Edisi Manhaj 2
Edisi Manhaj
SEBAB-SEBAB KESESATAN (2)
Allah Ta'ala berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah 100).
Berkata Asy Syeikh Sholih Al Fauzan hafidzahullah:
منهج السلف علم نافع وعمل صالح وأخوة في دين الله وتعاون على البر والتقوى هذا منهج السلف الصالح الذي من تمسك به نجا من الفتن والشرور وانحاز إلى رضى الله سبحانه وتعالى (رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ)، كل يريد الجنات التي تجري تحتها الأنهار، كل لا يريد النار ولا يريد العذاب، لكن الكلام على اتخاذ الأسباب التي توصل إلى الجنة وتنجي من النار، ما فيه أسباب إلا التزام منهج السلف الصالح، قال الإمام مالك رحمه الله: (لا يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها)
Manhaj salaf adalah ilmu yang bermanfaat dan amalan yang sholih. Ukhuwwah (persaudaraan) didalam agama Allah. Ta'awun diatas kebaikan dan ketakwaan. inilah manhaj salafus sholih yang barang siapa berpegang dengannya akan selamat dari fitnah, kejelekan, dan dia akan meraih keridhoan Allah Subahanahu Wa Ta'ala.
"Allah ridho atas mereka, dan mereka ridho kepada Allah, dan Allah sediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai"
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya tentang Firqah Najiyah (golongan yang selamat) beliau menjawab:
"هم السلفيون وكل من مشى على طريقة السلف الصالح"
“Mereka adalah Salafiyyun, dan seluruh orang yang berjalan di atas jalan As Salafush Shalih.” (Majmu’ Rasail Li Islahil Fardi wal Mujtami’, hal.162)..
Berkata Al'Alamah Sholeh Al Fauzan hafidzahullah:
"الحق هو ما وافق الكتاب والسنة بفهم السلف". الأجوبة المفيدة - س113
Kebenaran itu adalah apa-apa yang mencocoki al-Qur'an dan as Sunnah sesuai dengan pemahaman salaf. (Al-Ajwibah al-Mufidah -pertanyaan ke 113).
Maka seseorang atau kelompok (jamaah) yang berpegang teguh dengan alquran dan as sunnah, namun pemahamannya tidak berdasarkan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf, mereka akan menyimpang dari jalan yang lurus. Mereka akan sesat dan menyesatkan.
Allah Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An Nisa 115).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
Allah Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يُشاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدى
Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. QS. (An-Nisa: 115)
Barang siapa yang menempuh jalan selain jalan syariat yang didatangkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka ia berada di suatu belahan, sedangkan syariat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berada di belahan yang lain. Hal tersebut dilakukannya dengan sengaja sesudah tampak jelas baginya jalan kebenaran.
Allah Ta'ala berfirman:
وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِين
َ
من ظن أنه يأخذ من الكتاب والسنة بدون أن يقتدي بالصحابة ويتبع غير سبيلهم، فهو من أهل البدع.
“Siapa yang menyangka bahwa dia cukup mengambil al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa perlu meneladani para Shahabat dan dia mengikuti selain jalan yang mereka tempuh, maka dia termasuk ahli bid’ah.” (Mukhtashar al-Fatawa al-Mishriyyah, hlm. 556).
Berkata Al Allamah Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah :
أصول الدعوة السلفية قائمة على ثلاث دعائم : القرءان الكريم والسنة الصحيحة وفهمها علي منهج السلف الصالح من الصحابة والتابعين وأتباعهم . وسـبـب ضـَلال الفـرق كـلّـهَا قَـديما وحـَـديثا هُـو عـدم التّـمـسك بالدعـامة الثالثة. مجلة الاصالة العدد ٢٣
"Pokok-pokok dakwah salafiyah tegak di atas tiga pilar :
- ALQURAN ALKARIM,
- SUNNAH YANG SHAHIH
- DAN MEMAHAMI KEDUANYA ATAS MANHAJ SALAFUSHSHALEH DARI SAHABAT, TABI'IN DAN DAN YANG MENGIKUTI MEREKA.
