) mengatakan: Segala puji bagi Allah yang telah membebaskan ummat Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dari Abdul Majied (Siyar A’lam An-Nubalaa’ 9/435). Abdul Majied dia adalah
Ketika datang kabar kematian Wahab Al-Qurasy (dia adalah seorang yang sesat dan menyesatkan) kepada Abdurrahman Ibnu Mahdi (tabiut tabi'in) beliau berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah membebaskan kaum muslimin darinya”. (Lisanul Mizan Karya Imam Ibnu Hajar, 8/402).
al-Imam al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
فيمن توفي سنة 568 هـ – : الحسن بن صافي بن بزدن التركي ، كان من أكابر أمراء بغداد المتحكمين في الدولة ، ولكنه كان رافضيّاً خبيثاً متعصباً للروافض ، وكانوا في خفارته وجاهه ، حتى أراح الله المسلمين منه في هذه السنَة في ذي الحجة منها ، ودفن بداره ، ثم نقل إلى مقابر قريش ، فلله الحمد والمنَّة . وحين مات فرح أهل السنة بموته فرحاً شديداً ، وأظهروا الشكر لله ، فلا تجد أحداً منهم إلا يحمد الله البداية والنهاية 12 / 338
“Al-Hasan bin Shafi bin Bazdan at-Turki, salah seorang tokoh besar pemerintahan Baghdad yang berkuasa di negara. Namun dia adalah seorang rafidhah busuk, sangat fanatik kepada kaum rafidhah. Mereka (kaum rafidhah) benar-benar di bawah perlindungan dan ketenarannya. Hingga akhirnya Allah bebaskan kaum muslimin dari kejelekan orang ini (yakni Allah binasakan si Hasan bin Shafi, pen) pada bulan Dzulhijjah tahun tersebut (568 H). Dia pun dikubur di rumahnya, kemudian dipindahkan ke pekuburan Quraisy. Hanya milik Allah sajalah segala pujian dan pemberian. Ketika dia (Hasan bim Shafi) mati, Ahlus Sunnah sangat bergembira dengan kematiannya. Menampakkan syukur kepada Allah. Sehingga tidaklah kamu dapati seorang pun dari mereka keculi mengucapkan tahmid kepada Allah.” (al-Bidayah an-Nihayah 12/338).
Komentar
Posting Komentar