Keterasingan Di Tengah Keramaian
KETERASINGAN DITENGAH-TENGAH KERAMAIAN
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Beruntunglah orang-orang yang asing di zaman fitnah sekarang ini. Dimana fitnah syubhat dan syahwat begitu menggelora menerjang siapa saja, baik orang yang berilmu maupun orang awam.
Dimana ketika orang mengamalkan islam dengan benar, dianggap aneh, dianggap mengamalkan perkara baru, aliran sesat dan jadi bahan pembicaraan orang-orang awam dan lain sebagainya. Begitulah keadaannya islam, akan kembali asing.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
بَدَأَ الإِسلامُ غريبًا، وسَيَعُودُ غريبًا كما بدَأَ ، فطُوبَى للغرباءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing”. (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam merinci lagi tentang siapa saja orang yang asing itu, orang yang dikatakan beruntung itu.
Pertama, Orang yang berpegang dengan alquran dan as sunnah.
Orang yang senantiasa mengamalkan sunnah, ditengah masyarakat yang berlumuran bid'ah dan dia menyelisihinya. Dia berbeda dengan kaumnya.
Contoh misalkan, ketika kaumnya meninggalkan shalat jamaah di masjid, justru dia yang rajin berjamaah setiap waktu shalat. Ketika kaumnya mencukur jenggot dan memanjangkan kumis, justru dia yang memanjangkan jenggot dan mencukur kumis. Ketika wanita kaumnya berlomba-lomba membuka auratnya, justru isteri-isteri mereka menutupnya. Dan lain sebagainya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الإِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ ». قَالَ قِيلَ وَمَنِ الْغُرَبَاءُ قَالَ النُّزَّاعُ مِنَ الْقَبَائِلِ.
“Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing”. Seseorang bertanya : “Siapakah orang-orang yang asing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Mereka yang berseberangan dari kaumnya”. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad . Berkata Syekh Al Albani: Hadits Shahih).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الدِّينَ بَدَأَ غَرِيبًا وَيَرْجِعُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِى مِنْ سُنَّتِى.
“Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing”. Seseorang bertanya : “Siapakah orang-orang yang asing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Orang-orang yang selalu memperbaiki di saat manusia merusak sunnah-sunnah ku”. (HR. At Tirmidzi. Berkata Abu Isa : Hadits Hasan Shahih).
Berkata Tarkamani Alhanafi Rahimahullah Ta'ala:
ﻟﻴﺴﺖ ﺍﻟﻐﺮﺑﺔ ﻣﻔﺎﺭﻗﺔ ﺍﻷﻫﻞ ﻭﺍﻷﻭﻃﺎﻥ ، ﻭﺍﻟﺴﻔﺮ ﻣﻦ ﻣﻜﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﻣﻜﺎﻥ ،ﺍﻟﻐﺮﻳﺐ ﻫﻮ ﺍﻟﻌﺎﻣﻞ ﺑﺎﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ، ﻭﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻣﻦ ﻳﺴﺎﻋﺪﻩ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ، ﻓﻴﺼﻴﺮ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻏﺮﻳﺒًﺎ ، ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻗﺮﻳﺒﺎ - ﺍﻟﻠﻤﻊ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻮﺍﺩﺙ ﻭﺍﻟﺒﺪﻉ [ ﺻـ/584
Bukanlah (yang dimaksud) keterasingan itu berpisah dari keluarga, tanah lahir dan safar (bepergian) dari satu tempat ke tempat lain. Orang yang asing adalah yang mengamalkan Sunnah dan Al-Qur’an dalam keadaan TIDAK ADA seorang pun yang mendukungnya dalam perkara tersebut. Sehingga ia menjadi orang yang asing (aneh) di antara makhluk, namun ia begitu dekat dari Allah dan Rasul-Nya.” (Al Lam'u Alhawadits wal Bida'i hal 584).
Kedua, Orang Yang Shalilh Di Tengah Orang Jahat.
