Mencatat Di Dinding
MENCATAT DI DINDING
Senjata seorang thalabul ilmu adalah buku dan pena. Belajar itu bukan modal dengar saja. Karena biasanya, apa yang didengar sekarang, sebentar akan terlupa. Jika ada catatan, bisa kembali dilihat bila catatannya.
Seorang salaf menasehati, seandainya tidak ada buku catatan, catatlah walaupun di dinding. Ini saking pentingnya mencatat ilmu. Bukan dalam artian harus mencoret-coret dinding masjid atau madrasah.
Berkata Abu Kiiraan rahimahullah:
سَمِعْتُ الشَّعْبِيَّ، قَالَ: " إِذَا سَمِعْتَ شَيْئًا فَاكْتُبْهُ وَلَوْ فِي الْحَائِطِ. موسوعة أقوال الإمام أحمد بن حنبل في رجال الحديث وعلله
Aku mendengar Asy-Sya’biy rahimahullah berkata : “Apabila engkau mendengar sesuatu (ilmu), maka catatlah meskipun pada dinding” (Mausu'ah Aqwalil Imam Ahmad Bin Hanbal Fi Rujak Hadits). Sumber :http://shamela.ws/browse.php/book-12765/page-1718
AFM
Bahasan lengkapnya silahkan buka link ini :
https://m.facebook.com/story/graphql_permalink/?graphql_id=UzpfSTEwMDAwOTg3ODI4MjE1NTo3Mjk5MzY3NzQwMTIyNTk%3D
Komentar
Posting Komentar