Niat Itu Bisa Berubah
NIAT ITU BISA BERUBAH
Koran Manuntung, merupakan salah satu media di bawah group Jawa Pos, merupakan salah satu koran pertama di Balikpapan sebelum berubah namanya menjadi Kaltim Pos.
Disetiap hari jumat, koran tersebut menyediakan kolom tersendiri untuk para penulis muslim, yakni opini jumat.
Disekitar tahun 1997 s/d 1999 penulis sering menulis tulisan di opini jumat di koran Manuntung. Honor menulis waktu itu masih dibawah standar, hanya dua ribu lima ratus rupiah (Rp. 2.500) per sekali terbit, maklum surat kabar yang baru berkembang belum punya banyak duit.
Di tahun yang sama, penulis juga mengirimkan tulisan di majalah islam dan lembar jumat.
Niat awal penulis waktu itu, yang penting tulisan di muat dan dibaca banyak orang, itu sudah suatu kebahagian tersendiri.
Setiap kali tulisan penulis dimuat di majalah atau lembar jumat, penulis mendapatkan honor 75 ribu rupiah, ini jumlah yang agak lumayan pada waktu itu.
Namun dengan seiringnya waktu, orientasi menulis sudah mulai bergeser. Yang awalnya yang penting tulisan dimuat dan dibaca banyak orang, berubah menjadi tulisan yang menghasilkan uang. Bagaimana sebuah karya tulis bisa menghasilkan dan mengumpulkan pundi-pundi pulus.
Itulah perubahan-perubahan niat yang dialami oleh banyak orang dalam kehidupan dunia ini, termasuk penulis sendiri.
Banyak para artis, ustadz dan siapa saja, awalnya yang penting bisa muncul di televisi walaupun tanpa dibayar, yang penting bisa tampil dan ngetop. Namun akhirnya, ujung-ujungnya uang yang dikejar.
Memelihara niat untuk mengikhlaskan diri dalam beramal ibadah hanya untuk Allah semata itu berat, lebih berat daripada mengamalkan amalan itu sendiri.
Berkata Ayyub rahimahullah :
تلخيص النيات على العمال أشد عليهم من جميع الأعمال
"Mengikhlaskan niat bagi orang-orang yang beramal itu jauh lebih sulit dari pada melakukan seluruh amalan." (Tazkiyatun Nafs, hal. 16).
Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan taufik kepada kita semua untuk bisa beramal ikhlas karenaNya dan mengampuni kita semua dari amal yang mengharapkan balasan manusia.
Hamba Allah yang mengharapkan ampunanNya.
Abu Fadhel Majalengka
Koran Manuntung, merupakan salah satu media di bawah group Jawa Pos, merupakan salah satu koran pertama di Balikpapan sebelum berubah namanya menjadi Kaltim Pos.
Disetiap hari jumat, koran tersebut menyediakan kolom tersendiri untuk para penulis muslim, yakni opini jumat.
Disekitar tahun 1997 s/d 1999 penulis sering menulis tulisan di opini jumat di koran Manuntung. Honor menulis waktu itu masih dibawah standar, hanya dua ribu lima ratus rupiah (Rp. 2.500) per sekali terbit, maklum surat kabar yang baru berkembang belum punya banyak duit.
Di tahun yang sama, penulis juga mengirimkan tulisan di majalah islam dan lembar jumat.
Niat awal penulis waktu itu, yang penting tulisan di muat dan dibaca banyak orang, itu sudah suatu kebahagian tersendiri.
Setiap kali tulisan penulis dimuat di majalah atau lembar jumat, penulis mendapatkan honor 75 ribu rupiah, ini jumlah yang agak lumayan pada waktu itu.
Namun dengan seiringnya waktu, orientasi menulis sudah mulai bergeser. Yang awalnya yang penting tulisan dimuat dan dibaca banyak orang, berubah menjadi tulisan yang menghasilkan uang. Bagaimana sebuah karya tulis bisa menghasilkan dan mengumpulkan pundi-pundi pulus.
Itulah perubahan-perubahan niat yang dialami oleh banyak orang dalam kehidupan dunia ini, termasuk penulis sendiri.
Banyak para artis, ustadz dan siapa saja, awalnya yang penting bisa muncul di televisi walaupun tanpa dibayar, yang penting bisa tampil dan ngetop. Namun akhirnya, ujung-ujungnya uang yang dikejar.
Memelihara niat untuk mengikhlaskan diri dalam beramal ibadah hanya untuk Allah semata itu berat, lebih berat daripada mengamalkan amalan itu sendiri.
Berkata Ayyub rahimahullah :
تلخيص النيات على العمال أشد عليهم من جميع الأعمال
"Mengikhlaskan niat bagi orang-orang yang beramal itu jauh lebih sulit dari pada melakukan seluruh amalan." (Tazkiyatun Nafs, hal. 16).
Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan taufik kepada kita semua untuk bisa beramal ikhlas karenaNya dan mengampuni kita semua dari amal yang mengharapkan balasan manusia.
Hamba Allah yang mengharapkan ampunanNya.
Abu Fadhel Majalengka
Komentar
Posting Komentar