Bersyukurlah Dengan Apa Yang Ada
BERSYUKUR DENGAN APA YANG ADA
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Allah Ta'ala telah mengabarkan di dalam alquran tentang kebanyakan manusia yang tidak bersyukur kepada-Nya dengan karunia yang banyak yang Allah Ta'ala berikan.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Sungguh, Allah benar-benar memiliki karunia yang dilimpahkan kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS. Ghafir : 61).
Dan Allah Ta'ala berfirman :
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Hanya sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur.” (QS. Saba’: 13).
Salah satu penyebab tidak bersyukurnya seseorang, karena senantiasa melihat keadaan orang yang diatasnya.
Seandainya dia melihat orang yang dibawahnya, tentulah dia akan banyak bersyukur. Baik bentuk badan dan wajah, kendaraan, rumah, pekerjaan, pangkat, jabatan, pasangan hidup dan lain sebagainya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian, sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allah yang Allah berikan kepada kalian.” (HR Muslim).
Bersyukurlah kepada Allah, baik dengan lisan, dengan mengucapkan ALHAMDULILLAH, dengan hati, dengan persaksian dan kecintaan, dan dengan anggota badan, dengan mematuhi, mentaati dan memperbanyak ibadah kepadaNya.
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :
الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244).
Aisyah radhiyallahu anha berkata :
إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلاَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk shalat (shalat malam), sampai pecah-pecah kedua telapak kakinya. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Ya Rasulullah, "Mengapa Engkau mengerjakan seperti ini, dan sungguh dosamu telah diampuni apa yang telah lalu dan akan datang?" Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda: " Ya Aisyah, tidakkah aku ini menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur." (HR. Bukhari dan Muslim).
Banyak bersyukurlah kepada Allah Ta'ala dengan berbagai nikmat yang Dia berikan. Yang apabila seseorang menghitung-hitungnya, tidak akan sanggup menghitungnya.
Allah Ta'ala berfirman :
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim : 34).
Jika seseorang hamba senantiasa bersyukur, niscaya Allah Ta'ala akan tambah kenikmatan. Namun sebaliknya, jika mengkufurinya, pasti Allah Ta'ala akan azab dengan azab yang pedih.
Allah Ta’ala berfirman :
“Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa: 147).
Dan Allah Ta’ala berfirman :
...لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’” (QS. Ibrahim: 7).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Allah Ta'ala telah mengabarkan di dalam alquran tentang kebanyakan manusia yang tidak bersyukur kepada-Nya dengan karunia yang banyak yang Allah Ta'ala berikan.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Sungguh, Allah benar-benar memiliki karunia yang dilimpahkan kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS. Ghafir : 61).
Dan Allah Ta'ala berfirman :
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Hanya sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur.” (QS. Saba’: 13).
Salah satu penyebab tidak bersyukurnya seseorang, karena senantiasa melihat keadaan orang yang diatasnya.
Seandainya dia melihat orang yang dibawahnya, tentulah dia akan banyak bersyukur. Baik bentuk badan dan wajah, kendaraan, rumah, pekerjaan, pangkat, jabatan, pasangan hidup dan lain sebagainya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian, sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allah yang Allah berikan kepada kalian.” (HR Muslim).
Bersyukurlah kepada Allah, baik dengan lisan, dengan mengucapkan ALHAMDULILLAH, dengan hati, dengan persaksian dan kecintaan, dan dengan anggota badan, dengan mematuhi, mentaati dan memperbanyak ibadah kepadaNya.
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :
الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244).
Aisyah radhiyallahu anha berkata :
إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلاَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk shalat (shalat malam), sampai pecah-pecah kedua telapak kakinya. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Ya Rasulullah, "Mengapa Engkau mengerjakan seperti ini, dan sungguh dosamu telah diampuni apa yang telah lalu dan akan datang?" Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda: " Ya Aisyah, tidakkah aku ini menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur." (HR. Bukhari dan Muslim).
Banyak bersyukurlah kepada Allah Ta'ala dengan berbagai nikmat yang Dia berikan. Yang apabila seseorang menghitung-hitungnya, tidak akan sanggup menghitungnya.
Allah Ta'ala berfirman :
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim : 34).
Jika seseorang hamba senantiasa bersyukur, niscaya Allah Ta'ala akan tambah kenikmatan. Namun sebaliknya, jika mengkufurinya, pasti Allah Ta'ala akan azab dengan azab yang pedih.
Allah Ta’ala berfirman :
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكانَ اللَّهُ شاكِراً عَلِيماً
“Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa: 147).
Dan Allah Ta’ala berfirman :
...لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’” (QS. Ibrahim: 7).
Komentar
Posting Komentar