Mencela Akan Dicela
MENCELA AKAN DICELA
Siapa yang mengejek, mencela atau mentertawakan orang lain, maka kelak akan diejek, dicela atau ditertawakan.
Ada perkataan yang sangat masyhur, yang menjadi kaidah dalam kehidupan.
الجزاء من جنس العمل
“Balasan sesuai dengan jenis perbuatan”
Berkata Abu Darda radhiyallahu anhu :
البر لا يبلىٰ ، والإثم لا ينسىٰ ، والديان لا ينام ، فكن كما شئت ، كما تدين تدان . (الزهد للإمام أحمد (١١٧/١)).
Kebaikan itu tidak akan usang, dosa itu tidak akan terlupakan dan Ad Dayyan (Allah Ta'ala) itu tidak tidur.
Maka lakukanlah sekehendakmu, sebagaimana engkau perbuat, maka seperti itulah (kelak) engkau akan dibalas! (Az Zuhud lil Imam Ahmad: 1/117).
Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah :
وَمَنْ عَامَلَ خَلْقَهُ بِصِفَةٍ عَامَلَهُ اللهُ تَعَالَى بِتِلْكَ الصفة بِعَيْنِهَا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Dan barang siapa yang memperlakukan makhlukNya dengan suatu sikap, Allah Ta'ala akan memperlakukan sikap tersebut dengan setimpal pula di dunia dan di akhirat” (Al-Waabil As-Shoyyib hal 49).
Dan Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :
وَمَنْ ضَحِكَ مِنَ النَّاسِ ضُحِكَ مِنْهُ وَمَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِعَمَلٍ اُبْتُلِيَ بِهِ وَلَا بُدَّ
Dan barangsiapa mentertawakan (diantara/ sebagian) manusia (orang lain), dia akan balik ditertawakan. Dan barangsiapa mencela saudaranya karena melakukan suatu amalan (dosa atau kekeliruan), dia akan diuji dengannya (melakukan dosa atau kekeliruan yang serupa). Dan ini suatu kepastian. (Al-Furusiyyah hlm 446).
Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :
أن الإنسان إذا عير أخاه في شيء ربما يرحم الله هذا المعير ويشفى من هذا الشيء ويزول عنه ثم يبتلى به هذا الذي عيره
Sesungguhnya manusia (seseorang), ketika mencela saudaranya pada perkara tertentu, maka boleh jadi Allah menyayangi orang yang dicela, sehingga ia sembuh dan hilang dari dirinya perkara yang membuatnya dicela. Lalu Allah menguji orang yang mencela dengan menimpakan kepadanya perkara yang dahulu ada pada saudaranya yang dicela. (Syarah Riyadhush sholihin 6/263).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar