Membuang Makanan

MEMBUANG MAKANAN

Membuang sisa makanan atau minuman ketempat kotor, tempat najis, atau ke jalan, ini perkara yang dilarang.

Dalam Fatawa Lajnah Daimah 22/341 disebutkan :

"يجب حفظ الطعام الباقي للمرة الثانية ، أو إطعامه المحتاجين ،فإن لم يوجدوا فالحيوانات ،ولو بعد تجفيفه لمن يتيسر له ذلك" انتهى .

Wajib menjaga sisa makanan untuk kedua kalinya atau memberikan makan kepada orang-orang yang membutuhkan, maka jika mereka tidak mendapatkan, berikan kepada hewan dan walaupun sudah kering, diberikan kepada siapa saja yang dimudahkan untuk memberikan kepadanya.

Berkata Syekh Ibnu Baaz rahimahullah :

"أما الخبز واللحوم وأنواع الأطعمة فلا يجوز طرحها في البيارات ، بل يجب دفعها إلى من يحتاج إليها ، أو وضعها في مكان بارز لا يمتهن ، رجاء أن يأخذها من يحتاجها إلى دوابه أو يأكلها بعض الدواب والطيور .

ولا يجوز وضعها في القمامة ولا في المواضع القذرة ولا في الطريق ؛ لما في ذلك من الامتهان لها ، ولما في وضعها في الطريق من الامتهان وإيذاء من يسلك الطريق" . انتهى "فتاوى إسلامية" (3/ 633) .

Adapun roti, daging dan berbagai macam makanan, maka tidak boleh membuangnya ke selokan, akan tetapi wajib memberikan kepada siapa yang membutuhkan, atau meletakkannya ditempat yang aman yang tidak dirusak.

Berharap di ambil oleh seseorang untuk makana binatangnya, atau mungkin dimakan oleh binatang melata atau burung.

Dan tidak boleh membuangnya di tempat sampah , tidak pula di tempat kotor dan tidak dijalan.

Disebabkan padanya merupakan penghinaan kepada makanan tersebut dan juga meletakkannya dijalan merupakan penghinaan dan mengganggu siapa saja yang lewat dijalan tersebut. (Fatawa Islamiyah 3/633).

Dan Berkata Syekh Sholeh Al Fauzan hafidzahullah :

"لا يجوز إلقاء شيء من الطعام في المحلات القذرة والمحلات النجسة كالحمامات ؛ لأن هذا فيه إهدار وإساءة إلى النعمة وعدم شكر الله .

Tidak boleh membuang sesuatu makanan di tempat kotor dan najis seperti kamar mandi. Karenanya sesungguhnya ini padanya ada pemborosan dan berbuat jelek kepada nikmat dan ketiadaan syukur kepada Allah.

وقد وجد النبي صلى الله عليه وسلم تمرة في الطريق ، وقال : (لولا أني أخشى أن تكون من الصدقة؛ لأكلتها) رواه البخاري في صحيحه ... ، وأمر صلى الله عليه وسلم الآكل بلعق أصابعه قبل أن يغسلها أو يمسحها بالمنديل ، وأمر بأخذ اللقمة إذا سقطت وإماطة ما عليها وأكلها .

Dan sungguh Nabi shalallahu alaihi wasallam menemukan sebuah kurma dijalan, dan beliau bersabda : Seandainya aku tidak kuatir bahwa (kurma ini) sedekah, sungguh aku akan memakannya. Riwayat Al Bukhari dalam shahihnya.

Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk menjilat tangan sebelum mencucinya atau melapnya dengan sapu tangan dan memerintahkan untuk mengambil sesuap makanan bila jatuh dan membersihkan apa yang menempel padanya kemudian memakannya.

فدل هذا على أنه لا يجوز إلقاء شيء من الطعام أو من التمر أو من المأكولات في المحلات القذرة والنجسة ، بل النعم تصان وتحترم ويحتفظ بها ؛ لأن ذلك من شكرها ؛

Maka hal ini menunjukkan bahwasanya tidak boleh membuang sesuatu makanan atau kurma atau lainnya ditempat kotor dan najis. Bahkan kenikmatan-kenikmatan itu dijaga, dimuliakan dan dipelihara karena sesungguhnya itu bagian dari bersyukur (atas nikmat).

ولأن هذه النعم ربما يأتي من يحتاجها ويأكلها ، ولو من البهائم ؛ فإلقاؤها في المزابل لا يجوز ..." . انتهى "المنتقى من فتاوى الفوزان" (63/11) .

Dan karena sesungguhnya kenikmatan-kenikmatan ini terkadang orang yang membutuhkan datang dan memakannya walaupun dia adalah binatang ternak. Maka membuangnya ditempat sampah tidak boleh...selesai. Al-muntaqa Fatawa Min Fatawa Al-fauzan ((63/11)).

وأما الأطعمة الفاسدة أو التي انتهت صلاحيتها ، والمشروبات التي لا يمكن الاستفادة منها كبقايا الشاي والقهوة ، فلا حرج من إلقائها مع القمامة أو في مجاري المياه .

Adapun makanan-makanan yang telah rusak atau kadaluwarsa serta minuman yang tidak lagi bisa dimanfaatkan seperti sisa teh dan kopi ,maka tidak mengapa dibuang bersama sampah atau di saluran air (selokan).

Dan sungguh Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya :

ما حكم رمي التلاميذ بقايا طعامهم وشرابهم في القمامة؟

Apa hukum para siswa membuang sisa makanan dan minuman di sampah, sebagaimana biasa dilakukan ?

Beliau menjawab :

"أما ما لا يؤكل فلا بأس كقشور البرتقال والتفاح والموز وما أشبه ذلك ؛ لأن هذا لا حرمة له في نفسه .

"Adapun apa yang tidak bisa dimakan maka tidak mengapa (dibuang), seperti : kulit jeruk, apel, pisang dan lain-lain. Karena tidak ada nilai kehormatan padanya.

وأما ما يؤكل كبقايا الخبز والإدام وشبهه فإنه لا يلقى في الأماكن القذرة ، وإذا كان لا بد أن يلقى في الزبالة فليجعل له كيس خاص يوضع فيه حتى يعرف المنظفون أنه محترم". انتهى "فتاوى نور على الدرب" (6 / 205) .

والله أعلم .

Dan adapun apa yang bisa dimakan seperti sisa roti, idam dan sebagainya, maka tidak boleh dibuang di tempat-tempat kotor. Hendaklah menyediakan wadah khusus sebagai tempat untuknya, sehingga petugas kebersihan mengetahui bahwa padanya ada nilai kemuliaannya." [Fatawa Nur 'alad Darb (6/205)].

AFM

Copas

Sumber : https://majles.alukah.net/t152733/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?