Edisi Membantah Hoax 3
Edisi Membantah Hoax
HOAX, SALAFI ANTI TAHLILAN, MELARANG DAN MEMBID'AHKANNYA
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Berita bohong dan fitnah berikutnya dari ahlul bid'ah kepada salafi ahlussunnah wal jamaah, yakni tentang tahlilan. Mereka katakan bahwa salafi anti tahlilan, melarang dan membid'ahkannya.
Kalau yang mereka tuduhkan itu, bahwa salafi tidak merayakan acara perayaan kematian selama 7 hari, perayaan kematian hari yang ke 40, 100 dan 1000, ini benar adanya. Memang salafi tidak merayakan kematian. Karena salafi ahlussunnah wal jamaah menteladani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang tidak merayakan kematian.
Jika ada kematian, mereka cukup dengan mendatangi rumah si mayit, mendoakan si mayit, menasehati untuk bersabar kepada keluarga si mayit dan membawa sedikit makanan untuk mereka.
Tetapi kalau mereka mengatakan bahwa salafi anti tahlilan, melarang dan membid'ahkannya dalam artian membaca tahlil, ini merupakan berita HOAX.
Mana mungkin para dai salafi dan para jamaahnya anti tahlilan, melarang dan membid'ahkannya, wong yang mereka kaji, mereka pelajari dan mereka dakwahkan terus menerus adalah kalimat tauhid, kalimat tahlil LAA ILAAHA ILLALLAH.
Dan mana mungkin perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mereka abaikan serta mana mungkin wirid dan kebaikan yang utama mereka tidak amalkan, sedangkan salafi ahlussunnah wal jamaah terdepan dalam beramal kebaikan yang berdasarkan dalil yang shahih.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
أكثروا من شهادة : أن لا إله إلا الله قبل أن يحال بينكم و بينها
“Perbanyaklah mengucapkan syahadat LAA ILAAHA ILLALLAAH sebelum kalian terhalang dari syahadat itu. (HR Abu Ya’la. Hadits Hasan).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ
“Sebaik-baik dzikir adalah LAA ILAAHA ILLALLAAH dan sebaik-baik doa adalah AL HAMDULILLAAHI .” (HR. Tarmidzi. Berkata Syeikh Al Albani : Hadits Shahih).
Berkata Abu Dzar radhiyallahu anhu :
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْصِنِي قَالَ إِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَأَتْبِعْهَا حَسَنَةً تَمْحُهَا قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِنْ الْحَسَنَاتِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ هِيَ أَفْضَلُ الْحَسَنَاتِ
“Aku bertanya pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat.’ Beliau bersabda: “Kalau engkau berbuat jelek maka ikutilah dengan kebaikan hingga ia bisa menghapuskannya.” Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah apakah ‘Laa Ilaaha Illallah’ itu bagian dari kebaikan?” Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Tahlil adalah kebaikan paling utama.” (HR Ahmad. Berkata Syeikh Syuaib Al Arnuth : Hadits Shahih).
Cuma bedanya mereka mewiridkan kalimat tauhid ini tidak sebagaimana penuduhnya. Mereka mewiridkannya dengan suara yang lembut, tidak mengeraskan suara, tidak menggoyangkan kepala ke kiri ke kanan atau mengangguk-anggukannya, tidak memukul-mukulkan tangannya di paha, tidak berjamaah dan tidak pula diiringi musik. Tidak menentukan hitungan sampai sekian ratus atau sekian ribu kali, kecuali yang Rasulullah tentukan hitungannya, tidak pula menggunakan alat hitung, cukup dengan jari-jari mereka.
Kesimpulannya, kabar berita dan fitnah yang tersebar bahwa salafi anti tahlilan, melarang dan membid'ahkannya (dalam artian membaca tahlil) adalah HOAX semata.
HOAX, SALAFI ANTI TAHLILAN, MELARANG DAN MEMBID'AHKANNYA
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Berita bohong dan fitnah berikutnya dari ahlul bid'ah kepada salafi ahlussunnah wal jamaah, yakni tentang tahlilan. Mereka katakan bahwa salafi anti tahlilan, melarang dan membid'ahkannya.
Kalau yang mereka tuduhkan itu, bahwa salafi tidak merayakan acara perayaan kematian selama 7 hari, perayaan kematian hari yang ke 40, 100 dan 1000, ini benar adanya. Memang salafi tidak merayakan kematian. Karena salafi ahlussunnah wal jamaah menteladani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang tidak merayakan kematian.
Jika ada kematian, mereka cukup dengan mendatangi rumah si mayit, mendoakan si mayit, menasehati untuk bersabar kepada keluarga si mayit dan membawa sedikit makanan untuk mereka.
Tetapi kalau mereka mengatakan bahwa salafi anti tahlilan, melarang dan membid'ahkannya dalam artian membaca tahlil, ini merupakan berita HOAX.
Mana mungkin para dai salafi dan para jamaahnya anti tahlilan, melarang dan membid'ahkannya, wong yang mereka kaji, mereka pelajari dan mereka dakwahkan terus menerus adalah kalimat tauhid, kalimat tahlil LAA ILAAHA ILLALLAH.
Dan mana mungkin perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mereka abaikan serta mana mungkin wirid dan kebaikan yang utama mereka tidak amalkan, sedangkan salafi ahlussunnah wal jamaah terdepan dalam beramal kebaikan yang berdasarkan dalil yang shahih.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
أكثروا من شهادة : أن لا إله إلا الله قبل أن يحال بينكم و بينها
“Perbanyaklah mengucapkan syahadat LAA ILAAHA ILLALLAAH sebelum kalian terhalang dari syahadat itu. (HR Abu Ya’la. Hadits Hasan).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ
“Sebaik-baik dzikir adalah LAA ILAAHA ILLALLAAH dan sebaik-baik doa adalah AL HAMDULILLAAHI .” (HR. Tarmidzi. Berkata Syeikh Al Albani : Hadits Shahih).
Berkata Abu Dzar radhiyallahu anhu :
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْصِنِي قَالَ إِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَأَتْبِعْهَا حَسَنَةً تَمْحُهَا قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِنْ الْحَسَنَاتِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ هِيَ أَفْضَلُ الْحَسَنَاتِ
“Aku bertanya pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat.’ Beliau bersabda: “Kalau engkau berbuat jelek maka ikutilah dengan kebaikan hingga ia bisa menghapuskannya.” Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah apakah ‘Laa Ilaaha Illallah’ itu bagian dari kebaikan?” Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Tahlil adalah kebaikan paling utama.” (HR Ahmad. Berkata Syeikh Syuaib Al Arnuth : Hadits Shahih).
Cuma bedanya mereka mewiridkan kalimat tauhid ini tidak sebagaimana penuduhnya. Mereka mewiridkannya dengan suara yang lembut, tidak mengeraskan suara, tidak menggoyangkan kepala ke kiri ke kanan atau mengangguk-anggukannya, tidak memukul-mukulkan tangannya di paha, tidak berjamaah dan tidak pula diiringi musik. Tidak menentukan hitungan sampai sekian ratus atau sekian ribu kali, kecuali yang Rasulullah tentukan hitungannya, tidak pula menggunakan alat hitung, cukup dengan jari-jari mereka.
Kesimpulannya, kabar berita dan fitnah yang tersebar bahwa salafi anti tahlilan, melarang dan membid'ahkannya (dalam artian membaca tahlil) adalah HOAX semata.
Komentar
Posting Komentar