Dan sebab kesesatan dari seluruh kelompok-kelompok yang ada, dahulu dan sekarang adalah tidak berpegang teguh dengan penyangga yang ketiga.". [majalah al ashalah edisi ke- 23]
Contoh kasus, seseorang atau kelompok (jamaah) yang memahami alquran dan as sunnah bukan dengan pemahaman yang benar, misalkan ada sebuah ayat dalam alquran dalam surah Thaha ayat 14:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Orang-orang shufi dan para pemimpinnya menafsirkan dan memahami ayat ini, bahwa kalau sudah ingat Allah atau istilah jawa sudah ILING, tidak perlu lagi shalat, yang masih shalat itu masih tingkatkan syariat, tingkatan paling rendah menurut mereka.
Contoh lain misalkan tentang surah albaqarah 115:
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Orang-orang yang menyimpang menafsirkan ayat ini, bahwa shalat menghadap kemana pun tidak masalah berdasarkan ayat ini yang mereka pahami.
Nah, kalau kita kembalikan kepada petunjuk Rasulullah dan praktek dari para sahabat, mengenai kedua ayat di atas, betulkah mereka mengamalkan demikian? Tentulah tidak demikian, mereka tetap shalat dan mereka tetap shalat menghadap kiblat (kabah) kecuali kalau memang tidak tahu arah sama sekali.
Dan masih banyak ayat lain yang dipahami dan ditafsirkan berdasarkan akalnya, hawa nafsu, perasaannya atau cocokologi.
Kesimpulannya, agar tidak menyimpang dari jalan yang benar, selain berpegang teguh dengan alquran dan as sunnah, maka keduanya harus dipahami dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf. Itulah tiga dasar pokok manhaj salaf (berpegang teguh dengan alquran, as sunnah dan memahami keduanya dengan pemahaman salaf).
Bersambung ...insya Allah
SEBAB-SEBAB KESESATAN (2)
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Banyak diantara manusia atau kelompok (jamaah) yang menyeru dan mendakwahkan untuk kembali kepada alquran dan as sunnah, namun mereka memahami alquran dan as sunnah dengan akal mereka, perasaan mereka, hawa nafsu mereka atau dengan cara cocokologi.
Maka disinilah perlunya memahami alquran dan as sunnah dengan pemahaman yang benar. Pemahaman para salaf, pemahaman para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan baik. Inilah kebenaran yang mesti segenap kaum muslimin berjalan diatasnya. Inilah jalan keselamatan, jalan yang Allah ridhoi dan jalan yang terang yang mengantarkan ke surga.
Banyak diantara manusia atau kelompok (jamaah) yang menyeru dan mendakwahkan untuk kembali kepada alquran dan as sunnah, namun mereka memahami alquran dan as sunnah dengan akal mereka, perasaan mereka, hawa nafsu mereka atau dengan cara cocokologi.
Maka disinilah perlunya memahami alquran dan as sunnah dengan pemahaman yang benar. Pemahaman para salaf, pemahaman para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan baik. Inilah kebenaran yang mesti segenap kaum muslimin berjalan diatasnya. Inilah jalan keselamatan, jalan yang Allah ridhoi dan jalan yang terang yang mengantarkan ke surga.
Allah Ta'ala berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah 100).
Berkata Asy Syeikh Sholih Al Fauzan hafidzahullah:
منهج السلف علم نافع وعمل صالح وأخوة في دين الله وتعاون على البر والتقوى هذا منهج السلف الصالح الذي من تمسك به نجا من الفتن والشرور وانحاز إلى رضى الله سبحانه وتعالى (رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ)، كل يريد الجنات التي تجري تحتها الأنهار، كل لا يريد النار ولا يريد العذاب، لكن الكلام على اتخاذ الأسباب التي توصل إلى الجنة وتنجي من النار، ما فيه أسباب إلا التزام منهج السلف الصالح، قال الإمام مالك رحمه الله: (لا يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها)
Manhaj salaf adalah ilmu yang bermanfaat dan amalan yang sholih. Ukhuwwah (persaudaraan) didalam agama Allah. Ta'awun diatas kebaikan dan ketakwaan. inilah manhaj salafus sholih yang barang siapa berpegang dengannya akan selamat dari fitnah, kejelekan, dan dia akan meraih keridhoan Allah Subahanahu Wa Ta'ala.
