Mengejar Dunia Itu Melelahkan

MENGEJAR DUNIA ITU MELELAHKAN

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Kebanyakan manusia, tidak pernah puas dengan berbagai nikmat yang Allah Ta'ala berikan. Tidak pernah puas dengan harta yang menggunung. Tidak pernah puas dengan kekayaan yang melimpah ruah. Tidak pernah puas dengan jabatan yang ada. Selalu ingin terus bertambah dan ingin terus meningkat. Yang pada akhirnya sibuk untuk terus mengejar dunia yang fana ini dan melupakan akhirat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari).

Orang yang tidak pernah puas dengan berbagai macam kenikmatan dunia, kehidupannya akan mengalami penderitaan, kelelahan, kecapaian dan kerugian sepanjang hidupnya.

Kenapa bisa demikian? Karena setiap kali diberikan kenikmatan, jiwanya akan meronta untuk meraih dan menggapai kenikmatan yang lain.

Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah  :

محب الدنيا لا ينفك من ثلاث : هم لازم و تعب دائم و حسرة لا تنقضي و ذلك أن محبها لا ينال منها شيئا إلا طمحت نفسه إلى ما فوقه كما في الحديث الصحيح عن النبي ـ صلى الله عليه و سلم ـ : "لو كان لابن آدم واديان من المال لابتغى لهما ثالثا"

Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: KESEDIHAN (kegelisahan) yang terus-menerus, KECAPAIAN (keletihan) yang berkelanjutan, dan KERUGIAN  yang tidak pernah berhenti, sebab setiap kali dia memperoleh satu nikmat maka jiwanya akan meronta untuk memperoleh lagi kenikmatan yang lebih besar. Berkata Nabi-sallallahu alaihi wa salam-seandainya anak Adam telah memiliki dua lembah emas,niscaya ia akan ambisi memiliki lembah emas lainnya". (Igatsatul Lahafan 87).

Bahkan hidupnya akan terus disibukkan dengan berbagai macam urusan. Waktunya habis tercurahkan untuk mengejar dunia. Istirahatnya kurang, tidur pun sedikit, bahkan tidak bisa tidur sama sekali.

Berkata Al Hasan Al Bashri Rahimahullah:

إياكم وما شغل من الدنيا، فإن الدنيا كثيرة الأشغال، لا يفتح رجل على نفسه باب شغل إلا أوشك ذلك الباب أن يفتح عليه عشرة أبواب

“Janganlah kalian sibuk dengan urusan dunia, karena dunia itu sangatlah menyibukkan. Tidaklah seseorang membukakan satu pintu kesibukan untuk dirinya, melainkan akan terbuka baginya sepuluh pintu kesibukan lainnya.” (Hilyatul Auliyaa’, II/153).

Mengejar dunia ini tidak akan ada habis-habisnya, bahkan bisa melalaikan beribadah kepada Allah Ta'ala dan melalalaikan dalam mencari bekal akhirat.

Kalau seandainya hamba dunia ini tahu, pasti yang dia kejar itu akhirat, mereka tidak akan sibuk-sibuk menghabiskan waktunya untuk meraih dan menggapai dunia, karena dunia akan datang dengan sendirinya dalam keadaan terhina.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ

“Barangsiapa akhirat menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, Dia akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai-berai, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan hina. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya, Dia akan mencerai-beraikan segala urusannya yang menyatu, dan tidak datang kepadanya dari dunia kecuali sekadar yang telah ditakdirkan baginya”. [HR Tirmidzi. Berkata Syaikh al-Albani : Hadist Shahîh lighairihi).

Mencari dunia itu tidak ada larangannya, bahkan justru itu perintah, selama urusan akhiratnya tidak terabaikan dan terlalaikan dan ibadah kepada Allah Ta'ala tetap dijalankan. Kalau ini bisa dijalani, maka kecukupan harta akan mendatanginya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman :

يَا ابْنَ آدَمَ ! تَـفَـرَّغْ لِـعِـبَـادَتِـيْ أَمْـلَأْ صَدْرَكَ غِـنًـى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ ، وَإِنْ لَـمْ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَـمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

‘Wahai anak Adam! Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu.’” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah. Berkata Syaikh al-Albani : Hadist Shahîh).

Sekali lagi penulis tekankan, bahwa mengambil bagiannya di dunia itu tidak masalah. Yang terpenting jangan melupakan bagiannya di akhirat dan jangan sampai dunia dibawa kehati, cukuplah dunia itu ditangan, supaya tidak melalaikan dalam mencari bekal akhirat.

Allah Ta'ala berfirman :

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (HR. Al-Qashash 77).

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah :

خذ من الدنيا ما يحل لك، ولا تنسَ نصيبك منها، ولكن اجعلها في يدك ولا تجعلها في قلبك، وهذا هو المهم. شرح رياض الصالحين ٣٦٩/٣

“Ambillah dari dunia ini apa yang halal untukmu, jangan kau lupakan bagianmu dari akhirat. Namun jadikanlah dunia itu berada di tanganmu saja, jangan kau jadikan berada di dalam hatimu. Ini yang terpenting.” (Syarh Riyadhus Shalihin, 3/369).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?