SAYA LEBIH BAIK DARINYA

SAYA LEBIH BAIK DARINYA 


Salah satu arti takwa adalah seseorang tidak melihat dirinya lebih baik dari orang lain. Tidak memandang dirinya lebih berilmu, lebih mulia dan merasa lebih lainnya daripada orang lain.


Berkata Ibnu Umar radhiyallahu anhuma :


اﻟﺘﻘﻮﻯ ﺃﻥ ﻻ ﺗﺮﻯ ﻧﻔﺴﻚ ﺧﻴﺮا ﻣﻦ ﺃﺣﺪ. [ تفسير البغوي 60-1 ]


"Taqwa itu adalah engkau tidak melihat dirimu lebih baik dari seorang pun." (Tafsir al Baghawi (1/60)).


Sedangkan kesombongan adalah merasa dirinya lebih baik, lebih mulia, lebih berilmu atau merasa lebih lainnya daripada orang lain.


Allah Ta'ala berfirman:


وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ. قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ. قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ.


Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis.  Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.  Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis:  SAYA LEBIH BAIK DARIPADANYA, ENGKAU CIPTAKAN SAYA DARI API, SEDANGKAN DIA ENGKAU CIPTAKAN DARI TANAH. "". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya MENYOMBONGKAN diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".  (QS. Al ‘Araf : 11-13).


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 


لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ. قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ « إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ 


Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sedikit kesombongan walaupun seberat biji sawi. Seorang laki-laki berkata : Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang menyukai pakaian dan sandalnya BAGUS (apa ini termasuk kesombongan?). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan, KESOMBONGAN itu menolak kebenaran dan MERENDAHKAN ORANG LAIN.  (Riwayat Muslim).


Berkata Aun bin Abdillah rahimahullah :


كفى بك من الكبر أن ترى لك فضلا على من هو دونك


"Cukuplah kamu dikatakan sombong, bahwa kamu memandang dirimu (memiliki) kelebihan di atas orang yang ada di bawahmu."  (Shifatus Shafwah 2/58). 


Jika seseorang melihat orang lain, pandanglah bahwa orang tersebut memiliki kelebihan atas dirinya. Janganlah memandang remeh dan rendah kepada orang lain. Inilah sikap tawadhu yang benar. 


Hasal al-Bashri rahimahullah ditanya tentang tawadhu (yang benar), maka beliau menjawab,”


هو أن تخرح من بيتك، فلا تلقى أحدا إلا رأيت له الفضل عليك


Adalah ketika engkau keluar rumah, tidaklah engkau bertemu seseorang melainkan engkau memandang bahwa dia memiliki kelebihan atasmu.” (Mawaizh lil imam Hasan al-Bashri , hal. 115). 


Ada seorang ulama salaf, jika melihat orang yang lebih tua atau lebih muda darinya, dia katakan, dia lebih baik dari diriku.


Berkata Bakr Bin Abdullah Al-Muzani rahimahullah :


إن عرض لك إبليس بأن لك فضلاً على أحد من أهل الإسلام فانظر، فإن كان أكبر منك فقل قد سبقني هذا بالإيمان والعمل الصالح فهو خير مني، وإن كان أصغر منك فقل قد سبقت هذا بالمعاصي والذنوب واستوجبت العقوبة فهو خير مني، فإنك لا ترى أحداً من أهل الإسلام إلا أكبر منك أو أصغر منك


“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah, jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku, maka ia lebih baik dariku’. Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Aku telah lebih dahulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku’. Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat orang yang lebih tua atau yang lebih muda darimu.” [Hilyatul Awliya’ 2/226]. 


Berkata Ibnu Hibban rahimahullah :


أفضلُ النَّاسِ: مَن تَواضَعَ عن رِفْعَةٍ، وزَهِدَ عن قُدْرَةٍ، وأنصَفَ عن قُوَّةٍ، ولا يَتركُ المَرْءُ التَّواضُعَ إلاَّ عندَ استِحْكَامِ الكِبْرِ، ولا يتكبَّرُ علَى النَّاسِ أحدٌ إلاَّ عِندَ إعْجابِهِ بنَفْسِهِ، وعُجْبُ المَرْءِ بنَفْسِهِ أحَدُ خماد عَقْلِهِ، وما رَأَيْتُ أحَدًا تَكَبَّرَ عَلَى مَن دُونَهُ؛ إلاَّ ابتَلاهُ اللهُ بالذِّلَّةِ لِمَنْ فَوْقَهُ.


"Manusia (orang) yang paling utama adalah orang yang tawadhu' saat derajatnya tinggi, zuhud saat memiliki kemampuan, dan adil saat memiliki kekuatan.


Tidaklah seseorang meninggalkan tawadhu kecuali ketika kesombongan menguasainya. Tidaklah seseorang sombong kepada orang lain, kecuali saat dia merasa ujub (bangga) dengan dirinya.


Ujubnya seseorang dengan dirinya adalah salah satu hal yang membinasakan akalnya.


Tidaklah aku melihat seseorang yang sombong kepada orang yang di bawahnya, kecuali Allah memberinya musibah dengan kerendahan dari orang yang di atasnya." (Raudhatul 'Uqala). 


AFM 


Copas dari berbagai sumber.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

KENAPA KAMU DIAM?

Royalti Di Akhirat