Belum Sempat Bertaubat
BELUM SEMPAT BERTAUBAT
Seorang muslim berani berbuat dosa, dikarenakan ada harapan untuk bisa bertaubat. Padahal kalau dia tahu, belum tentu taubatnya diterima atau belum sempat bertaubat, ajalnya telah datang, tentulah dia takut untuk berbuat dosa.
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:
أغلب ما يحمل المسلم على الذنب الاتكال على التوبة، ولو علم أنه قد يحال بينه وبينها لهاج خوفه.
"Kebanyakan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat dosa adalah bergantung kepada taubat, padahal seandainya dia mengetahui bahwasanya bisa jadi dia terhalangi untuk bertaubat, niscaya akan bangkit rasa takutnya." (Thariqul Hijratain, hlm. 562).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
فأما متى وقع الإياس من الحياة ، وعاين الملك ، وحشرجت الروح في الحلق ، وضاق بها الصدر ، وبلغت الحلقوم ، وغرغرت النفس صاعدة في الغلاصم - فلا توبة متقبلة حينئذ ، ولات حين مناص
Bila ia merasa putus harapan untuk dapat hidup dan menyaksikan kedatangan malaikat pencabut nyawa, roh telah sampai di tenggorokannya, dadanya terasa sesak dan roh mencapai kerongkongan, napasnya mulai naik ke atas lebih dari itu sampai di pangkal tenggorokan. Maka tiada tobat yang diterima saat itu, dan pintu tobat telah tertutup baginya.
Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ
Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, "Sesungguhnya saya bertobat sekarang." (An-Nisa: 18). Tafsir Ibnu Katsir.
AFM
Komentar
Posting Komentar