Ketika manusia banyak yang bermaksiat justru dia menjauhi maksiat dan mendakwahi kaumnya agar menjauhi maksiat tersebut, namun justru kaumnya banyak yang menentang dan memusuhinya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
« طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ ». فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ »
“Beruntunglah orang-orang yang terasing”. Seseorang bertanya : “Siapakah orang-orang yang terasing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Orang-orang shalih yang berada di antara orang-orang jahat yang jumlahnya banyak sekali. Yang menentang mereka lebih banyak dibandingkan yang mengikuti ”. (HR. Ahmad. Berkata Syaikh Syu’aib Al Arnauth: Hadits Hasan Lighorihi).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang siapa yang terasing itu.
فَقِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الْغُرَبَاءُ؟ قَالَ :”الَّذِينَ يُصْلِحُونَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاس. رواية الطبراني في الكبير، وفي الأوسط والصغير « ِ
“Siapakah orang-orang yang terasing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Orang-orang yang selalu memperbaiki di saat manusia dalam keadaan rusak”. (HR. Thabrani).
Salah seorang ulama salaf menyimpulkan dari hadits-hadits tentang yang dimaksud dengan orang yang terasing tersebut.
Berkata Imam al-Ajurri rahimahullåhu :
ﺃﻏﺮﺏ ﺍﻟﻐﺮﺑﺎﺀ ﻓﻲ ﻭﻗﺘﻨﺎ ﻫﺬﺍ : . ١. ﻣﻦ ﺃﺧﺬ ﺑﺎﻟﺴﻨﻦ ﻭﺻﺒﺮ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ٢. ﻭﺣﺬﺭ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺻﺒﺮ ﻋﻨﻬﺎ، ٣. ﻭﺍﺗﺒﻊ ﺁﺛﺎﺭ ﻣﻦ ﺳﻠﻒ ﻣﻦ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ٤. ﻭﻋﺮﻑ ﺯﻣﺎﻧﻪ، ﻭﺷﺪﺓ ﻓﺴﺎﺩﻩ، ﻭﻓﺴﺎﺩ ﺃﻫﻠﻪ، ﻓﺍﺷﺘﻐﻞ ﺑﺈﺻﻼﺡ ﺷﺄﻥ ﻧﻔﺴﻪ، ٥. ﻭﻣﻦ ﺣﻔﻆ ﺟﻮﺍﺭﺣﻪ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻟﺨﻮﺽ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ، ﻭﻋﻤﻞ ﻓﻲ ﺇﺻﻼﺡ ﻛﺴﺮﺗﻪ، ٦. ﻭﻛﺎﻥ ﻃﻠﺒﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﻛﻔﺎﻳﺘﻪ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻄﻐﻴﻪ، ٧. ﻭﺩﺍﺭﻯ ﺃﻫﻞ ﺯﻣﺎﻧﻪ، ﻭﻟﻢ ﻳﺪﺍﻫﻨﻬﻢ، ﻭﺻﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ، . 🛓ﻬﺬﺍ ﻏﺮﻳﺐ، ﻭﻗﻞ ﻣﻦ ﻳﺄﻧﺲ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺸﻴﺮﺓ ﻭﺍﻹﺧﻮﺍﻥ، ﻭﻻ ﻳﻀﺮﻩ ﺫﻟﻚ. . [ﻣـﻦ ﻛﺘــﺎﺏ ﺍﻟﻐـﺮﺑـــﺎﺀ ﻟﻶﺟﺮﻱ] .
Orang yang asing di zaman ini adalah : 1. Orang yang berpegang dengan sunnah lalu bersabar. 2. Orang yg memperingatkan dari bid'ah lalu bersabar. 3. Orang yang mengikuti atsar para salaf dari kalangan para imam kaum muslimin. 4. Orang yang mengetahui kondisi zamannya dan betapa besar kerusakannya beserta orang-orang di dalamnya, lalu ia sibuk dengan memperbaiki kondisi dirinya terlebih dahulu. 5. Orang yang memelihara anggota tubuhnya, dan meninggalkan perbuatan yang tidak berguna serta beramal yang dapat memperbaiki kepingan hatinya. 6. Orang yang mencari rezeki di dunia sebatas yang mencukupinya dan meninggalkan selebihnya yang dapat menjadikannya melewati batas. 7. Bersikap ramah dengan manusia di zamannya namun tidak menjilat mereka (mudåhanah) serta bersabar di dalam hal ini.
