Ada Jin Kafirnya
ADA JIN KAFIRNYA
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Segala sesuatu yang disembah selain Allah, baik batu, pohon, sungai, sapi, patung, salib dan lain sebagainya adalah berhala. Dan tidaklah mereka menyembah berhala kecuali menyembah syetan.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا إِناثاً وَإِنْ يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطاناً مَرِيداً
Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka. (An-Nisa: 117).
Syetan yang disembah itu dari jenis jin perempuan. Dan pasti jin kafir, sekalipun jin muslim, adalah jin yang durhaka. Karena jikalau dia jin muslim yang baik, tidak mungkin mau disembah oleh manusia. Tidak suka kalau manusia sujud kepada selain Allah.
Berkata Ubay ibnu Ka'b radhiyallahu anhu sehubungan dengan makna ayat ini:
(إن يدعون من دونه إلا إناثا ) قال : مع كل صنم جنية .
Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah jin perempuan. (An-Nisa: 117) Ubay ibnu Ka'b mengatakan bahwa setiap berhala ada jin perempuannya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Ad Dahak rahimahullah sehubungan dengan ayat ini, bahwa orang-orang musyrik mengatakan,
إن الملائكة بنات الله ، وإنما نعبدهم ليقربونا إلى الله زلفى ، قال : اتخذوها أربابا وصوروهن صور الجواري ، فحكموا وقلدوا ، وقالوا : هؤلاء يشبهن بنات الله الذي نعبده ، يعنون الملائكة .
"Para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. Sesungguhnya kami menyembah mereka hanyalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melalui mereka."
Ad-Dahhak rahimahullah mengatakan pula, bahwa lalu mereka menjadikannya sebagai sesembahan-sesembahan mereka, dan membuat patung-patung mereka dalam bentuk perempuan, lalu mereka menghiasinya dan memberinya kalung, kemudian mereka berkata, "Berhala-berhala ini mirip dengan anak-anak perempuan Allah yang kita sembah-sembah," maksud mereka adalah para malaikat. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
Tafsir ini mirip dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى
Maka apakah kalian patut (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata dan Uzza (sebagai anak perempuan Allah)? (An-Najm: 19)
Sama maknanya dengan yang terkandung di dalam firman-Nya:
وَجَعَلُوا الْمَلائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبادُ الرَّحْمنِ إِناثاً
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. (Az-Zukhruf: 19)
وَجَعَلُوا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجِنَّةِ نَسَباً
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. (As-Saffat: 158), hingga akhir ayat berikutnya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Ada juga ulama yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan berhala yang mereka sembab adalah benda-benda mati.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
Ali ibnu Abu Talhah dan Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala. (An-Nisa: 117) Yang dimaksud dengan inasan ialah benda-benda mati.
Mubarak (yakni Ibnu Fudalah) telah meriwayatkan dari Al-Hasan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala. (An-Nisa: 117) Al-Hasan (Al-Basri) mengatakan, yang dimaksud dengan istilah inas dalam ayat ini ialah segala sesuatu yang merupakan benda mati, tidak bernyawa; adakalanya berupa kayu kering dan adakalanya batu yang kering, yakni berhala yang terbuat dari benda-benda tersebut. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir, tetapi pendapat ini dinilai garib. (Tafsir Ibnu Katsir).
Kesimpulannya, yang disembah selain Allah, seperti batu, pohon, sungai, salib, patung dan lain sebagainya adalah berhala. Dan pada hakikatnya yang mereka sembah selain Allah itu hanyalah setan dan panglimanya iblis yang durhaka dari jenis jin.
Allah Ta'ala berfirman :
وَإِنْ يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطاناً مَرِيداً
Yang mereka sembah itu tiada lain hanyalah setan yang durhaka. (An-Nisa: 117).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
هو الذي أمرهم بذلك وحسنه لهم وزينه ، وهم إنما يعبدون إبليس في نفس الأمر ، كما قال تعالى : ( ألم أعهد إليكم يا بني آدم أن لا تعبدوا الشيطان [ إنه لكم عدو مبين ] )[ يس : 60 ] وقال تعالى إخبارا عن الملائكة أنهم يقولون يوم القيامة عن المشركين الذين ادعوا عبادتهم في الدنيا : ( بل كانوا يعبدون الجن أكثرهم بهم مؤمنون ) [ سبأ : 41 ] .
Setanlah yang menganjurkan mereka berbuat demikian, dan setanlah yang menghiasinya dan menjadikannya baik di mata mereka, padahal kenyataannya mereka hanyalah menyembah iblis. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian, hai Bani Adam, supaya kalian tidak menyembah setan? (Yasin: 60), hingga akhir ayat.
