Merdeka Dengan Manhaj Salaf
MERDEKA DENGAN MANHAJ SALAF
Jika seseorang tergabung dalam sebuah jamaah pergerakan, hidupnya terikat dengan aturan-aturan hizbnya. Harus sami'na wa atho'na dengan pimpinan pergerakannya, harus beginilah, tidak boleh begitulah, jangan mengaji di ustadz di luar jamaahnya dan lain sebagainya.
Sudah seharusnya para dai salafi, menjadikan manusia menjadi insan yang merdeka. Yang terikat hanya kepada Allah. Yang terikat hanya kepada aturan Allah dan RasulNya. Tidak tunduk kepada aturan-aturan manusia yang bertentangan dengan aturan Allah dan RasulNya.
Namun herannya, ada sebagian dai yang mengaku salafi sejati, justru merenggut sebagian kemerdekaan jamaahnya. Mereka menjadi ketakutan dan khawatir jika berhubungan dengan si pulan dan si pulan, nanti kena boikot (tahdzir). Takut mengambil ilmu dari ustadz pulan, padahal ustadz pulan juga sama mendakwahkan manhaj salaf.
Gerak-geriknya seakan-akan ada yang mengawasi dan mengintai, takut kalau ada laporan tentang dirinya. Dan berbagai ketakutan lainnya. Jika demikian adanya, apa bedanya dengan hizbiyyah, yang membelenggu dan merenggut kemerdekaan jamaahnya.
Berkata Asy-Syaikh Muqbil bin Hady rahimahullah :
الدعاة السلفيون يربطون الناس بخالقهم، ولا يربطونهم بشخصياتهم.
"Para dai salafiyyun berusaha menjadikan manusia terikat dengan pencipta mereka (Allah Ta'ala), dan tidak menjadikan mereka terikat dengan pribadi-pribadi mereka." (Al-Imam al-Alma'iy, hlm. 249).
AFM
Jika seseorang tergabung dalam sebuah jamaah pergerakan, hidupnya terikat dengan aturan-aturan hizbnya. Harus sami'na wa atho'na dengan pimpinan pergerakannya, harus beginilah, tidak boleh begitulah, jangan mengaji di ustadz di luar jamaahnya dan lain sebagainya.
Sudah seharusnya para dai salafi, menjadikan manusia menjadi insan yang merdeka. Yang terikat hanya kepada Allah. Yang terikat hanya kepada aturan Allah dan RasulNya. Tidak tunduk kepada aturan-aturan manusia yang bertentangan dengan aturan Allah dan RasulNya.
Namun herannya, ada sebagian dai yang mengaku salafi sejati, justru merenggut sebagian kemerdekaan jamaahnya. Mereka menjadi ketakutan dan khawatir jika berhubungan dengan si pulan dan si pulan, nanti kena boikot (tahdzir). Takut mengambil ilmu dari ustadz pulan, padahal ustadz pulan juga sama mendakwahkan manhaj salaf.
Gerak-geriknya seakan-akan ada yang mengawasi dan mengintai, takut kalau ada laporan tentang dirinya. Dan berbagai ketakutan lainnya. Jika demikian adanya, apa bedanya dengan hizbiyyah, yang membelenggu dan merenggut kemerdekaan jamaahnya.
Berkata Asy-Syaikh Muqbil bin Hady rahimahullah :
الدعاة السلفيون يربطون الناس بخالقهم، ولا يربطونهم بشخصياتهم.
"Para dai salafiyyun berusaha menjadikan manusia terikat dengan pencipta mereka (Allah Ta'ala), dan tidak menjadikan mereka terikat dengan pribadi-pribadi mereka." (Al-Imam al-Alma'iy, hlm. 249).
AFM
Komentar
Posting Komentar