🀊Maka semua ini asing dan betapa sedikitnya orang yang mau berlimpah kepadanya walaupun itu keluarga maupun saudara, namun hal ini tidaklah mencederainya sedikitpun... " . [Al-Ghurobâ' karya al-Ajurri] .
Bersabarlah wahai ahlussunnah di atas sunnah walaupun sendirian, dikucilkan dan dimusuhi orang. Dan janganlah berkecil hati, merasa berat dan bersusah hati dengan kondisi seperti ini.
Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah, Sebagian salaf mengatakan:
عَلَيْكَ بِطَرِيْقِ الحَقِّ وَلاَ تَسْتَوْحِشُ لِقِلَّةِ السَّالِكِيْنَ وَإِيَّاكَ وَطَرِيْقَ البَاطِلِ وَلاَ تَغْتَرُّ بِكَثْرَةِ الهَالِكِيْن
َ
“Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang kan binasa” (Madarijus Salikin, 1: 22).
Berkata Ibnul Qoyyim Rahimahullah :
ولا تستصعب مخالفة الناس و التحيز الى الله ورسوله ولو كنت وحدك فان الله معك وانت بعينه و كلاءته و حفظه لك و انما امتحن يغقينك و صبرك واعظم الاعوان لك على هذا بعد عونن الله التجرد من الطمع و الفزع فمتى تجردت منهما هان عليك التحيز الى الله و رسوله و كنت داءما في اللجانب الذى فيه الله ورسوله
“Dan janganlah engkau merasa berat untuk menyelisihi manusia dan menggabungkan diri pada golongan Allah dan RasulNya, meskipun engkau sendirian, karena sesungguhnya Allah bersamamu dengan pengawasan, pemeliharaan dan penjagaannya untukmu. Dan hanyalah Allah itu menguji keyakinan dan kesabaranmu. Dan penolong terbesar bagimu untuk itu – setelah pertolongan Allah- adalah melepaskan diri dari sifat tamak (rakus dunia) dan ketakutan. Maka kapan saja engkau bisa lepas dari keduanya, akan ringan bagimu untuk menggabungkan diri kepada golongan Allah dan Rasul- Nya, dan engkau senantiasa berada pada sisi yang disitulah Allah dan Rasul-Nya.” (Al fawa’id ” 1/hal.116).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Beruntunglah orang-orang yang asing di zaman fitnah sekarang ini. Dimana fitnah syubhat dan syahwat begitu menggelora menerjang siapa saja, baik orang yang berilmu maupun orang awam.
Dimana ketika orang mengamalkan islam dengan benar, dianggap aneh, dianggap mengamalkan perkara baru, aliran sesat dan jadi bahan pembicaraan orang-orang awam dan lain sebagainya. Begitulah keadaannya islam, akan kembali asing.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
بَدَأَ الإِسلامُ غريبًا، وسَيَعُودُ غريبًا كما بدَأَ ، فطُوبَى للغرباءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing”. (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam merinci lagi tentang siapa saja orang yang asing itu, orang yang dikatakan beruntung itu.
Pertama, Orang yang berpegang dengan alquran dan as sunnah.
Orang yang senantiasa mengamalkan sunnah, ditengah masyarakat yang berlumuran bid'ah dan dia menyelisihinya. Dia berbeda dengan kaumnya.
Contoh misalkan, ketika kaumnya meninggalkan shalat jamaah di masjid, justru dia yang rajin berjamaah setiap waktu shalat. Ketika kaumnya mencukur jenggot dan memanjangkan kumis, justru dia yang memanjangkan jenggot dan mencukur kumis. Ketika wanita kaumnya berlomba-lomba membuka auratnya, justru isteri-isteri mereka menutupnya. Dan lain sebagainya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الإِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ ». قَالَ قِيلَ وَمَنِ الْغُرَبَاءُ قَالَ النُّزَّاعُ مِنَ الْقَبَائِلِ.
“Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing”. Seseorang bertanya : “Siapakah orang-orang yang asing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Mereka yang berseberangan dari kaumnya”. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad . Berkata Syekh Al Albani: Hadits Shahih).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الدِّينَ بَدَأَ غَرِيبًا وَيَرْجِعُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِى مِنْ سُنَّتِى.
“Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing”. Seseorang bertanya : “Siapakah orang-orang yang asing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Orang-orang yang selalu memperbaiki di saat manusia merusak sunnah-sunnah ku”. (HR. At Tirmidzi. Berkata Abu Isa : Hadits Hasan Shahih).
