KESYIRIKAN DI ZAMAN SEKARANG LEBIH PARAH DARIPADA ZAMAN DAHULU?
PART 2
KESYIRIKAN DI ZAMAN SEKARANG LEBIH PARAH DARIPADA ZAMAN DAHULU?
Oang-orang terdahulu melakukan kesyirikan dengan berdoa, meminta-minta hajat kebutuhan kepada orang-orang yang shalih yang ada di dalam kubur. Tetapi kesyirikan orang-orang di zaman sekarang, bukan hanya orang shalih yang didatangi kuburnya untuk berdoa meminta-minta hajat kebutuhannya, tetapi juga kepada orang-orang yang thaleh, yang rusak dan bejad akhlaknya. Ada yang meminta-minta kekuburannya dukun, dalang, sinden, pemusik, penyanyi, artis, pezina dan yang sejenisnya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
“Dan mereka berkata, ‘Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) terhadap tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) terhadap Wadd, dan jangan pula Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr’.” (QS. Nuh : 23).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
"وهي أسماء رجال صالحين من قوم نوح عليه السلام ، فلما هلكوا أوحى الشيطان إلى قومهم أن انصبوا إلى مجالسهم التي كانوا يجلسون فيها أنصابا وسموها بأسمائهم ، ففعلوا ، فلم تعبد حتى إذا هلك أولئك وتنسخ العلم عبدت
وكذا روي عن عكرمة والضحاك وقتادة وابن إسحاق نحو هذا .
Pada mulanya nama-nama tersebut merupakan nama orang-orang saleh dari kalangan kaum Nabi Nuh 'alaihissalam Ketika mereka meninggal dunia, setan membisikkan kepada kaum mereka, "Buatkanlah tugu-tugu pada bekas tempat-tempat duduk mereka berupa patung-patung, lalu namailah dengan nama-nama mereka." Maka mereka melakukannya, dan pada mulanya tidak disembah. Tetapi lama-kelamaan setelah ilmu diangkat dari mereka, maka mulailah patung-patung itu disembah dan dipuja. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ikrimah, Ad-Dahhak, Qatadah, dan Ibnu Ishaq. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Ibnu Jarir rahimahullah,
حدثنا ابن حميد ، حدثنا مهران ، عن سفيان ، عن موسى عن محمد بن قيس } [ يغوث ] ويعوق ونسرا } قال : كانوا قوما صالحين بين آدم ونوح وكان لهم أتباع يقتدون بهم ، فلما ماتوا قال أصحابهم الذين كانوا يقتدون بهم : لو صورناهم كان أشوق لنا إلى العبادة إذا ذكرناهم ، فصوروهم ، فلما ماتوا وجاء آخرون دب إليهم إبليس فقال : إنما كانوا يعبدونهم وبهم يسقون المطر ، فعبدوهم ."
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Mahran, dari Musa, dari Muhammad ibnu Qais sehubungan dengan makna firman-Nya: yagus, ya 'uq dan nasr. (Nuh: 23) Bahwa mereka adalah orang-orang yang saleh yang hidup di masa antara Adam dan Nuh 'alaihissalam; mereka mempunyai banyak pengikut yang mengikuti jejak mereka. Dan ketika mereka telah meninggal dunia, para muridnya yang setia mengikuti jejaknya mengatakan, "Sebaiknya kita buatkan patung-patung mereka sebagai peringatan buat kita yang akan mendorong kepada kita untuk tetap giat beribadah." Lalu mereka membuat patung-patungnya, dan ketika generasi itu telah meninggal dunia, lalu datang generasi berikutnya iblis membisikkan kepada mereka dan mengatakan, "Sesungguhnya generasi terdahulu hanyalah menyembah berhala-berhala ini, dan karena berhala-berhala inilah mereka dahulu diberi hujan, maka kalian pun sebaiknya menyembahnya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab rahimahullah,
أن الأولين يدعون مع الله أناسا مقربين عند الله. إما أنبياء، وإما أولياء، وإما ملائكة، أو يدعون أشجارا أو أحجارا مطيعة لله ليست عاصية.
وأهل زماننا يدعون مع الله أناسا من أفسق الناس، والذين يدعونهم هم الذين يحكون عنهم الفجور من الزنا والسرقة وترك الصلاة وغير ذلك.
والذي يعتقد في الصالح أو الذي لا يعصي مثل الخشب والحجر أهون ممن يعتقد فيمن يشاهد فسقه وفساده ويشهد به
“Orang-orang musyrik terdahulu, menyembah hamba-hamba Allah yang shalih dan dekat di sisi Allah, baik dari kalangan nabi, wali, atau malaikat. Atau mereka menyembah batu dan pohon, yang merupakan makhluk yang taat kepada Allah dan tidak pernah bermaksiat kepada-Nya. Sedangkan orang musyrik di zaman sekarang, mereka menyembah manusia yang paling bejat. Orang-orang yang mereka sembah ternyata adalah orang-orang yang tidak bisa menjaga diri mereka dari zina, mencuri, meninggalkan shalat, dan maksiat-maksiat lainnya. Sehingga masyarakat yang memiliki keyakinan terhadap orang-orang shalih dan makhluk yang tidak pernah bermaksiat (yaitu kaum musyrik zaman dahulu) lebih ringan (kesyirikannya) daripada masyarakat yang memiliki keyakinan terhadap orang-orang yang fasik dan rusak (yaitu kaum musyrik zaman sekarang). (Kasyfu Syubhat).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar