Berapa Umur Antum ?

BERAPA UMUR ANTUM ?


Kalau saya ditanya, antum mau panjang umur atau mau pendek umur? Saya pasti menjawabnya, mau panjang umur dan semakin baik amal.


Berkata Abu Bakrah radhiyallahu anhu, bahwa seorang laki-laki berkata:


يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ ». قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ »


“Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya”. [HR. Ahmad; Tirmidzi; dan al-Hâkim. Berkata Syekh al-Albâni : Hadits Shahih).


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ ». قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ : خِيَارُكُمْ أَطْوَلُكُمْ أَعْمَاراً وَأَحْسَنُكُمْ أَعْمَالاً


“Tidakkah aku beritahukan kepada kamu tentang orang yang paling baik di antara kamu?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Ya wahai Rasûlullâh”. Beliau bersabda, “Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling panjang umurnya di antara kamu dan paling baik amalnya”. [HR. Ahmad; Ibnu Hibbân; dan al-Baihaqi. Berkata   al-Albâni : Hadits Shahih).


Tetapi kalau ditanya, berapa umur antum? Saya kadang merasa enggan dan malu menjawabnya. Kenapa bisa malu? Bukan malu karena usia semakin senja, namun yang membuat malu, umur semakin bertambah tua, tetapi amal kebaikan belum maksimal dan perbekalan belum banyak dan itupun belum tentu diterima, serta dosa-dosa belum tentu diampuni dan dihapuskan.


Berkata Ibnu Aun rahimahullah :


لا تثق بكثرة العمل ؛ فإنك لا تدري أيقبل منك أم لا، ولا تأمن ذنوبك ؛ فإنك لا تدري أكفرت عنك أم لا ، إن عملك مغيب عنك كله.


"Janganlah engkau mengandalkan banyaknya amalan, karena engkau tidak tau apakah diterima (amal) darimu ataukah tidak, dan janganlah engkau merasa aman dari dosa-dosamu, karena engkau tidak tau apakah telah terhapuskan (dosa) darimu ataukah tidak, sesungguhnya seluruh amalanmu adalah perkara yang tersembunyi darimu". (Jami'ul Ulum wal Hikam (187)).


Berkata Imam Ibnu Rajab rahimahullah :


كان السلف الصالح يجتهدون في إتمام العمل و إكماله و إتقانه ثم يهتمون بعد ذلك بقبوله و يخافون من رده و هؤلاء الذين : { وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ


Generasi Salafush Sholeh berusaha bersungguh-sungguh dalam beramal dan menyempurnakannya. Setelah itu mereka akan menjadi sangat kuatir tentang penerimaan (Allah) atas amalan yang dilakukannya. Mereka sangat takut jika amal-amal mereka ditolak.  Mereka inilah yang disebut dalam ayat yang maknanya: Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang penuh khuatir, sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka [Al Mu’minun : 60]. (Lathaif al-Ma’arif, Ibn Rajab al-Hanbali : 181).


AFM



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?