Daging Qurban Datang Sendiri
DAGING QURBAN DATANG SENDIRI
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Ketika hewan qurban dipotong, sebagian orang ikut berkumpul membantu pengurusan daging qurban. Sebagian lain, hanya sekedar duduk-duduk atau berdiri mengerumuni dan melihat prosesi pemotongan dan pengerjaan hewan qurban. Sebagian yang lain, hanya duduk-duduk, tidur-tidur atau santai-santai saja dirumah.
Siapakah diantara mereka yang mendapatkan rizki daging hewan qurban? Yang pasti mendapatkannya adalah yang telah ditentukan rizkinya oleh sang pemberi rizki.
Ada orang yang sudah mengantri dari pagi untuk mendapatkan daging qurban, karena bukan rizkinya, dia tidak mendapatkan daging pembagian dikarenakan dagingnya kehabisan.
Namun karena itu sudah rizki penulis yang sudah dituliskan, datang juga kiriman daging ke rumah. Bahkan ada juga yang mengejar motor penulis setelah penulis jauh meninggalkan tempat pemotongan, untuk sekedar mengantarkan jatah atau hadiah daging qurban.
Intinya, rizki itu ada yang mengatur dan sudah ditetapkan, tidak usah resah gelisah dan kuatir, kalau itu rizkinya, pasti akan datang. Dan kalau bukan rizkinya, pastilah tidak akan menemuinya, sekalipun sudah di depan mulutnya, kalau bukan rizkinya, makanan tersebut tidak akan masuk ke mulutnya, bisa saja terjatuh dan disambar ayam.
ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ
“Kemudian diutus malaikat ke janin untuk meniupkan ruh dan diperintahkan untuk mencatat 4 takdir, takdir rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” (HR. Muslim).
Dari Jabir radhiyallahu anhu, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
" ﻟﻮ ﺃﻥ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻫﺮﺏ ﻣﻦ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻬﺮﺏ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻷﺩﺭﻛﻪ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﺪﺭﻛﻪ ﺍﻟﻤﻮﺕ"
"Seandainya manusia menghindari dari rizkinya sebagaimana Ia menghindari kematiannya, maka Ia pasti juga akan mendapati rezekinya sebagaimana Ia pasti akan mendapati kematiannya". (Riwayat Abu Nu'aim di Hilyatul Auliya).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat rezeki tersebut sampai kepadanya, maka bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, ambillah rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang haram” (HR. Ibnu Majah. Berkata Syaikh Al-Albani : Hadits Shahih).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Ketika hewan qurban dipotong, sebagian orang ikut berkumpul membantu pengurusan daging qurban. Sebagian lain, hanya sekedar duduk-duduk atau berdiri mengerumuni dan melihat prosesi pemotongan dan pengerjaan hewan qurban. Sebagian yang lain, hanya duduk-duduk, tidur-tidur atau santai-santai saja dirumah.
Siapakah diantara mereka yang mendapatkan rizki daging hewan qurban? Yang pasti mendapatkannya adalah yang telah ditentukan rizkinya oleh sang pemberi rizki.
Ada orang yang sudah mengantri dari pagi untuk mendapatkan daging qurban, karena bukan rizkinya, dia tidak mendapatkan daging pembagian dikarenakan dagingnya kehabisan.
Ada juga orang yang sudah mendapatkan kupon pembagian, dia cukup menunggu di rumah saja, nanti panitia yang datang, ternyata sang petugas tidak kunjung datang. Mungkin jatahnya dialihkan ke yang lain, atau dirampok oleh yang diberi amanah.
Penulis sendiri merasakan bagaimana Allah Ta'ala telah mengatur dan menentukan rizki seseorang.
Di hari raya qurban kemaren, penulis diminta untuk memotong hewan qurban, sapi dan kambing. Selesai memotong hewan qurban, penulis langsung pergi ke tempat lain untuk memotong hewan qurban yang lain. Karena penulis sudah mendapatkan upah memotong berupa uang, penulis tidak berfikir untuk mendapatkan jatah atau hadiah daging qurban.
Namun karena itu sudah rizki penulis yang sudah dituliskan, datang juga kiriman daging ke rumah. Bahkan ada juga yang mengejar motor penulis setelah penulis jauh meninggalkan tempat pemotongan, untuk sekedar mengantarkan jatah atau hadiah daging qurban.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ
“Kemudian diutus malaikat ke janin untuk meniupkan ruh dan diperintahkan untuk mencatat 4 takdir, takdir rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” (HR. Muslim).
Dari Jabir radhiyallahu anhu, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
" ﻟﻮ ﺃﻥ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻫﺮﺏ ﻣﻦ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻬﺮﺏ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻷﺩﺭﻛﻪ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﺪﺭﻛﻪ ﺍﻟﻤﻮﺕ"
"Seandainya manusia menghindari dari rizkinya sebagaimana Ia menghindari kematiannya, maka Ia pasti juga akan mendapati rezekinya sebagaimana Ia pasti akan mendapati kematiannya". (Riwayat Abu Nu'aim di Hilyatul Auliya).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat rezeki tersebut sampai kepadanya, maka bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, ambillah rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang haram” (HR. Ibnu Majah. Berkata Syaikh Al-Albani : Hadits Shahih).
Komentar
Posting Komentar