Allah Ta'ala berfirman menceritakan perihal para malaikat, bahwa di hari kiamat mereka akan membicarakan orang-orang musyrik yang mengaku telah menyembah mereka ketika di dunia, yaitu:
Bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. (Saba': 41). (Tafsir Ibnu Katsir).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Segala sesuatu yang disembah selain Allah, baik batu, pohon, sungai, sapi, patung, salib dan lain sebagainya adalah berhala. Dan tidaklah mereka menyembah berhala kecuali menyembah syetan.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا إِناثاً وَإِنْ يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطاناً مَرِيداً
Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka. (An-Nisa: 117).
Syetan yang disembah itu dari jenis jin perempuan. Dan pasti jin kafir, sekalipun jin muslim, adalah jin yang durhaka. Karena jikalau dia jin muslim yang baik, tidak mungkin mau disembah oleh manusia. Tidak suka kalau manusia sujud kepada selain Allah.
Berkata Ubay ibnu Ka'b radhiyallahu anhu sehubungan dengan makna ayat ini:
(إن يدعون من دونه إلا إناثا ) قال : مع كل صنم جنية .
Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah jin perempuan. (An-Nisa: 117) Ubay ibnu Ka'b mengatakan bahwa setiap berhala ada jin perempuannya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Ad Dahak rahimahullah sehubungan dengan ayat ini, bahwa orang-orang musyrik mengatakan,
إن الملائكة بنات الله ، وإنما نعبدهم ليقربونا إلى الله زلفى ، قال : اتخذوها أربابا وصوروهن صور الجواري ، فحكموا وقلدوا ، وقالوا : هؤلاء يشبهن بنات الله الذي نعبده ، يعنون الملائكة .
"Para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. Sesungguhnya kami menyembah mereka hanyalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melalui mereka."
Ad-Dahhak rahimahullah mengatakan pula, bahwa lalu mereka menjadikannya sebagai sesembahan-sesembahan mereka, dan membuat patung-patung mereka dalam bentuk perempuan, lalu mereka menghiasinya dan memberinya kalung, kemudian mereka berkata, "Berhala-berhala ini mirip dengan anak-anak perempuan Allah yang kita sembah-sembah," maksud mereka adalah para malaikat. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
Tafsir ini mirip dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى
Maka apakah kalian patut (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata dan Uzza (sebagai anak perempuan Allah)? (An-Najm: 19)
Sama maknanya dengan yang terkandung di dalam firman-Nya:
وَجَعَلُوا الْمَلائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبادُ الرَّحْمنِ إِناثاً
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. (Az-Zukhruf: 19)
وَجَعَلُوا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجِنَّةِ نَسَباً
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. (As-Saffat: 158), hingga akhir ayat berikutnya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Ada juga ulama yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan berhala yang mereka sembab adalah benda-benda mati.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
Ali ibnu Abu Talhah dan Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala. (An-Nisa: 117) Yang dimaksud dengan inasan ialah benda-benda mati.
Mubarak (yakni Ibnu Fudalah) telah meriwayatkan dari Al-Hasan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala. (An-Nisa: 117) Al-Hasan (Al-Basri) mengatakan, yang dimaksud dengan istilah inas dalam ayat ini ialah segala sesuatu yang merupakan benda mati, tidak bernyawa; adakalanya berupa kayu kering dan adakalanya batu yang kering, yakni berhala yang terbuat dari benda-benda tersebut. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir, tetapi pendapat ini dinilai garib. (Tafsir Ibnu Katsir).
Kesimpulannya, yang disembah selain Allah, seperti batu, pohon, sungai, salib, patung dan lain sebagainya adalah berhala. Dan pada hakikatnya yang mereka sembah selain Allah itu hanyalah setan dan panglimanya iblis yang durhaka dari jenis jin.
Allah Ta'ala berfirman :
وَإِنْ يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطاناً مَرِيداً
Yang mereka sembah itu tiada lain hanyalah setan yang durhaka. (An-Nisa: 117).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
هو الذي أمرهم بذلك وحسنه لهم وزينه ، وهم إنما يعبدون إبليس في نفس الأمر ، كما قال تعالى : ( ألم أعهد إليكم يا بني آدم أن لا تعبدوا الشيطان [ إنه لكم عدو مبين ] )[ يس : 60 ] وقال تعالى إخبارا عن الملائكة أنهم يقولون يوم القيامة عن المشركين الذين ادعوا عبادتهم في الدنيا : ( بل كانوا يعبدون الجن أكثرهم بهم مؤمنون ) [ سبأ : 41 ] .
Setanlah yang menganjurkan mereka berbuat demikian, dan setanlah yang menghiasinya dan menjadikannya baik di mata mereka, padahal kenyataannya mereka hanyalah menyembah iblis. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian, hai Bani Adam, supaya kalian tidak menyembah setan? (Yasin: 60), hingga akhir ayat.
Allah Ta'ala berfirman menceritakan perihal para malaikat, bahwa di hari kiamat mereka akan membicarakan orang-orang musyrik yang mengaku telah menyembah mereka ketika di dunia, yaitu:
Bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. (Saba': 41). (Tafsir Ibnu Katsir).
Komentar
Posting Komentar