"Allah ridho atas mereka, dan mereka ridho kepada Allah, dan Allah sediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai"
Semua menginginkan surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, semua tidak menginginkan neraka, semua tidak menginginkan adzab, tetapi permasalahannya bagaimana mengambil sebab untuk bisa sampai kedalam jannah dan menyelamatkan dari neraka. Tidak ada sebab lain kecuali berpegang dengan manhaj salafush sholeh.http://www.alfawzan.af. org.sa/node/14381
Berkata Al-Imam Abu 'Amr Al-Auza'i rahimahullah:
" عليك باثار السلف وان رفضك الناس، واياك واراء الرجال وان زخرفوه لك بالقول " ( الشريعة : 63 )
"Wajib bagimu untuk berpegang teguh dengan ilmu yang diwariskan oleh para salaf terbaik ummat ini (salafush sholih) meskipun orang-orang menentangmu, dan berhati-hatilah dari pemikiran-pemikiran para tokoh (yang menyimpang) meskipun mereka menghias untukmu dengan kata-kata indah." (Asy-Syari'ah 63).
"هم السلفيون وكل من مشى على طريقة السلف الصالح"
“Mereka adalah Salafiyyun, dan seluruh orang yang berjalan di atas jalan As Salafush Shalih.” (Majmu’ Rasail Li Islahil Fardi wal Mujtami’, hal.162)..
Berkata Al'Alamah Sholeh Al Fauzan hafidzahullah:
"الحق هو ما وافق الكتاب والسنة بفهم السلف". الأجوبة المفيدة - س113
Kebenaran itu adalah apa-apa yang mencocoki al-Qur'an dan as Sunnah sesuai dengan pemahaman salaf. (Al-Ajwibah al-Mufidah -pertanyaan ke 113).
Maka seseorang atau kelompok (jamaah) yang berpegang teguh dengan alquran dan as sunnah, namun pemahamannya tidak berdasarkan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf, mereka akan menyimpang dari jalan yang lurus. Mereka akan sesat dan menyesatkan.
Allah Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An Nisa 115).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
Allah Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يُشاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدى
Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. QS. (An-Nisa: 115)
Barang siapa yang menempuh jalan selain jalan syariat yang didatangkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka ia berada di suatu belahan, sedangkan syariat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berada di belahan yang lain. Hal tersebut dilakukannya dengan sengaja sesudah tampak jelas baginya jalan kebenaran.
Allah Ta'ala berfirman:
وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِين
َ
Dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. (An-Nisa: 115)
Makna firman ini saling berkaitan dengan apa yang digambarkan oleh firman pertama tadi. Tetapi adakalanya pelanggaran tersebut terhadap nash syariat, dan adakalanya bertentangan dengan apa yang telah disepakati oleh umat Muhammad dalam hal-hal yang telah dimaklumi kesepakatan mereka (para sahabat) secara' nyata. Karena sesungguhnya dalam kesepakatan mereka telah dipelihara dari kekeliruan, sebagai karunia Allah demi menghormati mereka dan memuliakan Nabi mereka. (Tafsir Ibnu Katsir Surah An Nisa 15).
Para salaf mengatakan tentang ayat di atas, siapa orang-orang mukmin yang dimaksud dan siapa orang-orang mukmin di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tentulah yang di maksud dan yang ada pada zaman itu adalah para sahabat.
