Ritual Rebo Wekasan Tolak Bala

RITUAL REBO WEKASAN TOLAK BALA

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Ritual REBO WEKASAN diyakini sebagai amalan yang bisa menolak bala. Diantara amalannya adalah mandi besar, shalat 4 rakaat dengan satu salam, bersedekah dan yang lainnya.

Amalan-amalan yang diamalkan di REBO WEKASAN tersebut tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, diamalkan para sahabat dan imam yang empat.

Kalau menginginkan agar musibah dan bencana tertolak dan tidak menimpa, maka hendaklah bertaubat dan memperbanyak istighfar, niscaya musibah dan bencana di dunia ini berupa banjir, tsunami, longsor, gunung meletus, gempa dan lain sebagainya tidak akan mengenainya.

Untuk itu bertaubatlah dan beristighfarlah banyak-banyak agar terhindar dari azabnya Allah Ta'ala di dunia maupun di akhirat.

Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ}

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedangkan kamu berada di antara mereka Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun. (QA. Al-Anfal: 33)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أنزل الله علي أمانين لأمتي {وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون} فإذا مضيت تركت فيهم الاستغفار إلى يوم القيامة

“Allah menurunkan dua keamanan bagi umatku, yaitu disebutkan dalam firmanNya: ‘Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedangkan kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun.’ (QS. AlAnfal:33).

Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila aku telah tiada, maka aku tinggalkan istighfar (permohonan ampun kepada Allah) di kalangan mereka sampai hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi. Berkata Syeikh Al Albani : Hadits Dhaif).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

العَبْدُ آمِنٌ مِنْ عَذَابِ اللهِ مَا اسْتَغْفَرَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ

“Seorang hamba dalam keadaan aman dari azab Allah selagi ia masih memohon ampun kepada Allah azza wa jalla.” (HR. Ahmad. Hadits Hasan).

Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu berkata:

مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ

“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa, dan tidaklah bisa musibah tersebut terangkat kecuali dengan taubat.” (Al-Jawabul Kaafi, h. 87)

Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

‏أخبر الله سبحانه أنه لا يعذب مستغفراً، لأن الاستغفار يمحو الذنب الذي هو سبب العذاب، فيندفع العذاب)) اهـ.

“Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwasanya Dia tidak akan menyiksa orang yang beristighfar, karena Istighfar dapat menghapuskan dosa yang mana dosa adalah penyebab siksaan, maka tercegahlah siksaan (dengan sebab Istighfar).”  [Majmu’ al-Fatawa (8/163)]

Ritual REBO WEKASAN adalah perkara yang baru dalam agama ini. Amalan yang tidak berdasar pada Al-Qur’an dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak pula sebagai amalan para shahabat radhiyallahu ‘anhum. Dan amalan ibadah yang tidak diperintahkan dan tidak dicontohkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam serta tidak diamalkan para sahabat adalah tertolak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim).

Al Lajnah Daimah ditanya :

إن بعض العلماء في بلادنا يزعمون أن في دين الإسلام نافلة يصليها يوم الأربعاء آخر من شهر صفر وقت صلاة الضحى أربع ركعات بتسليمة واحدة تقرأ في كل ركعة فاتحة الكتاب وسورة الكوثر سبع عشرة مرة، وسورة الإخلاص خمسين مرة، والمعوذتين مرة مرة تفعل ذلك في كل ركعة وتسلم، وحين تسلم تشرع في قراءة: وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ ثلاثمائة وستين مرة، وجوهرة الكمال ثلاث مرات، واختتم بسبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين، وتصدق بشيء من الخبز إلى الفقراء،.....

Sesungguhnya sebahagian ulama di negeri kami mereka berkata  bahwa di dalam agama islam  ada sholat nafilah yang di lakukan pada hari rabu di akhir bulan shofar yaitu mengerjakan sholat dhuha 4 rakaat dengan satu kali salam dalam setiap rakaat membaca surat al fatihah dan surat al kaustar 17 kali, surat al ikhlas 50 kali dan Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) masing-masing satu kali. Ketika salam membaca surat Yusuf ayat 21 yang berbunyi:

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ.

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.”

Ayat ini dibaca sebanyak 360 kali.

Kemudian ditambah dengan Jauharatul Kamal tiga kali dan ditutup dengan bacaan (surat Ash-Shaffat ayat 180-182) berikut:

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan memberikan sedekah makanan kepada fakir miskin ...dst.

Mereka menjawab :

هذه النافلة المذكورة في السؤال لا نعلم لها أصلا من الكتاب ولا من السنة، ولم يثبت لدينا أن أحدا من سلف هذه الأمة وصالحي خلفها عمل بهذه النافلة، بل هي بدعة منكرة، وقد ثبت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. ومن نسب هذه الصلاة وما ذكر معها إلى النبي صلى الله عليه وسلم أو إلى أحد من الصحابة رضي الله عنهم فقد أعظم الفرية، وعليه من الله ما يستحق من عقوبة الكذابين‏.‏ وبالله التوفيق‏.‏ وصلى الله على نبينا محمد، وآله وصحبه وسلم‏.‏

Amalan seperti yang disebutkan dalam pertanyaan, tidak kami jumpai dalilnya dalam Al-Quran dan sunah. Tidak juga kami ketahui bahwa ada salah satu ulama masa silam dan generasi setelahnya yang mengamalkan ritual ini. Jelas ini adalah perbuatan bid’ah. Dan terdapat hadis shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

“Siapa yang membuat hal yang baru dalam agama ini, yang bukan bagian dari agama maka dia tertolak.”

Siapa yang beranggapan ritual semacam ini pernah dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau pernah dilakukan sahabat radhiyallahu ‘anhu, maka dia telah melakukan kedustaan atas nama beliau. Wa billahi at-Taufiiq. Wa shallallahu ‘ala muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihii wa sallam. Sumber : http://www.almoslim.net/elmy/290418

Sekali lagi penulis tekankan, bahwa tolak bala cukup dengan bertaubat dan memperbanyak istighfar, karena inilah yang diperintahkan, bukan ritual rebo wekasan atau tolak bala lainnya yang tidak ada dasarnya dalam syariat agama kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?