Berkata Tarkamani Alhanafi Rahimahullah Ta'ala:
ﻟﻴﺴﺖ ﺍﻟﻐﺮﺑﺔ ﻣﻔﺎﺭﻗﺔ ﺍﻷﻫﻞ ﻭﺍﻷﻭﻃﺎﻥ ، ﻭﺍﻟﺴﻔﺮ ﻣﻦ ﻣﻜﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﻣﻜﺎﻥ ،ﺍﻟﻐﺮﻳﺐ ﻫﻮ ﺍﻟﻌﺎﻣﻞ ﺑﺎﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ، ﻭﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻣﻦ ﻳﺴﺎﻋﺪﻩ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ، ﻓﻴﺼﻴﺮ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻏﺮﻳﺒًﺎ ، ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻗﺮﻳﺒﺎ - ﺍﻟﻠﻤﻊ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻮﺍﺩﺙ ﻭﺍﻟﺒﺪﻉ [ ﺻـ/584
Bukanlah (yang dimaksud) keterasingan itu berpisah dari keluarga, tanah lahir dan safar (bepergian) dari satu tempat ke tempat lain. Orang yang asing adalah yang mengamalkan Sunnah dan Al-Qur’an dalam keadaan TIDAK ADA seorang pun yang mendukungnya dalam perkara tersebut. Sehingga ia menjadi orang yang asing (aneh) di antara makhluk, namun ia begitu dekat dari Allah dan Rasul-Nya.” (Al Lam'u Alhawadits wal Bida'i hal 584).
Kedua, Orang Yang Shalilh Di Tengah Orang Jahat.
Ketika manusia banyak yang bermaksiat justru dia menjauhi maksiat dan mendakwahi kaumnya agar menjauhi maksiat tersebut, namun justru kaumnya banyak yang menentang dan memusuhinya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
« طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ ». فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ »
“Beruntunglah orang-orang yang terasing”. Seseorang bertanya : “Siapakah orang-orang yang terasing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Orang-orang shalih yang berada di antara orang-orang jahat yang jumlahnya banyak sekali. Yang menentang mereka lebih banyak dibandingkan yang mengikuti ”. (HR. Ahmad. Berkata Syaikh Syu’aib Al Arnauth: Hadits Hasan Lighorihi).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang siapa yang terasing itu.
فَقِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الْغُرَبَاءُ؟ قَالَ :”الَّذِينَ يُصْلِحُونَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاس. رواية الطبراني في الكبير، وفي الأوسط والصغير « ِ
“Siapakah orang-orang yang terasing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Orang-orang yang selalu memperbaiki di saat manusia dalam keadaan rusak”. (HR. Thabrani).
Salah seorang ulama salaf menyimpulkan dari hadits-hadits tentang yang dimaksud dengan orang yang terasing tersebut.
Berkata Imam al-Ajurri rahimahullåhu :
ﺃﻏﺮﺏ ﺍﻟﻐﺮﺑﺎﺀ ﻓﻲ ﻭﻗﺘﻨﺎ ﻫﺬﺍ : . ١. ﻣﻦ ﺃﺧﺬ ﺑﺎﻟﺴﻨﻦ ﻭﺻﺒﺮ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ٢. ﻭﺣﺬﺭ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺻﺒﺮ ﻋﻨﻬﺎ، ٣. ﻭﺍﺗﺒﻊ ﺁﺛﺎﺭ ﻣﻦ ﺳﻠﻒ ﻣﻦ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ٤. ﻭﻋﺮﻑ ﺯﻣﺎﻧﻪ، ﻭﺷﺪﺓ ﻓﺴﺎﺩﻩ، ﻭﻓﺴﺎﺩ ﺃﻫﻠﻪ، ﻓﺍﺷﺘﻐﻞ ﺑﺈﺻﻼﺡ ﺷﺄﻥ ﻧﻔﺴﻪ، ٥. ﻭﻣﻦ ﺣﻔﻆ ﺟﻮﺍﺭﺣﻪ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻟﺨﻮﺽ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ، ﻭﻋﻤﻞ ﻓﻲ ﺇﺻﻼﺡ ﻛﺴﺮﺗﻪ، ٦. ﻭﻛﺎﻥ ﻃﻠﺒﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﻛﻔﺎﻳﺘﻪ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻄﻐﻴﻪ، ٧. ﻭﺩﺍﺭﻯ ﺃﻫﻞ ﺯﻣﺎﻧﻪ، ﻭﻟﻢ ﻳﺪﺍﻫﻨﻬﻢ، ﻭﺻﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ، . 🛓ﻬﺬﺍ ﻏﺮﻳﺐ، ﻭﻗﻞ ﻣﻦ ﻳﺄﻧﺲ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺸﻴﺮﺓ ﻭﺍﻹﺧﻮﺍﻥ، ﻭﻻ ﻳﻀﺮﻩ ﺫﻟﻚ. . [ﻣـﻦ ﻛﺘــﺎﺏ ﺍﻟﻐـﺮﺑـــﺎﺀ ﻟﻶﺟﺮﻱ] .
