Berhenti Menjual Rokok
BERHENTI MENJUAL ROKOK
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Penulis punya kawan, seorang pedagang campuran yang cukup besar di daerahnya. Beliau bercerita, "Lima tahun yang lalu, setelah mengenal dakwah salaf, beliau berhenti menjual rokok. Seketika itu pula omsetnya langsung turun dan anjlok hampir 60 %. Namun yang mengherankan, keuntungannya justru naik. Namun lambat laun, penjualannya kembali normal dan stabil seperti biasa.
Jual rokok itu keuntungannya sedikit, namun karena partai banyak dan mayoritas pelanggannya adalah penjual eceran rokok, hanya satu orang dari sekian banyak pelanggan yang tidak menjual rokok, sehingga rokok merupakan produk yang cepat terjual dalam perputaran perdagangan."
"Namun yang bikin mengkerut dahi dan menguras laci uang, ketika distributor rokok datang untuk menagih atau menjual rokok, besarnya uang yang dikeluarkan bisa untuk membuat WC tiga pintu", tambahnya.
Dua orang kawan, pedagang campuran juga, baru-baru ini berhenti pula menjual rokok. Yang prosesnya agak lama, karena harus diskusi panjang untuk menyakinkan keluarga tentang hukum rokok dan menjual rokok. Alhamdulillah, mereka berdua juga sudah berhenti menjual rokok dan sekarang pun sudah kembali normal jualannya, yang awalnya sempat turun drastis. Dan katanya, bahkan tambah berkah penghasilannya.
Perhatikan fatwa ulama bagi para pedagang yang masih menjual rokok tentang haramnya merokok dan menjual rokok.
Berkata Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :
" لا يجوز للإنسان أن يبيع الدخان؛ لأن الدخان محرم، وإذا حرم الله شيئاً حرم ثمنه، ولأن بيعه من باب التعاون على الإثم والعدوان" انتهى من اللقاء الشهري (57/ 22).
Tidak boleh bagi manusia untuk menjual rokok. Karena sesungguhnya rokok adalah haram. Apabila Allah mengharamkan sesuatu, Dia mengharamkan juga harganya. Dan sesungguhnya menjualnya merupakan diantara pintu tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. (Minal Liqaisy Syahri 22/57).
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
نَّ الله إِذَا حَرَّمَ شَيْئاً حَرَّمَ ثَمَنَهُ ) رواه أبو داود ( 3488 ) وصححه الألباني في " صحيح أبي داود " .
“Sesungguhnya apabila Allah telah mengharamkan sesuatu, Dia mengharamkan hasil penjualannya.” (HR. Abu Dawud. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Berkata Syeikh Bin Baaz rahimahullah :
والدخان لا يجوز شربه ولا بيعه ولا التجارة فيه؛ لما في ذلك من المضار العظيمة والعواقب الوخيمة.
والواجب على من كان يشرب أو يتجر فيه البدار بالتوبة والإنابة إلى الله سبحانه وتعالى،
والندم على ما مضى، والعزم على ألا يعود في ذلك ، ومن تاب صادقا تاب الله عليه كما قال عز وجل: {وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} (سورة النــور:31)،
وقال سبحانه: {وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى} (سورة طـه:82)
وقال النبي صلى الله عليه وسلم: « التوبة تجب ما كان قبلها »، وقال عليه الصلاة والسلام: « التائب من الذنب كمن لا ذنب له ».
المصدر / المنتقى لابن باز رحمه الله مجموع(19/82)
Dan rokok itu tidak boleh, baik merokoknya, menjualnya ataupun memperdagangkannya, karena didalamnya terdapat kerusakan yang besar dan akibat-akibat yang jelek.
Maka wajib bagi seseorang yang merokok atau memperdagangkannya untuk segera bertaubat dan kembali kepada Allah -subhanahu wa ta’ala-, menyesali atas apa yang telah dilakukan, dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya.
Barang siapa bertaubat dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan mengampuninya, sebagaimana firmanNya: “
Dan bertobatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung”. (Surat An Nur ayat 31) dan juga firmanNya “Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertaubat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk”. (Surat Thaha ayat 82).
Dan telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, “Taubat akan menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu” dan juga sabda Beliau “Orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang tidak memiliki dosa” (Almuntaqo karya Ibnu Baz –rohimahullah- Majmu’ (82/19)).
Komisi fatwa al Lajnah Ad Daa-imah (MUI nya Saudi Arabia), ditanya tentang menjual rokok.
