Mahar Mahal Menyelisihi Sunnah?

MAHAR MAHAL MENYELISIHI SUNNAH? 

Sunnahnya mahar itu terjangkau, namun karena ada anggapan di tengah-tengah masyarakat bahwa semakin tinggi mahar semakin mulia, tinggi kedudukan, menjadi kebanggaan dan buah bibir masyarakat akhirnya berlombalah berlebih-lebihan dalam mahar. Padahal ini menyelisihi sunnah, perkara yang dibenci dan tidak ada keberkahan.

Berkata Syeikh Utsaimin rahimahullah :

المغالاة في المهور خلاف السنة

Meninggikan di dalam mahar menyelisihi sunnah. (Nur Ala ad-Darbi 255).

Lengkapnya perkataan beliau :

لا شك أن المغالاة في المهور خلاف السنة وأن السنة في المهور تخفيفها وكلما كان النكاح أيسر مؤونة كان أعظم بركة والمغالاة في مهور النساء نهى عنها الخليفة الراشد عمر بن الخطاب رضي الله عنه فقال رضي الله عنه (يا أيها الناس لا تغلو في صُدُق النساء -يعني مهورهن- فإنه لو كان ذلك مكرمة أو تقوى لكان أولى الناس بها رسول الله صلى الله عليه وسلم) 

"Tidak diragukan lagi bahwa meninggikan mahar adalah perkara yang menyelisihi sunnah, sunnah dalam mahar adalah meringankannya, setiap kali urusan pernikahan dimudahkan, maka akan semangkin besar keberkahannya. 

Umar bin Khattab pernah melarang para wali meninggikan mahar, ia berkata:

"Wahai manusia janganlah kalian meninggikan mahar wanita, sebab jika ia standar kemulian ataupun ketakwaan maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamlah yang paling berhak melakukannya". (Nur Ala ad-Darbi 255).

Berkata Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah :

المغالاة في المهر مكروهة في النكاح وأنها من قلة بركته وعسره.

“Berlebihan-lebihan dalam mahar hukumnya makruh (dibenci) pada pernikahan. Hal ini menunjukkan sedikitnya barakah dan sulitnya pernikahan tersebut.” (Zaadul Ma’ad, 5/187).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺧَﻴْـﺮُ ﺍﻟﻨِّﻜَـﺎﺡِ ﺃَﻳْﺴَـﺮُﻩُ

‘Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah.’ (Riwayat Abu Dawud)

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇِﻥَّ ﺃَﻋْﻈَﻢَ ﺍﻟﻨَّﻜَـﺎﺡِ ﺑَﺮَﻛَﺔً ﺃَﻳَْﺴَﺮُﻩُ ﻣُﺆْﻧَﺔً

“Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.” Riwayat Ahmad.

Di sebagian daerah di Indonesia ini, maharnya ringan saja, paling seperangkat alat shalat atau beberapa gram emas, yang mahal itu uang pestanya yang mencapai puluhan juta atau bahkan sampai ratusan juta. Ini yang membuat para jomblower merasa berat untuk mengakhiri masa bujangnya.

Kesimpulannya, mahar yang mudah dan ringan itu lebih berkah, walaupun mahar yang tinggi juga diperbolehkan yang terpenting sama-sama ridha. 

AFM

Bahasan terkait
https://www.facebook.com/100009878282155/posts/1626794254326502/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?