Orang yang asing di zaman ini adalah : 1. Orang yang berpegang dengan sunnah lalu bersabar. 2. Orang yg memperingatkan dari bid'ah lalu bersabar. 3. Orang yang mengikuti atsar para salaf dari kalangan para imam kaum muslimin. 4. Orang yang mengetahui kondisi zamannya dan betapa besar kerusakannya beserta orang-orang di dalamnya, lalu ia sibuk dengan memperbaiki kondisi dirinya terlebih dahulu. 5. Orang yang memelihara anggota tubuhnya, dan meninggalkan perbuatan yang tidak berguna serta beramal yang dapat memperbaiki kepingan hatinya. 6. Orang yang mencari rezeki di dunia sebatas yang mencukupinya dan meninggalkan selebihnya yang dapat menjadikannya melewati batas. 7. Bersikap ramah dengan manusia di zamannya namun tidak menjilat mereka (mudåhanah) serta bersabar di dalam hal ini.
🀊Maka semua ini asing dan betapa sedikitnya orang yang mau berlimpah kepadanya walaupun itu keluarga maupun saudara, namun hal ini tidaklah mencederainya sedikitpun... " . [Al-Ghurobâ' karya al-Ajurri] .
Bersabarlah wahai ahlussunnah di atas sunnah walaupun sendirian, dikucilkan dan dimusuhi orang. Dan janganlah berkecil hati, merasa berat dan bersusah hati dengan kondisi seperti ini.
Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah, Sebagian salaf mengatakan:
عَلَيْكَ بِطَرِيْقِ الحَقِّ وَلاَ تَسْتَوْحِشُ لِقِلَّةِ السَّالِكِيْنَ وَإِيَّاكَ وَطَرِيْقَ البَاطِلِ وَلاَ تَغْتَرُّ بِكَثْرَةِ الهَالِكِيْن
َ
“Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang kan binasa” (Madarijus Salikin, 1: 22).
Berkata Ibnul Qoyyim Rahimahullah :
ولا تستصعب مخالفة الناس و التحيز الى الله ورسوله ولو كنت وحدك فان الله معك وانت بعينه و كلاءته و حفظه لك و انما امتحن يغقينك و صبرك واعظم الاعوان لك على هذا بعد عونن الله التجرد من الطمع و الفزع فمتى تجردت منهما هان عليك التحيز الى الله و رسوله و كنت داءما في اللجانب الذى فيه الله ورسوله
“Dan janganlah engkau merasa berat untuk menyelisihi manusia dan menggabungkan diri pada golongan Allah dan RasulNya, meskipun engkau sendirian, karena sesungguhnya Allah bersamamu dengan pengawasan, pemeliharaan dan penjagaannya untukmu. Dan hanyalah Allah itu menguji keyakinan dan kesabaranmu. Dan penolong terbesar bagimu untuk itu – setelah pertolongan Allah- adalah melepaskan diri dari sifat tamak (rakus dunia) dan ketakutan. Maka kapan saja engkau bisa lepas dari keduanya, akan ringan bagimu untuk menggabungkan diri kepada golongan Allah dan Rasul- Nya, dan engkau senantiasa berada pada sisi yang disitulah Allah dan Rasul-Nya.” (Al fawa’id ” 1/hal.116).
Komentar
Posting Komentar