PERUQYAH MEMBELA PERUQYAH
PERUQYAH MEMBELA PERUQYAH
Kalau seorang peruqyah membela peruqyah, ya sangat wajar, wong seprofesi. Walaupun peruqyah yang satu, menyelisihi fatwa ulama yang lebih kuat dan lebih berilmu dengan fatwa ulama rujukannya. Semisal meruqyah jarak jauh pakai hp atau VC pakai WA. Karena cara meruqyah yang seperti ini, yang tidak berhadapan langsung antara yang meruqyah dan yang diruqyah, tidak sesuai dengan metode ruqyah yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, demikian pula para sahabat beliau, para tabi’in, tabiut tabiin dan yang mengikuti mereka dengan baik.
Dalam Fatwa Al Lajnah Ad Daimah disebutkan,
الرقية لابد أن تكون على المريض مباشرة ، ولا تكون بواسطة مكبر الصوت ولا بواسطة الهاتف ، لان هذا يخالف ما فعله رسول الله صلى الله عليه وسلم وأصحابه رضي الله عنهم وأتباعهم بإحسان في الرقية ، وقد قال صلى الله عليه وسلم : ” من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد ” . والله اعلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء"
“Ruqyah itu semestinya dilakukan dengan cara langsung atas orang yang sakit. Tidak bisa melalui wasilah pengeras suara atau melalui telepon. Karena sesungguhnya ini (cara meruqyah dengan telepon) menyelisihi dengan apa yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, demikian pula para sahabat beliau dan para tabi’in -semoga Allah meredhoi mereka-. Sementara Nabi shalallahu alaihi wa sallam pernah mengingatkan, “Siapa yang mengada-ada ajaran baru dalam agama kami ini maka amalan tersebut tertolak.” Wallahua’lam…”
Begitu pula meruqyah dengan wasilah kaset atau rekaman suara ayat-ayat ruqyah atau ayat-ayat alquran yang ada di handphone yang diperdengarkan di telinga orang yang sakit, ini juga menyelisihi metode ruqyah yang disyariatkan.
Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al–Albani rahimahullah ditanya :
هل يجوز الرقية عن طريق شريط كاسيت؟
Apakah boleh meruqyah dengan menggunakan rekaman kaset?
Beliau menjawab :
لا يجوز وأنا أخشى أن يأتي يوم يصلي الناس وراء كاسيت
Tidak boleh dan saya khawatir nanti akan datang suatu hari, manusia yang shalat diimami oleh kaset rekaman. (Al Huda Wan Nur Syarith 616).
Lengkapnya perkataan beliau ketika ditanya :
السؤال:
Pertanyaan :
هل يجوز الرقية عن طريق شريط كاسيت؟
الجواب:
Beliau menjawab :
هل يجوز الآذان ؟ هل يجوز الإقامة؟ إن كنت في شك حتى أجاوبك وإن كنت تعلم أنه لا يجوز فالجواب هو هو لا يجوز،
Apakah boleh adzan ? Apakah boleh iqomat (dengan menggunakan rekaman kaset)? Kalau kamu ragu menjawabnya, maka saya yang jawab. Dan jika kamu mengetahui bahwasanya tidak boleh, maka jawabannya, dia dia tidak boleh.
ولذلك أنا قلت في بعض المناسبات نظن الله أعلم إن كان الخبر صحيحا أن الآذان الموحد أحيانا على الأقل يذاع من شريط فإن كان هذا الخبر صحيحا فأنا أقول أخشى أن يأتي يوم يصلي الناس وراء كاسيت
Oleh karena itu, saya katakan pada sebagian pertemuan bahwa demikian sangkaan kami, wallahu a’lam akan kebenaran beritanya, bahwa terkadang pada sebagian keadaan ada adzan yang disebarkan melalui rekaman, dan kalau ini benar, maka saya khawatir nanti akan ada manusia yang shalat diimami oleh kaset rekaman. (Al Huda Wan Nur Syarith 616).
AFM
Komentar
Posting Komentar