TUDUHAN SELINGKUH ATAU BERZINA
TUDUHAN SELINGKUH ATAU BERZINA
Aisyah radhiyallahu anha, pernah dituduh berzina dalam sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Haditsul Ifk atau fitnah terhadap Aisyah. Tuduhan ini muncul ketika Aisyah tertinggal dari rombongan kafilah dan kemudian ditemukan oleh Shafwan bin Mu'attal, yang kemudian mengantarnya pulang. Peristiwa ini menyebar sebagai fitnah dan tuduhan perselingkuhan terhadap Aisyah.
Lantas Allah Ta'ala menurunkan wahyunya untuk membersihkan kehormatan Aisyah radhiyallahu anha terhadap tuduhan perselingkuhan atau perzinahan yang tidak benar kepadanya.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالإفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الإثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kalian juga. Janganlah kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kahan, bahkan ia baik bagi kalian. Tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya azab yang besar. (QS. An Nur ayat 11).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
"هذه العشر الآيات كلها نزلت في شأن عائشة أم المؤمنين ، رضي الله عنها ، حين رماها أهل الإفك والبهتان من المنافقين بما قالوه من الكذب البحت والفرية التي غار الله تعالى لها ولنبيه ، صلوات الله وسلامه عليه ، فأنزل [ الله عز وجل ] براءتها صيانة لعرض الرسول ، عليه أفضل الصلاة والسلام فقال : { إن الذين جاءوا بالإفك عصبة }
Ayat ini hingga sembilan ayat berikutnya yang jumlah seluruhnya adalah sepuluh ayat diturunkan berkenaan dengan Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu anha ketika ia dituduh berbuat serong oleh sejumlah orang yang menyiarkan berita bohong dan tuduhan palsu dari kalangan orang-orang munafik, padahal berita yang mereka siarkan itu bohong dan dusta belaka serta buat-buatan mereka sendiri. Peristiwa tersebut membuat Allah cemburu karenanya (Aisyah) dan Nabi-Nya. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan wahyu yang membersihkan kehormatan Aisyah demi memelihara kehormatan Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari segolongan kalian juga, (An-Nur: 11)).
Menuduh seseorang selingkuh atau berzina adalah dosa yang sangat besar.
Mereka akan mendapatkan laknat dari Allah Ta’ala di dunia dan azab yang pedih di akhirat.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿٢٣﴾ يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿٢٤﴾ يَوْمَئِذٍ يُوَفِّيهِمُ اللَّهُ دِينَهُمُ الْحَقَّ وَيَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِينُ
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (berbuat zina) kepada wanita yang baik-baik, yang lengah (tidak melakukan perzinaan-pen), lagi beriman, mereka kena LAKNAT DI DUNIA DAN AKHIRAT, DAN BAGI MEREKA AZAB YANG BESAR. Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang terlebih dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allâh akan memberi balasan mereka yag setimpal menurut seharusnya, dan tahulah mereka bahwa Allâh-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya). (QS. An-Nûr : 23-25).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
Jauhilah tujuh dosa besar yang membinasakan." Para sahabat bertanya: 'Ya Rasulullah, apa saja tujuh dosa besar yang membinasakan itu? ' Nabi menjawab: "Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan tanpa alasan yang benar, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh wanita mukmin baik-baik melakukan perzinahan. (Riwayat Bukhari).
Orang yang menuduh berzina dan tidak bisa mendatangkan 4 orang saksi yang adil, yang betul-betul melihat berzina (bertemunya kedua kelamin), di dalam hukum islam orang tersebut dihukum cambuk 80 kali cambukan.
Allah Ta'ala berfirman,
وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُه َدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً وَلَا تَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿٤﴾ إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِ نْ بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan orang-orang yang menuduh (berbuat zina) kepada wanita-wanita yang baik-baik dan mereka tidak mendatangkan empat orang Saksi, maka DERALAH MEREKA (YANG MENUDUH ITU) DELAPAN PULUH KALI DERA, dan janganlah kamu menerima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik. Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. An-Nûr : 4-5).
Berkata Ikrimah radhiyallahu anhu,
صَنَعَ رَجُلٌ لِابْنِ عَبَّاسٍ - رضي الله عنهما - طَعَامًا , فَبَيْنَمَا الْجَارِيَةُ تَعْمَلُ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ إِذْ قَالَ لَهَا الرَّجُلُ: يَا زَانِيَةُ ، فَقَالَ: ابْنُ عَبَّاسٍ: مَهْ إِنْ لَمْ تَحُدَّكَ فِي الدُّنْيَا , تَحُدُّكَ فِي الْآخِرَةِ
"Seseorang menjamu makanan kepada Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, lalu ketika budak perempuannya tengah menghidangkan makanan, Laki-laki tadi berkata kepada budak perempuannya, "Hai pezina...".
Sontak Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menimpali : "Mah, jika engkau tidak dihukum Had di dunia, niscaya engkau akan dihukum Had di akhirat." (Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad. Hadits Shahih).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar