Buah Pala Haram?

BUAH PALA HARAM?


Para ulama berbeda pendapat masalah buah pala, apakah haram atau halal. Dalam tulisan kali ini saya tidak membahas pendapat ulama yang mengharamkan. Disini yang akan saya nukilkan adalah pendapat ulama yang membolehkan jika kadarnya sedikit untuk campuran bumbu penyedap makanan.


Dalam konferensi Lembaga Fiqih Kedokteran (An-Nadwah Al-Fiqhiyyah Al-Thibbiyyah) yang ke-8 mengenai “Pandangan Islam dalam Beberapa Masalah-masalah Kesehatan” dengan sub-bahasan “Bahan-bahan yang Haram dan Najis dalam Makanan dan Obat-obatan” yang di adakan di Kuwait, 22-24 Dzulhijjah 1415H (22-24 Mei 1995), mereka berpendapat:


"المواد المخدرة محرمة ، لا يحل تناولها إلا لغرض المعالجة الطبية المتعينة ، وبالمقادير التي يحددها الأطباء وهي طاهرة العين .

ولا حرج في استعمال " جوزة الطيب " في إصلاح نكهة الطعام بمقادير قليلة لا تؤدي إلى التفتير أو التخدير .


Bahan-bahan narkotika adalah terlarang (haram) dan tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsinya kecuali untuk tujuan pengobatan tertentu dimana takaran pemakaiannya berdasarkan ketentuan dokter dan murni tanpa adanya campuran bahan (kimia) lainnya.


Tidaklah mengapa menggunakan buah pala sebagai penyedap rasa suatu masakan, selama dalam jumlah yang sedikit, dan tidak memabukkan atau menghilangkan kesadaran akal. (Al Islam Sual Wa Jawab 39408).


Berkata Syaikh Dr. Wahbah al-Zuhaili hafidzahullah, 


" لا مانع من استعمال القليل من جوزة الطيب لإصلاح الطعام والكعك ونحوه ‏،‏ ويحرم الكثير ‏؛‏ لأنها مخدِّرة" انتهى .

والأحوط : هو القول بمنعها ولو كانت مخلوطة مع غيرها وبنسبة قليلة ، و" ما أسكر كثيره فقليله حرام " .


“Tidak terlarang menggunakan sedikit pala sebagai bumbu penyedap baik pada makanan, kue dan sejenisnya namun menjadi terlarang (haram) bila banyak jumlahnya, karena akan menjadikan orang tersebut mabuk. Namun yang lebih selamat adalah pendapat yang melarangnya walaupun dicampur dengan bahan yang lain dan meskipun jumlahnya sedikit, karena ‘setiap yang memabukkan dalam jumlah yang banyak, maka yang sedikitnya pun haram‘.” (Al Islam Sual Wa Jawab 39408).


Berkata Syekh Muhammad Shaleh Al Munajjid hafidzahullah :


وللعلم : فإن ثمرة جوزة الطيب - بذرتها ومسحوقها الخاص - ممنوع استيرادها إلى بلاد الحرمين الشريفين ، ويقتصر السماح باستيراد مسحوقها المخلوط بغيره من التوابل في حدود النسبة المسموح بها والتي لا تزيد عن 20 % .

والله أعلم


Sebagai informasi bahwa buah pala –baik dalam bentuk biji ataupun bubuk- terlarang untuk diimpor atau dibawa ke negara Arab Saudi dan hanya diperbolehkan untuk mengimpor bubuk pala bila telah dicampur dengan bahan rempah-rempah lainnya dalam prosentasi yang diijinkan, tidak lebih dari 20% saja. Allahu A’lam. (Al Islam Sual Wa Jawab 39408).


Syekhh Ali Hasan Abdul Hamid Al-Halaby rahimahullah menyatakan:


الأخ يسأل يقول ما حكم جوزة الكيب هل حلال أم حرام


“Saudara ini bertanya tentang apa hukum biji pala, apakah ia halal ataukah haram?”


