ORANG GILA WALI ALLAH?

ORANG GILA WALI ALLAH?


Orang yang mempelajari alquran dan assunnah dengan pemahaman yang benar, tidak mudah dikelabui oleh orang-orang yang mengaku wali Allah dan mendakwahkan bahwa si pulan wali. Kenapa demikian? Karena mereka ada standardisasi ukurannya, siapa wali Allah dan siapa wali setan. 

Sebaliknya orang-orang awam, mudah sekali tertipu dan terkelabui. Sampai orang gila pun dianggap wali. Orang yang tidak shalat, orang yang tidak pernah mandi, pelaku bid'ah, pelaku syirik, ahlul hisap wal udud, ahlul gitar wa seruling, ahlul drum wa gendang dan yang sejenisnya dikatakan wali, percaya saja.  

Wali Allah adalah yang bertaqwa kepada Allah, menjalankan semua kewajiban-Nya, dan meninggalkan semua larangan-Nya.

Allah Ta'ala berfirman  

...."إِنْ أَوْلِيَآؤُهُۥٓ إِلَّا ٱلْمُتَّقُونَ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

..tidaklah wali-wali-Nya hanyalah orang-orang yang bertakwa. Akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS. Al Anfal 34).

Dan Allah Ta'ala berfirman, 

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ. الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ﴾ [يونس: 62- 63]

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (QS. Yunus 62-63).
 
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah, 

يخبر تعالى أن أولياءه هم الذين آمنوا وكانوا يتقون كما فسرهم بهم فكل من كان تقيا كان لله


Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwasanya wali-wali-Nya adalah mereka yang beriman dan bertakwa, seperti yang ditafsirkan oleh banyak ulama. Dengan demikian, setiap orang yang bertakwa adalah wali (kekasih) Allah. (Tafsir Ibnu Katsir).

Berkata Thabari rahimahullah,

يعني: الذين يتقون الله بأداء فرائضه, واجتناب معاصيه

(Wali-wali Allah itu) yakni orang-orang yang bertaqwa kepada Allah, dengan melaksanakan fardhu-fardhunya dan menjauhi maksiat-maksiat (larangan-larangan)-Nya. (Tafsir Ath Thabari).

Berkata As Sa’di rahimahullah,

وهم الذين آمنوا باللّه ورسوله، وأفردوا اللّه بالتوحيد والعبادة، وأخلصوا له الدين‏

(Wali-wali Allah itu) mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,  mengesakan Allah dengan mentauhidkan, beribadah dan mengikhlaskan agama bagi-Nya. (Tafsir As Sadi).

Berkata Al Lajnah Ad Daimah (Majlis Fatwanya Saudi)  :

أولياء الله هم المؤمنون المتقون، كما قال تعالى: ﴿أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ﴾[يونس: 62- 63]، 

Wali-wali Allah itu adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (Surah Yunus 62-63).

والإيمان والتقوى هما العمل بطاعة الله ورسوله -صلى الله عليه وسلم-، واجتناب ما نهى الله عنه ورسوله من البدع والخرافات والشركيات.

Iman dan Takwa, keduanya beramal dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam. Menjauhi apa-apa yang Allah dan Rasul-Nya melarang darinya. Seperti amalan bid'ah, khurafat-khurafat (tahayul) dan kesyirikan-kesyirikan. 

وأولياء الشيطان هم أتباعه من المشركين والمخرفين والمبتدعة، الذين يميتون السنن ويحيون البدع والمخالفات

Dan wali-wali setan itu adalah mereka yang  mengikuti sebagian orang-orang musyrik, orang-orang khurafat dan orang-orang ahlul bid'ah. Yaitu orang-orang yang mematikan sunnah sunnah,  menghidupkan bid'ah-bid'ah dan para pembangkang. 

 قال تعالى: ﴿إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ﴾[ النحل: 100]، فما كل من ادعى الولاية أو ادعيت له يكون كذلك، حتى يكون موحدا لله، عاملا بكتاب الله وسنة رسوله، مجانبا للشرك والبدع. اللجنة الدائمة (2/433-434) 

Allah Ta'ala berfirman :

Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. Surah An Nahl 100.

Maka tidaklah setiap orang yang mengaku wali atau mengklaim baginya memiliki (sifat) seperti wali, sampai dia mentauhidkan Allah dan beramal dengan kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, menjauhi kesyirikan dan bid'ah bid'ah. Al Lajnah Ad Daimah 2/433-434).

AFM 

Copas dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

KENAPA KAMU DIAM?

Royalti Di Akhirat