أَنَا تَاجِرٌ وَأَبِيْعُ الدُّخَانَ وَالْجِرَاكَ ضَمِنَ تِجَارَتِيْ، فَهَلْ يَجُوْزُ لِيْ ذَلِكَ؟ عِلْمًا أَنَّنِيْ لَا أَشْرِبُهَا -أَيْ الدُّخَانُ-?
Saya seorang pedagang yang menjual rokok dan serutu dalam dagangan saya, apakah boleh saya melakukan itu?
Mereka menjawab :
الدُّخَانُ مَادَّةٌ خَبِيْثَةٌ مَضَرَّةٌ، لَا يَجُوْزُ شُرْبُهُ وَلَا يَجُوْزُ بَيْعُهُ؛ لِأَنَّ اللهَ إِذَا حَرَّمَ شَيْئًا حَرَّمَ ثَمَنَهُ، وَالْوَاجِبُ عَلَيْكَ اَلتَّوْبَةُ مِنْ بَيْعِهِ، وَالْاِقْتِصَارِ عَلَى بَيْعِ الْأَشْيَاءِ الْمُبَاحَةِ، وَفِيْهَا خَيْرٌ وَبَرَكَةٌ، وَمَنْ تَرَكَ شَيْئًا لِلَّهِ عَوَّضَهُ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ.
Rokok itu merupakan barang yang buruk, yang berbahaya, tidak boleh menghisapnya dan tidak boleh menjualnya. Karena sesungguhnya Allah, apabila mengharamkan sesuatu, dia mengharamkan hasil penjualannya. Yang wajib atas anda adalah bertaubat dari menjualnya dan membatasi hanya menjual sesuatu yang dibolehkan, yang di dalamnya mengandung kebaikan dan keberkahan. Dan barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah gantikan dengan sesuatu yang lebih baik. (Fatawa Al-Lajnah Daa-imah Lil Buhuuts Al Ilmiyyah Wal Ifta/Juz 13).
Untuk para pedagang yang masih menjual rokok, tunggu apalagi, masa kita masih menjual sesuatu yang menyebabkan terbunuhnya seseorang. PERNGATAN PEMERINTAH : "ROKOK MEMBUNUHMU"
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Penulis punya kawan, seorang pedagang campuran yang cukup besar di daerahnya. Beliau bercerita, "Lima tahun yang lalu, setelah mengenal dakwah salaf, beliau berhenti menjual rokok. Seketika itu pula omsetnya langsung turun dan anjlok hampir 60 %. Namun yang mengherankan, keuntungannya justru naik. Namun lambat laun, penjualannya kembali normal dan stabil seperti biasa.
Jual rokok itu keuntungannya sedikit, namun karena partai banyak dan mayoritas pelanggannya adalah penjual eceran rokok, hanya satu orang dari sekian banyak pelanggan yang tidak menjual rokok, sehingga rokok merupakan produk yang cepat terjual dalam perputaran perdagangan."
"Namun yang bikin mengkerut dahi dan menguras laci uang, ketika distributor rokok datang untuk menagih atau menjual rokok, besarnya uang yang dikeluarkan bisa untuk membuat WC tiga pintu", tambahnya.
Dua orang kawan, pedagang campuran juga, baru-baru ini berhenti pula menjual rokok. Yang prosesnya agak lama, karena harus diskusi panjang untuk menyakinkan keluarga tentang hukum rokok dan menjual rokok. Alhamdulillah, mereka berdua juga sudah berhenti menjual rokok dan sekarang pun sudah kembali normal jualannya, yang awalnya sempat turun drastis. Dan katanya, bahkan tambah berkah penghasilannya.
Perhatikan fatwa ulama bagi para pedagang yang masih menjual rokok tentang haramnya merokok dan menjual rokok.
Berkata Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :
" لا يجوز للإنسان أن يبيع الدخان؛ لأن الدخان محرم، وإذا حرم الله شيئاً حرم ثمنه، ولأن بيعه من باب التعاون على الإثم والعدوان" انتهى من اللقاء الشهري (57/ 22).
Tidak boleh bagi manusia untuk menjual rokok. Karena sesungguhnya rokok adalah haram. Apabila Allah mengharamkan sesuatu, Dia mengharamkan juga harganya. Dan sesungguhnya menjualnya merupakan diantara pintu tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. (Minal Liqaisy Syahri 22/57).