أقول ذكر أهل العلم أن جوزة الطيب مخدرة وبالتالي الأصل فيمن خدر بها أو أكل منها القدر الذي لو أكثر منه لأصابه التخدير أنه محرم لكن استعمال الناس لجوزة الطيب في الحقيقة هو أقرب إلى الحلال منه إلى الحرام فإن الناس عندما يستعملون جوزة الطيب في بعض الحلويات يضعون الحبة والحبتين على الكمية الكبيرة من الطحين أو من السميد أو من أنواع المواد التي تصنع بها فهذا القدر اليسير لا يؤثر بذلك الكم الكبير إلا برائحة أو نكهة لا يمكن أن تكون مخدرة بحيث لو أكلت العشرين كيلوغراما من هذه المادة لن تتخدر لكن لو أكلت غرام واحد من جوزة الطيب وحدها لا يجوز لأن ما أسكر كثيره فقليله حرام إذا القليل من حيثه إذا كان مسكرا الإكثار منه فهو محرم لكن القليل إذا كان ليس فيه الأثر بمخالطته غيره وبالتالى هذا الغير لزمه هذا الأثر فهذا لا يكون داخلا في معنى قوله عليه الصلاة والسلام (ما أسكر كثيره فقليله حرام) وقد استدل أهل العلم على هذا الفهم بقوله عليه الصلاة والسلام (إذا بلغ الماء قلتين لا يحمل الخبث ) ما هو الوجه في ذلك أن الماء الكثير يغلب الخبث القليل فينئذ لو كان الخبث هذا في ماء مثله بحجمه جئنا بقلتي خبث على قلتي ماء هل لا يحمل الخبث أم يحمله يحمله لأنه لم يعد مكاثرا فهذا كهذا والله تعالى أعلم


“Aku katakan para ahli ilmu menyatakan bahwa biji pala ini memabukkan, sehingga otomatis setiap yang memabukkan atau jika dikonsumsi dalam jumlah banyak memabukkan maka ia haram. Hanya saja pengunaan manusia terhadap biji pala ini lebih mendekati ke halal dari pada haramnya. Karena manusia ketika menggunakan biji pala ini ke dalam manisan mereka meletakkan sebiji atau dua biji ke dalam tepung yang jumlahnya sangat besar, atau ke dalam samid atau bahan lain yang akan dijadikan manisan. Sehingga biji pala yang sangat sedikit ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap jumlah manisan yang sangat besar ini kecuali hanya tersisa bau, atau rasa yang tidak mungkin akan memabukkan.


Yang mana jika seseorang mengkonsumsi dua puluh kilo gram dari bahan ini (manisan) tidak akan mabuk. Tapi jika seseorang memakan satu gram saja biji pala maka ini tidak boleh, karena yang memabukkan itu sedikit atau banyaknya tetap haram. Karena jika banyaknya haram maka sedikitnya juga haram. Akan tetapi jika yang sedikit ini tidak berpengaruh ketika dicampurkan dengan materi lain, maka otomatis materi lain ini yang dicampur tadi tidak berlaku padanya ucapan Nabi; ‘Sesuatu yang banyaknya memabukkan, maka sedikitnya pun haram’.


Para ahli ilmu berhujjah atas benarnya pemahaman ini dengan ucapan Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam;- ‘Jika air telah mencapai dua kullah maka ia tidak membawa najis‘.


Bagaimana sisi pendalilannya, bahwa air yang banyak ini mendominasi/mengalahkan kotoran yang sedikit. Maka dari itu seandainya kotorannya ini berjumlah sama dengan airnya, kita mencampurkan dua kulah kotoran dengan dua kulah air, apakah air ini tidak menjadi najis? jawabnya menjadi najis karena airnya tidak mendominasi. Maka kasus biji pala ini semisal dengan kasus air ini, wallahu a’lam.” (Dari tanya jawab kajian berjudul “Iqtidha’ul Ilmi Al-‘Amalu oleh Syaikh Ali Hasan Al-Halaby


AFM


Copas dari berbagai sumber


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?