Perbedaan Orang Mukmin, Munafik dan Fasik Ketika Ditinggal Bulan Ramadhan

PERBEDAAN ORANG MUKMIN, MUNAFIK DAN FASIK KETIKA DITINGGAL BULAN RAMADHAN

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Ketika bulan ramadhan akan segera meninggalkannya, orang mukmin menangis dan bersedih. Karena belum tentu tahun depan bisa berjumpa lagi dengan bulan mulia, bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan dan bulan penuh dengan berbagai kebaikan.

Berkata Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah:

كيف لا تجرى للمؤمن على فراقه دموع وهو لا يدري هل بقي له في عمره إليه رجوع قلوب المتقين إلى هذا الشهر تحِن ومن ألم فراقه تئِن ياشهر رمضان ترفق، دموع المحبين تُدْفَق، قلوبهم من ألم الفراق تشقَّق

Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata ketika berpisah dengan Ramadhan, Sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi.

Hati orang-orang yang bertakwa mencintai bulan ini, dan bersedih karena pedihnya berpisah dengannya Wahai bulan Ramadhan, Mendekatlah, berderai air mata para pecintamu, terpecah hati mereka karena perihnya berpisah denganmu.

عسى وقفة للوداع تطفئ من نار الشوق ما أحرق، عسى ساعة توبة وإقلاع ترفو من الصيام كل ما تخرَّق

Semoga perpisahan ini mampu memadamkan api kerinduan yang membakar, Semoga masa bertaubat dan berhenti berbuat dosa mampu memperbaiki puasa yang ada bocornya.

عسى منقطع عن ركب المقبولين يلحق، عسى أسير الأوزار يُطلق، عسى من استوجب النار يُعتق، عسى رحمة المولى لها العاصي يوفق

Semoga yang terputus dari rombongan orang yang diterima amalannya dapat menyusui

Semoga tawanan dosa-dosa bisa terlepaskan, Semoga orang yang seharusnya masuk neraka bisa terbebaskan. Dan semoga rahmat Allah bagi pelaku maksiat akan menjadi hidayah taufik.” (Lathaif Al-Ma’arif hal. 216, 217, 304, 388).

Sebaliknya orang munafik dan fasik bergembira dan bersuka cita dengan berlalunya bulan ramadhan. Mereka bergembira terbebas dari penjara dan kungkungan. Mereka berbahagia karena akan kembali memperturutkan hawa nafsu dan kesenangannya. Mereka senang karena syahwatnya akan kembali di umbar.

Berkata Syeikh Sholih bin Fauzan Al-Fauzan hafidzahullah :

وأما المنافق والفاسق فهما يفرحان بأنتهاء شهر رمضان لينطلقوا إلى شهواتهم، وملذاتهم، وغفلاتهم

"Dan adapun orang munafiq dan fasiq, maka keduanya bergembira dengan berakhirnya bulan ramadhan, karena mereka akan memperturutkan syahwatnya, kelezatannya dan kelalaiannya.

لأنهم كانوا في سجن وفي أسر في شهر رمضان فلما انتهى ينطلقون إلى غفلتهم وسهوتهم، يسرحون ويمرحون في هذه الحياة إلى أن يأتيهم الموت إلا من وفقه الله جل وعلا وتاب إلى الله قبل مماته، فإن الله يتوب على من تاب.

Karena sesungguhnya mereka terpenjara dan terbatasi dibulan ramadhan, maka ketika berakhir (bulan ramadhan), mereka kembali kepada kelalaian dan syahwatnya, mereka bergembira dan bersuka cita di dalam kehidupan ini sampai datang kepada mereka kematian. Kecuali orang yang diberi taufiq oleh Allah Jalla wa 'Ala, dan bertaubat kepada-Nya sebelum kematiannya, maka sesungguhnya Allah menerima taubat atas orang yang bertaubat." (http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13462).

Ya ikhwah, bagaimana kondisi diri-diri kita, bersedih atau berbahagiakah di tinggal ramadhan? Menangis bercucuran air mata atau tertawa bersuka cita? Nilailah diri kita masing-masing, apakah kita seorang mukmin, munafik atau fasik?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?