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
نَّ الله إِذَا حَرَّمَ شَيْئاً حَرَّمَ ثَمَنَهُ ) رواه أبو داود ( 3488 ) وصححه الألباني في " صحيح أبي داود " .
“Sesungguhnya apabila Allah telah mengharamkan sesuatu, Dia mengharamkan hasil penjualannya.” (HR. Abu Dawud. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Berkata Syeikh Bin Baaz rahimahullah :
والدخان لا يجوز شربه ولا بيعه ولا التجارة فيه؛ لما في ذلك من المضار العظيمة والعواقب الوخيمة.
والواجب على من كان يشرب أو يتجر فيه البدار بالتوبة والإنابة إلى الله سبحانه وتعالى،
والندم على ما مضى، والعزم على ألا يعود في ذلك ، ومن تاب صادقا تاب الله عليه كما قال عز وجل: {وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} (سورة النــور:31)،
وقال سبحانه: {وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى} (سورة طـه:82)
وقال النبي صلى الله عليه وسلم: « التوبة تجب ما كان قبلها »، وقال عليه الصلاة والسلام: « التائب من الذنب كمن لا ذنب له ».
المصدر / المنتقى لابن باز رحمه الله مجموع(19/82)
Dan rokok itu tidak boleh, baik merokoknya, menjualnya ataupun memperdagangkannya, karena didalamnya terdapat kerusakan yang besar dan akibat-akibat yang jelek.
Maka wajib bagi seseorang yang merokok atau memperdagangkannya untuk segera bertaubat dan kembali kepada Allah -subhanahu wa ta’ala-, menyesali atas apa yang telah dilakukan, dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya.
Barang siapa bertaubat dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan mengampuninya, sebagaimana firmanNya: “
Dan bertobatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung”. (Surat An Nur ayat 31) dan juga firmanNya “Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertaubat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk”. (Surat Thaha ayat 82).
Dan telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, “Taubat akan menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu” dan juga sabda Beliau “Orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang tidak memiliki dosa” (Almuntaqo karya Ibnu Baz –rohimahullah- Majmu’ (82/19)).
Komisi fatwa al Lajnah Ad Daa-imah (MUI nya Saudi Arabia), ditanya tentang menjual rokok.
أَنَا تَاجِرٌ وَأَبِيْعُ الدُّخَانَ وَالْجِرَاكَ ضَمِنَ تِجَارَتِيْ، فَهَلْ يَجُوْزُ لِيْ ذَلِكَ؟ عِلْمًا أَنَّنِيْ لَا أَشْرِبُهَا -أَيْ الدُّخَانُ-?
Saya seorang pedagang yang menjual rokok dan serutu dalam dagangan saya, apakah boleh saya melakukan itu?
Mereka menjawab :
الدُّخَانُ مَادَّةٌ خَبِيْثَةٌ مَضَرَّةٌ، لَا يَجُوْزُ شُرْبُهُ وَلَا يَجُوْزُ بَيْعُهُ؛ لِأَنَّ اللهَ إِذَا حَرَّمَ شَيْئًا حَرَّمَ ثَمَنَهُ، وَالْوَاجِبُ عَلَيْكَ اَلتَّوْبَةُ مِنْ بَيْعِهِ، وَالْاِقْتِصَارِ عَلَى بَيْعِ الْأَشْيَاءِ الْمُبَاحَةِ، وَفِيْهَا خَيْرٌ وَبَرَكَةٌ، وَمَنْ تَرَكَ شَيْئًا لِلَّهِ عَوَّضَهُ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ.
Rokok itu merupakan barang yang buruk, yang berbahaya, tidak boleh menghisapnya dan tidak boleh menjualnya. Karena sesungguhnya Allah, apabila mengharamkan sesuatu, dia mengharamkan hasil penjualannya. Yang wajib atas anda adalah bertaubat dari menjualnya dan membatasi hanya menjual sesuatu yang dibolehkan, yang di dalamnya mengandung kebaikan dan keberkahan. Dan barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah gantikan dengan sesuatu yang lebih baik. (Fatawa Al-Lajnah Daa-imah Lil Buhuuts Al Ilmiyyah Wal Ifta/Juz 13).
Untuk para pedagang yang masih menjual rokok, tunggu apalagi, masa kita masih menjual sesuatu yang menyebabkan terbunuhnya seseorang. PERNGATAN PEMERINTAH : "ROKOK MEMBUNUHMU"
Komentar
Posting Komentar