DOA SAUDARANYA YANG TERKABULKAN
DOA SAUDARANYA YANG TERKABULKAN
Ibadah haji adalah ibadah yang diwajibkan bagi orang yang mampu, begitu pula umroh menurut salah satu pendapat. Mampu dalam segi fisik, finansial, ada kendaraan ataupun aman dalam perjalanan.
Dan seseorang bisa umroh dan haji, boleh jadi bukan hanya hasil usahanya sendiri (baik dengan banyak berdoa agar bisa umroh dan haji, mengumpulkan pulus serupiah demi serupiah untuk perbekalan dan biaya perjalanan dan menjaga kesehatan tubuh), tetapi boleh jadi karena doanya saudara-saudaranya, sahabat atau teman-temannya yang mendoakan dirinya agar bisa umroh dan haji, ketika mereka pergi umroh atau haji.
Seringkali seseorang kalau ada saudara, teman, sahabat atau tetangganya yang melaksanakan ibadah umroh atau haji, dia memintanya untuk mendoakannya agar bisa pergi umroh atau haji. Dan betul mereka mendoakannya, sehingga dia pun bisa naik haji atau umroh asbab doa-doa mereka.
Dan doa saudaranya yang tersembunyi, yang rahasia atau diam-diam adalah doa yang terkabulkan.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
دعاء الأخ لأخيه بظهر الغيب لا يرد
“Doa seorang saudara kepada saudara yang lain dengan secara tersembunyi (rahsia) tidak tertolak." (Hadith Ṣaḥīḥ al-Jāmi’).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
دَعْوَةُ المَرْءِ المُسْلِمِ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ المَلَكُ المُوَكَّلُ بِهِ : آمِينَ ، وَلَكَ بِمِثْلٍ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak ada di hadapannya pasti dikabulkan. Di dekat kepala orang tersebut ada malaikat yang diberi tugas untuk itu. Setiap kali seorang muslim berdoa kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diberi tugas itu berkata, “Aamiin, dan untukmu seperti doa itu.” (HR. Muslim)
Berkata Abu Bakar Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhu,
إِنَّ دُعَاءَ الْأَخِ لِأَخِيهِ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُسْتَجَابُ
[«عبد الله بن أحمد في زوائد الزهد»(٥٧٥}]”
“Sesungguhnya do’a seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah do’a yang mustajab (terkabulkan).“ (Abdullah Bin Ajmad Fii Zawaidil Zuhd 575).
Shofwan bin ‘Abdillah bin Shofwan –istrinya adalah Ad Darda’ binti Abid Darda’-, beliau mengatakan,
قدمت عليهم الشام، فوجدت أم الدرداء في البيت، ولم أجد أبا الدرداء. قالت: أتريد الحج العام ؟ قلت : نعم. قالت: فادع الله لنا بخير؛ فإن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول
“Aku tiba di negeri Syam. Kemudian saya bertemu dengan Ummud Darda’ (ibu mertua Shofwan) di rumah. Namun, saya tidak bertemu dengan Abud Darda’ (bapak mertua Shofwan). Ummu Darda’ berkata, “Apakah engkau ingin berhaji tahun ini?” Aku (Shofwan) berkata, “Iya.”
Ummu Darda’ pun mengatakan, “Kalau begitu do’akanlah kebaikan padaku karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,”
: “إن دعوة المرء المسلم مستجابة لأخيه بظهر الغيب، عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير، قال: آمين، ولك بمثل”. قال: فلقيت أبا الدرداء في السوق، فقال مثل ذلك، يأثر عن النبي صلى الله عليه وسلم.
“Sesungguhnya do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.”
Shofwan pun mengatakan, “Aku pun bertemu Abu Darda’ di pasar, lalu Abu Darda’ mengatakan sebagaimana istrinya tadi. Abu Darda’ mengatakan bahwa dia menukilnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Riwayat Muslim).
AFM
Komentar
Posting Komentar