Orang Yang Terkena Fitnah

ORANG YANG TERKENA FITNAH

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Awalnya, kalau sesuatu itu haram, dia haramkan dan kalau itu halal, dia halalkan. Kalau itu sesuatu yang boleh menurut syariat, dia bolehkan dan kalau sesuatu itu terlarang, dia larang. 

Namun dengan seiringnya waktu, fitnah syubhat pun menghampirinya. Akhirnya yang menurut syariat itu haram dan terlarang, dia halalkan dan dia bolehkan, begitu pula sebaliknya.

Tidak sedikit kaum muslimin, bahkan para dai yang awalnya mengharamkan riba, jadi menghalalkannya. Yang awalnya mengharamkan musik, sekarang tidak mengapa. Yang awalnya mengharamkan pangkas jenggot dan isbal, ujung-ujungnya membolehkan. Yang awalnya membid'bahkan maulid, sekarang tidak apa-apa. Yang awalnya tidak jabat tangan dengan yang bukan mahram, kini siapa saja dia jabat erat tangannya. Awalnya teriak-teriak demokrasi dan demontrasi haram, lambat laun membolehkan dengan berbagai alasan. Dan lain sebagainya.

Ketahuilah, itulah orang yang terkena fitnah. Untuk itu, jangan merasa aman dari fitnah, berhati-hatilah, karena fitnah ini akan menerjang siapa saja, baik orang awam, maupun orang yang berilmu.

Berkata Hudzaifah radhiyallahu anhu :

" إذا أحب أحدكم أن يعلم أصابته الفتنة أم لا ، فلينظر فإن كان رأى حلالا كان يراه حراما فقد أصابته الفتنة ، وإن كان يرى حراما كان يراه حلالا فقد أصابته " .

Apabila salah seorang diantara kalian ingin mengetahui apakah  terkena fitnah atau tidak maka hendaknya ia melihat dirinya. Jika ia melihat sesuatu yang halal sebagai perkara yang haram berarti sungguh dia telah terkena fitnah. Dan jika ia melihat sesuatu yang haram sebagai perkara yang halal maka sungguh dia telah terkena fitnah. (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok 4/514 - Hadits Sanad Shahih atas syarat Bukhari dan Muslim).

Berkata Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan Hafizhahullah :

"المسلم لا يأمن من الفتن وإن كان على علم وعلى عمل صالح وعلى عقيدة صحيحة". شرح حديث إنا كنا في جاهلية وشر - ص

"Seorang muslim hendaknya tidak merasa aman dari FITNAH, sekalipun dia berilmu, suka beramal shalih dan berakidah yang benar." Syarh Hadits 'inna kunna fi jahiliyyah wa syarr hal 15

AFM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?