Makanan Diacara Maulid

MAKANAN DIACARA MAULID

Salah satu daya tarik sebagian kaum muslimin menghadiri acara maulid adalah makanan yang begitu melimpah.

Padahal para ulama senantiasa memperingatkan kaum muslimin untuk tidak menghadiri acara bid'ah maulid dan memakan hidangan makanan dalam acara maulid.

Al Allamah Abdul Muhsin bin Hamd Al Abbad hafidzohullôh ditanya :

هل يجوز أكل طعام أهل البدعة ؟
علماً بأنهم يصنعون هذا الطعام لهذه البدعة، كصنع الطعام للمولد النبوي ؟

Apakah boleh mengkonsumsi makanannya ahlul bid'ah ?

Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa mereka membuat makanan ini untuk suatu kebid'ahan, seperti membuat makanan untuk perayaan maulid Nabi ?

Beliau menjawab :

الواجب هو تنبيههم على أنهم يبتعدون عن البدع ، ولا يأتون بالأمور المحرمة، 
وعلى الإنسان أن لا يأكل من الطعام الذي صنع لأمور مبتدعة ولأمور محرمة
ليس للأنسان أن يستعمل هذا الطعام
وأنما عيله أن ينبّه ويحذّر من الوقوع في هذا الأمر المحرّم

Yang wajib adalah memperingatkan mereka untuk menjauhi bid'ah dan tidak melakukan perkara- perkara yang haram.

Wajib atas seseorang untuk tidak makan dari makanan yang dibuat untuk perkara bid'ah dan perkara yang haram.

Hendaknya seseorang tidak memanfaatkan makanan ini dan mengingatkan agar tidak terjatuh pada perkara yang haram ini.

Sumber : https://m.facebook.com/1439575999588319/photos/a.1658770491002201/1791669554378960/?type=3

Apalagi kalau makanan itu berupa sembelihan (ayam, kambing, sapi dan lain sebagainya) yang dikhususkan untuk acara maulid, lebih tidak boleh lagi untuk memakannya.

Syekh Ibnu Baaz rahimahullah ditanya :

" ما حكم الذبائح التي تكون في المولد ؟
فأجاب رحمه الله :

"Apa hukum sembelihan yang dilakukan untuk merayakan maulid?"

Beliau menjawab :

إن كان ذبحها لصاحب المولد فهذا شرك أكبر ، أما إن كان ذبحها للأكل فلا شيء في ذلك ، لكن ينبغي ألا يؤكل منها ، وأن لا يحضر المسلم إنكارا عليهم بالقول والفعل ؛ إلا أن يحضر لنصيحتهم بدون أن يشاركهم في أكل أو غيره " انتهى .

"Jika sembelihannya ditujukan untuk orang yang dilahirkan, maka itu adalah syirik besar, adapun jika sembelihannya hanya untuk dimakan, maka tidak mengapa. Akan tetapi hendaknya tidak dimakan dan hendaknya seorang muslim tidak menghadirinya sebagai bentuk pengingkaran terhadap mereka dengan ucapan dan perbuatan. Kecuali jika dia hadir dengan maksud menasehati mereka tanpa ikut makan atau lainnya." (Majmu Al-Fatawa, 9/74).

Berkata Ibnu Khalikan rahimahullah :

إذا فأعظم ما يحيى به المبتدعة هذا اليوم هو صنع الطعام بأشكاله وأصنافه ، وتوزيعه ، ودعوة الناس إليه ، فإذا شاركهم المسلم هذا العمل ، فأكل طعامهم ، وجلس على موائدهم فلا شك أنه بذلك يشارك في إحياء البدعة ، ويعاون على إقامتها ، والله سبحانه وتعالى يقول :
( وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ) المائدة/2

Dengan demikian, perkara paling besar yang dilakukan pelaku bid'ah dalam acara ini adalah membuat aneka macam makanan, lalu mengundang orang untuk memakannya. Apabila seorang muslim memenuhi undangan tersebut, lalu makan makanan mereka dan duduk di hadapan hidangan mereka, maka tidak diragukan lagi bahwa dia turut berpartisipasi dalam menghidupkan bid'ah dan menolong melaksanakannya. 

Allah Ta'ala berfirman,

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ (سورة المائدة: 2)

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah: 2)

ولذلك جاءت فتاوى أهل العلم بتحريم أكل الطعام الذي يوزع في ذلك اليوم وفي غيره من الأعياد المبتدعة .

Karena itu, terdapat fatwa para ulama yang mengharamkan memakan makanan yang dibagikan pada perayaan tersebut dan pada perayaan bid'ah lainnya. (Wafayatul A'yan, (3-274)).

Tetapi jika makanan acara bid'ah tersebut bukan berupa sembelihan, masih ada ulama yang membolehkan memakannya, selama kita tidak duduk bersama mereka. Misalkan ada orang yang mengirim makanan ke rumah dari acara maulid. Maka selain sembelihan boleh memakannya.

Dalam Fatawa Islam disebutkan :

فالمشاركة في البدع وإحياء المناسبات البدعية أمر منكر لا يجوز، وأما الأكل من طعام أهل البدع في هذه المناسبات من غير مشاركة فيها فيختلف حكمه بحسب نوع الطعام، فأما ما سوى الذبائح فيجوز الأكل منه ما دام من الطيبات، وأما الذبائح فلا يجوز الأكل منها إن كان ذابحها يتقرب بها لغير الله، سواء كان الرسول صلى الله عليه وسلم، أو غيره، إذ ذلك من المحرمات القطعية التي نص عليها القرآن الكريم، قال تعالى: إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالْدَّمَ وَلَحْمَ الْخَنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ اللّهِ بِهِ {النحل:115}.

“Ikut serta dalam acara bidah dan menghidupkan ritual-ritual bid’ah adalah termasuk kemungkaran dan tidak boleh hukumnya. Adapun makan makanan ahli bidah dalam acara kebidahan dengan tanpa ikut serta di dalam acara tersebut, maka hukumnya berbeda sesuai dengan jenis makanannya.

Yang berupa selain sembelihan maka boleh memakannya selama ia berupa makanan yang baik (halal). Adapun jika berupa sembelihan maka tidak boleh memakannya jika si penyembelihnya bertaqarrub kepada selain Allah, sama saja apakah ia menyembelih untuk rasul atau yang lain karena itu merupakan keharaman yang nyata yang dinyatakan oleh Al-Quran :

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian bangkai, darah, daging babi, dan apa yang disembelih untuk selain Allah.” (QS An Nahl 115). (Fatawa Islam no. 149701). Sumber : https://www.islamweb.net/ar/fatwa/149701/

AFM

Copas dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?