Edisi Manhaj 1
Edisi Manhaj
SEBAB-SEBAB KESESATAN (1)
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Pada tulisan kali ini penulis akan menuliskan beberapa sebab tersesatnya manusia atau suatu kelompok (jamaah) dari jalan yang lurus.
Karena pembahasan ini panjang, Insya Allah penulis akan bagi beberapa tulisan.
Bahasan yang pertama, sebab tersesatnya manusia atau suatu kelompok, dikarenakan mereka tidak berpegang teguh dengan alquran dan as sunnah.
Dari Anas Bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ (رواه الموطأ مالك).
Aku tinggalkan dua perkara, kalian tidak akan sesat selama-lamanya selama kalian berpegang teguh dengan keduanya, yakni kitab Allah (alquran) dan sunnah NabiNya (al hadits). (HR. Imam Malik - Al Muwaththo).
Allah Ta'ala berfirman:
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى. وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ ٰ
Maka jika datang dariku petunjuk kepada kalian, maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit ...(QS. Thaha 123)
Petunjuk yang datang kepada para nabinya berupa kitabullah dan sunnaturrasul untuk membimbing umatnya agar tidak tersesat dari jalan yang benar.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah tentang ayat di atas:
Allah Ta'ala berfirman:
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى
Maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku. (QS. Thaha: 123)
Abul Aliyah mengatakan yang dimaksud dengan petunjuk ialah melalui para nabi dan para rasul serta keterangan yang disampaikan mereka.
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى
Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS. Thaha: 123)
Ibnu Abbas mengatakan, bahwa dia tidak akan sesat di dunia ini dan tidak akan celaka di akhiratnya nanti.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku. (QS. Thaha: 124)
Yaitu menentang perintah-Ku dan menentang apa yang Kuturunkan kepada rasul-rasul-Ku, lalu ia berpaling darinya dan melupakannya serta mengambil petunjuk dari selainnya.
فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (QS. Thaha: 124)
Yakni kehidupan yang sempit di dunia. Maka tiada ketenangan baginya dan dadanya tidak lapang, bahkan selalu sempit dan sesak karena kesesatannya; walaupun pada lahiriahnya ia hidup mewah dan memakai pakaian apa saja yang disukainya, memakan makanan apa saja yang disukainya, dan bertempat tinggal di rumah yang disukainya. Sekalipun hidup dengan semua kemewahan itu, pada hakikatnya hatinya tidak mempunyai keyakinan yang mantap dan tidak mempunyai pegangan petunjuk, bahkan hatinya selalu khawatir, bingung, dan ragu. Dia terus-menerus tenggelam di dalam keragu-raguannya. Hal inilah yang dimaksudkan dengan penghidupan yang sempit. (Tafsir Ibnu Katsir Surah Thaha 123-124).
Berkata As Syaikh Rabi hafidzahullah :
"دليلنا هو القرآن والسنة فمن فقدهما في أي ميدان من الميادين ضل" مرحباً يا طالب العلم ٢٤٥
"Dalil kami adalah Al Qur'an dan Sunnah, maka barangsiapa yang mengilangkan keduanya di salah satu bidang dari semua bidang (agama) maka dia sesat " ( kitab marhaban yaa thalibin ilmi: halaman 245).
Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah:
وكل طريق لم يصحبها دليل القرآن و السنة و هي من طرق الجحيم و الشيطان الرجيم
Setiap jalan yang tidak berlandaskan padanya dalil alquran dan as sunnah maka dia adalah diantara jalan-jalan (yang menuju) neraka jahim dan jalan-jalan syaitan yang terkutuk. Madarijus Salikin 2/439.
Bersambung ...insya Allah
SEBAB-SEBAB KESESATAN (1)
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Pada tulisan kali ini penulis akan menuliskan beberapa sebab tersesatnya manusia atau suatu kelompok (jamaah) dari jalan yang lurus.
Karena pembahasan ini panjang, Insya Allah penulis akan bagi beberapa tulisan.
Bahasan yang pertama, sebab tersesatnya manusia atau suatu kelompok, dikarenakan mereka tidak berpegang teguh dengan alquran dan as sunnah.
Dari Anas Bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ (رواه الموطأ مالك).
Aku tinggalkan dua perkara, kalian tidak akan sesat selama-lamanya selama kalian berpegang teguh dengan keduanya, yakni kitab Allah (alquran) dan sunnah NabiNya (al hadits). (HR. Imam Malik - Al Muwaththo).
Allah Ta'ala berfirman:
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى. وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ ٰ
Maka jika datang dariku petunjuk kepada kalian, maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit ...(QS. Thaha 123)
Petunjuk yang datang kepada para nabinya berupa kitabullah dan sunnaturrasul untuk membimbing umatnya agar tidak tersesat dari jalan yang benar.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah tentang ayat di atas:
Allah Ta'ala berfirman:
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى
Maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku. (QS. Thaha: 123)
Abul Aliyah mengatakan yang dimaksud dengan petunjuk ialah melalui para nabi dan para rasul serta keterangan yang disampaikan mereka.
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى
Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS. Thaha: 123)
Ibnu Abbas mengatakan, bahwa dia tidak akan sesat di dunia ini dan tidak akan celaka di akhiratnya nanti.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku. (QS. Thaha: 124)
Yaitu menentang perintah-Ku dan menentang apa yang Kuturunkan kepada rasul-rasul-Ku, lalu ia berpaling darinya dan melupakannya serta mengambil petunjuk dari selainnya.
فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (QS. Thaha: 124)
Yakni kehidupan yang sempit di dunia. Maka tiada ketenangan baginya dan dadanya tidak lapang, bahkan selalu sempit dan sesak karena kesesatannya; walaupun pada lahiriahnya ia hidup mewah dan memakai pakaian apa saja yang disukainya, memakan makanan apa saja yang disukainya, dan bertempat tinggal di rumah yang disukainya. Sekalipun hidup dengan semua kemewahan itu, pada hakikatnya hatinya tidak mempunyai keyakinan yang mantap dan tidak mempunyai pegangan petunjuk, bahkan hatinya selalu khawatir, bingung, dan ragu. Dia terus-menerus tenggelam di dalam keragu-raguannya. Hal inilah yang dimaksudkan dengan penghidupan yang sempit. (Tafsir Ibnu Katsir Surah Thaha 123-124).
Berkata As Syaikh Rabi hafidzahullah :
"دليلنا هو القرآن والسنة فمن فقدهما في أي ميدان من الميادين ضل" مرحباً يا طالب العلم ٢٤٥
"Dalil kami adalah Al Qur'an dan Sunnah, maka barangsiapa yang mengilangkan keduanya di salah satu bidang dari semua bidang (agama) maka dia sesat " ( kitab marhaban yaa thalibin ilmi: halaman 245).
Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah:
وكل طريق لم يصحبها دليل القرآن و السنة و هي من طرق الجحيم و الشيطان الرجيم
Setiap jalan yang tidak berlandaskan padanya dalil alquran dan as sunnah maka dia adalah diantara jalan-jalan (yang menuju) neraka jahim dan jalan-jalan syaitan yang terkutuk. Madarijus Salikin 2/439.
Bersambung ...insya Allah
Komentar
Posting Komentar