Maka karena itulah, siapa yang tidak mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berupa alquran dan as sunnah serta pemahaman para sahabat, pastilah tersesat jalan dan termasuk ahlul bid'ah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
Makna firman ini saling berkaitan dengan apa yang digambarkan oleh firman pertama tadi. Tetapi adakalanya pelanggaran tersebut terhadap nash syariat, dan adakalanya bertentangan dengan apa yang telah disepakati oleh umat Muhammad dalam hal-hal yang telah dimaklumi kesepakatan mereka (para sahabat) secara' nyata. Karena sesungguhnya dalam kesepakatan mereka telah dipelihara dari kekeliruan, sebagai karunia Allah demi menghormati mereka dan memuliakan Nabi mereka. (Tafsir Ibnu Katsir Surah An Nisa 15).
Para salaf mengatakan tentang ayat di atas, siapa orang-orang mukmin yang dimaksud dan siapa orang-orang mukmin di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tentulah yang di maksud dan yang ada pada zaman itu adalah para sahabat.
Maka karena itulah, siapa yang tidak mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berupa alquran dan as sunnah serta pemahaman para sahabat, pastilah tersesat jalan dan termasuk ahlul bid'ah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
من ظن أنه يأخذ من الكتاب والسنة بدون أن يقتدي بالصحابة ويتبع غير سبيلهم، فهو من أهل البدع.
“Siapa yang menyangka bahwa dia cukup mengambil al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa perlu meneladani para Shahabat dan dia mengikuti selain jalan yang mereka tempuh, maka dia termasuk ahli bid’ah.” (Mukhtashar al-Fatawa al-Mishriyyah, hlm. 556).
Berkata Al Allamah Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah :
أصول الدعوة السلفية قائمة على ثلاث دعائم : القرءان الكريم والسنة الصحيحة وفهمها علي منهج السلف الصالح من الصحابة والتابعين وأتباعهم . وسـبـب ضـَلال الفـرق كـلّـهَا قَـديما وحـَـديثا هُـو عـدم التّـمـسك بالدعـامة الثالثة. مجلة الاصالة العدد ٢٣
"Pokok-pokok dakwah salafiyah tegak di atas tiga pilar :
- ALQURAN ALKARIM,
- SUNNAH YANG SHAHIH
- DAN MEMAHAMI KEDUANYA ATAS MANHAJ SALAFUSHSHALEH DARI SAHABAT, TABI'IN DAN DAN YANG MENGIKUTI MEREKA.
Dan sebab kesesatan dari seluruh kelompok-kelompok yang ada, dahulu dan sekarang adalah tidak berpegang teguh dengan penyangga yang ketiga.". [majalah al ashalah edisi ke- 23]
Contoh kasus, seseorang atau kelompok (jamaah) yang memahami alquran dan as sunnah bukan dengan pemahaman yang benar, misalkan ada sebuah ayat dalam alquran dalam surah Thaha ayat 14:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Orang-orang shufi dan para pemimpinnya menafsirkan dan memahami ayat ini, bahwa kalau sudah ingat Allah atau istilah jawa sudah ILING, tidak perlu lagi shalat, yang masih shalat itu masih tingkatkan syariat, tingkatan paling rendah menurut mereka.
Contoh lain misalkan tentang surah albaqarah 115:
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Orang-orang yang menyimpang menafsirkan ayat ini, bahwa shalat menghadap kemana pun tidak masalah berdasarkan ayat ini yang mereka pahami.
Nah, kalau kita kembalikan kepada petunjuk Rasulullah dan praktek dari para sahabat, mengenai kedua ayat di atas, betulkah mereka mengamalkan demikian? Tentulah tidak demikian, mereka tetap shalat dan mereka tetap shalat menghadap kiblat (kabah) kecuali kalau memang tidak tahu arah sama sekali.
Dan masih banyak ayat lain yang dipahami dan ditafsirkan berdasarkan akalnya, hawa nafsu, perasaannya atau cocokologi.
Kesimpulannya, agar tidak menyimpang dari jalan yang benar, selain berpegang teguh dengan alquran dan as sunnah, maka keduanya harus dipahami dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf. Itulah tiga dasar pokok manhaj salaf (berpegang teguh dengan alquran, as sunnah dan memahami keduanya dengan pemahaman salaf).
Bersambung ...insya Allah
Komentar
Posting Komentar