Menceritakan Bahwa Dirinya Sakit

MENCERITAKAN BAHWA DIRINYA SAKIT

Seorang salaf mengatakan, bahwa sabar itu tidak menceritakan atau mempublikasikan ke publik bahwa dirinya lagi sakit atau terkena musibah. Tentulah ini kesabaran tingkat tinggi. Apalagi kalau dibandingkan dengan sebagian orang di zaman kini, yang justru mengabarkan secara terbuka di media bahwa dirinya sakit atau terkena musibah.

Al-Imam Sufyan Ats-tsauri rahimahullah berkata :

“ثلاثة من الصبر أن لا تحدث بوجعك ولا بمصيبتك ولا تزكي نفسك”

“Tiga dari (bentuk) kesabaran: engkau tidak menceritakan sakitmu, tidak menceritakan musibah (yang menimpa) mu, dan tidak mentazkiah (memuji) dirimu sendiri.” (Tafsir Ibn Katsir jilid 1 hal.620).

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah :

كتمان المصائب والأوجاع من شيم النبلاء 

Menyembunyikan musibah-musibah dan sakit, diantara (ciri) karakter (manusia) berjiwa besar (pilihan). (Al Fawaid).

Bersabarlah jika terkena musibah, sakit atau kesusahan lainnya untuk tidak mempublikasikan atau mengeluhkan ke publik bahwa dirinya terkana musibah. 

Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:

ستر المصائب من جملة كتمان السر، لأن إظهارها يسر الشامت ويؤلم المحب.

"Menutupi musibah termasuk menyembunyikan rahasia, karena menampakkannya akan membuat gembira orang yang senang dengan musibah yang menimpa orang lain, dan akan membuat sedih orang yang mencintai." (Shaidul Khathir I/274).

Dalam hadits qudsi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِى الْمُؤْمِنَ فَلَمْ يَشْكُنِى إِلَى عُوَّادِهِ أَطْلَقْتُهُ مِنْ إِسَارِى ثُمَّ أَبْدَلْتُهُ لَحْمًا خَيْرًا مِنْ لَحْمِهِ وَدَمًا خَيْرًا مِنْ دَمِهِ ، ثُمَّ يَسْتَأْنِفُ الْعَمَلَ

“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Jika Aku (Allah) memberikan cobaan (musibah) kepada hambaKu yang beriman sedang ia tidak mengeluh kepada orang yang mengunjunginya maka Aku akan melepaskannya dari tahananKu (kesusahan, penderitaan dan penyakit) kemudian Aku gantikan dengan daging yang lebih baik dari dagingnya juga dengan darah yang lebih baik dari darahnya. Kemudian dia memulai amalnya (bagaikan bayi yang baru lahir).” [HR. Al Hakim, shahih]

AFM



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?