TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL
TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL UNTUK PEMBENARAN PENYIMPANGAN
Ketika ada seorang dai menyampaikan, ikutilah alquran dan assunnah, dan tinggalkan segala sesuatu yang bertentangan dengan syariat, mereka mengatakan, "Kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. Ini budaya adat istiadat orang-orang tua kami. Ini kearifan lokal. Ini tradisi yang sudah turun temurun. Ini melestarikan warisan leluhur." Dan perkataan serupa, yang pada hakekatnya pembenaran terhadap kesesatan dan penyimpangan mereka.
Jawaban mereka, sama dengan jawaban orang-orang jahiliyah terdahulu di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika diajak untuk mengikuti pada apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.
Allah Ta'ala berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS. Al Baqarah : 170).
Dan Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ..
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (QS. Al Maidah : 104).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
" وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّه وَإِلَى الرَّسُول قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا " أَيْ إِذَا دُعُوا إِلَى دِين اللَّه وَشَرْعه وَمَا أَوْجَبَهُ وَتَرْكِ مَا حَرَّمَهُ قَالُوا يَكْفِينَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ الْآبَاء وَالْأَجْدَاد مِنْ الطَّرَائِق وَالْمَسَالِك قَالَ اللَّه تَعَالَى " أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا "
Yakni apabila mereka diseru untuk mengikuti agama Allah, syariat-Nya, dan hal-hal yang diwajibkan-Nya serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan-Nya, maka mereka menjawab, "Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya," yakni peraturan-peraturan dan tradisi yang biasa dilakukan oleh nenek moyang mereka.
Allah Ta'ala berfirman:
Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa. (QS. Al-Maidah: 104)
أَيْ لَا يَفْهَمُونَ حَقًّا وَلَا يَعْرِفُونَهُ وَلَا يَهْتَدُونَ إِلَيْهِ فَكَيْف يَتَّبِعُونَهُمْ وَالْحَالَة هَذِهِ لَا يَتَّبِعهُمْ إِلَّا مَنْ هُوَ أَجْهَلُ مِنْهُمْ وَأَضَلُّ سَبِيلًا.
Yakni tidak mengerti perkara yang hak, tidak mengetahuinya, tidak pula mendapat petunjuk mengenainya. Maka bagaimanakah mereka akan mengikuti nenek moyang mereka, sedangkan keadaan nenek moyang mereka demikian? Mereka hanyalah mengikuti orang-orang yang lebih bodoh daripada mereka dan lebih sesat jalannya. (Tafsir Ibnu Katsir).
AFM
Komentar
Posting Komentar