Ahlul Maksiat, Ahlul Bid'ah Dan Orang Kafir

AHLUL MAKSIAT, AHLUL BID'AH DAN ORANG KAFIR

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Siapa yang lebih berbahaya atau yang lebih baik dari ketiganya, ahlul maksiat, ahlul bid'ah atau orang kafir ?

Pertama, Ahlul Maksiat

AHLUL MAKSIAT itu lebih baik dari pada ahlul bid'ah. Karena ahlul maksiat, dalam melakukan kemaksiatannya, dia tahu itu maksiat, sedangkan ahlul bid'ah, dia merasa amalannya dan yang dia sebarkan adalah kebenaran serta berasal dari agama. Dia tidak merasa bahwa amalan dan yang dia sebarkan adalah kebatilan.

Berkata Syekh Shaleh Al Fauzan hafidzahullah:

ومن وجوه كون البدعة شرا من الكبيرة أن المبتدع يفتري على اللّٰه الكذب ويقول: هذا شرع,  هذا دين, هذا فيه أجر وثواب فهو يفتري على اللّٰه الكذب، بخلاف العاصي فإنه لا يدعي أن هذا دين، لأنه يعرف أنه عاص، أما المبتدع فهو يفتري على اللّٰه الكذب حيث يقول: إن هذا من الدين، وإن هذا يقرب من اللّٰه سبحانه وتعالى،

Dan yang menjadi sebab bahwa keadaan bid'ah lebih jelek ancamannya dari dosa dosa besar, bahwa bid'ah mengada adakan kedustaan atas nama Allah ta'ala, dan mereka pelaku kebid'ahan mengatakan: ini adalah syari'at, ini dari agama dan didalamnya ada balasan dan pahala, maka ia mengadakan kedustaan atas nama Allah ta'ala.

Berbeda dengan pelaku kemaksiatan mereka sesungguhnya tidak menyeru mengatas namakan bahwa ini adalah agama, dan mereka pelaku kemaksiatan mengetahui bahwa ia melakukan kemaksiatan. Adapun pelaku kebid'ahan maka ia mengada adakan kedustaan atas nama Allah ta'ala, mereka mengatakan, sesungguhnya ini dari agama, dan sesungguhnya ini mendekatkan diri kepada Allah Subhana Wata'ala. 

ثم إن العاصي لا يقتدى به، بل الناس يذمونه، بخلاف المبتدع فإنه يقتدى به الناس ويتعبدون ببدعته، فالناس يغترون به ويقتدون به في بدعه، بخلاف الزاني وشارب الخمر، فهذه كبائر، و الناس لا يقتدون بفاعلها، بل يمقتونه ويذمونه، فهذا أيضا من وجوه كون البدعة شرا من الكبيرة.

Kemudian pelaku kemaksiatan tidak diikuti dengan kemaksiatannya, bahkan manusia mencela kemaksiatannya, berbeda dengan pelaku kebid'ahan karena ia diikuti oleh manusia dan mereka beribadah dengan kebid'ahannya. Maka ia lebih jelek ancamannya dari dosa dosa besar, maka manusia tertipu dengan kebid'ahannya dan mereka mengikuti didalam kebid'ahannya tersebut. Berbeda dengan pelaku zina, dan peminum khamer, maka ini adalah dosa besar, dan manusia tidak mengikuti pelaku dosa dosa besar tersebut. bahkan mereka membencinya dan mencelanya, maka ini juga yang nampak terlihat bahwa kebid'ahan lebih jelek ancamannya dari dosa dosa besar.

وكذلك المبتدع يحتمل وزره و وزر من اقتدى به يوم القيامة، لأنه قدوة يقتدي به الناس، يظنون أنه على حق، وأن فعله عمل طيب، خصوصا إذا كان يدعو إلى البدعة و يحسنها، فإنه يتحمل وزره و وزر من اقتدى به واتبعه، هذا خطر عظيم.

Begitu juga pelaku kebid'ahan dia memikul dosa dosa dari dosa orang yang mengikuti kebid'ahannya sampai  hari kiamat. Karena sesungguhnya pelaku kebid'ahan ia merupakan contoh bagi manusia (yang mengikutinya), dia menyangka bahwa ia diatas kebenaran bahwa perbuatannya amalan yang baik, terkhusus lagi jika ia terbukti menyeru kepada kebid'ahannya dan ia menghiasi kebid'ahannya tersebut, maka ia memikul dosa dari dosa dosa orang yang mengikutinya (dalam kebid'ahan) dan mencontohnya dan ini adalah perkara bahaya yang sangat besar sekali. Wallahua'lam. (Syarah Fadhlul Islam).

Kedua, Ahlul Bid'ah

AHLUL BID'AH yang amalan bid'ahnya tidak mengeluarkannya dari islam, maka itu lebih baik daripada orang-orang kafir.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :

كل من كان مؤمنا بما جاء به محمد صلي الله عليه وسلم وهو خير من كل من كفر به, وإن كان في المؤمن بذلك نوع من البدعة, سواء كانت بدعة الخوارج و الشيعة و المرجئة و القدرية أو غيرهم, فإن اليهود و النصاري كفار كفرا معلوما بالاضطرار من دين الاسلام, و المبتدع إذا كان يحسب أنه موافق للرسول صلي الله عليه وسلم لا مخالف له لم يكن كافرا به, و لو قدر أنه يكفر فليس كفره مثل من كفر من كذب الرسول.

Dan setiap yang beriman dengan yang dibawa oleh Muhammad –shallallahu alaihi wasallam- maka dia lebih baik dari yang kafir kepadanya, kendati orang mukmin tersebut terkontaminasi dengan bid'ah, baik bid'ah Khawarij, Syiah, Murji'ah, Qadariyah, ataupun bid'ah yang lainnya, sesunguhnya orang Yahudi dan orang Nasrani adalah orang kafir dengan kekafiran yang nyata, adapun ahlul bid'ah jika dia menganggap dirinya selaras dengan yang dibawa oleh Rasulullah dan tidak menyelisihi beliau maka dia tidak kafir, atau taruhlah dia telah kafir, namun kekafirannya tidak sama derajatnya dengan kekafiran orang yang mendustakan Rasulullah. (Majmu'ul Fatawa 30/201).

Ketiga, Orang Kafir

Dan ORANG KAFIR lebih baik dari pada ahlul bid'ah, yang amalan bid'ahnya mengeluarkannya dari islam dan yang menolong orang-orang kafir untuk memerangi kaum muslimin ahlussunnah.

Berkata al-‘Allamah asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah:

“قال السلف وكثير منهم : إن أهل البدع أضر على الإسلام من الأعداء الخارجين، لماذا؟ لأن هذا يخرب من الداخل، وبعد ذلك يفتح الباب للعدو يقول له: ادخل!” المجموع الرائق – ص39

“Para Salaf dan banyak dari mereka mengatakan, bahwa Ahlul Bid’ah LEBIH BERBAHAYA terhadap Islam daripada musuh-musuh dari luar (yakni, orang-orang kafir). 

Kenapa? Karena ahlul bid’ah ini menghancurkan Islam dari dalam, kemudian setelah itu dia membukakan pintu untuk musuh (orang kafir) dan mengatakan kepadanya, ‘masuklah!’ “ (al-Majmu’ ar-Ra’iq, 39).

Berkata Ibnul-Jauziy rahimahullah :

قال أبو الوفاء علي بن عقيل الفقيه : قال شيخنا أبو الفضل الهمداني : مبتدعة الإسلام، والوضاعون للأحاديث أشد من الملحدين؛ لأن الملحدين قصدوا إفساد الدين من الخارج، وهؤلاء قصدوا إفساده من الداخل؛ فهم كأهل بلد سعوا في إفساد أحواله، والملحدون كالمحاصرين من الخارج، فالدخلاء يفتحون الحصن؛ فهم شر على الإسلام من غير الملابسين له

“Abul-Wafaa’ ‘Aliy bin ‘Aqiil Al-Faqiih berkata : Telah berkata syaikh kami Abul-Fadhl Al-Hamdaaniy : ‘Mubtadi’ (ahli bid’ah) dalam Islam dan para pemalsu hadits lebih berbahaya dibandingkan orang-orang mulhid (atheis), karena orang-orang mulhid ingin merusak agama dari luar, sedangkan mereka ingin merusak Islam dari dalam. Mereka itu seperti penduduk negeri yang berusaha merusak keadaan mereka sendiri. Adapun orang-orang mulhid seperti orang yang melakukan pengepungan dari luar, sedangkan orang-orang yang berada di dalam (ahli bid’ah) membukakan gerbang bentengnya. Oleh karena itu, mereka (ahli bid’ah) lebih jelek terhadap Islam daripada orang-orang yang terang-terangan memusuhi Islam.” (Al-Maudluu’aat, 1/51).

Inilah sedikit uraian tantang ahlul maksiat, ahlul bid'ah dan orang kafir. Mudah-mudahan dengan tulisan ini, kita bisa memilah, mana yang perlu dibela dan mana yang harus berlepas diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?