Menghadapi Kematian

MENGHADAPI KEMATIAN


Akhir-akhir ini silih berganti berita kematian. Baik itu karib kerabat, tetangga, kawan, sahabat dan yang lainnya. Ini merupakan peringatan, bahwasanya cepat atau lambat, seseorang akan mendapatkan gilirannya. 

Maka untuk itu, persiapan diri menghadapi kematian dan bekal kehidupan setelah kematian, dengan meningkatkan ketakwaan dan memperbanyak amal sholeh. 

Berkata Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah :

‏أَعْظَمُ الشَّدَائِدِ الَّتِي تَنْزِلُ بِالْعَبْدِ فِي الدُّنْيَا الْمَوْتُ، وَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ إِنْ لَمْ يَكُنْ مَصِيرُ الْعَبْدِ إِلَى خَيْرٍ، فَالْوَاجِبُ عَلَى الْمُؤْمِنِ الِاسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ

"Penderitaan yang paling besar yang menimpa seorang hamba di dunia adalah kematian. Dan apa yang sesudahnya lebih dahsyat lagi dari kematian, jika tempat kembali seorang hamba tidak lebih baik. Maka wajib atas seorang mukmin untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian."

وما بعده في حال الصحة بالتقوى والأعمال الصالحة.
 قال الله عز وجل : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  [جامع العلوم والحكم (٥٦٥/١)]

Dan apa yang sesudahnya dalam keadaan seseorang masih sehat, dengan (meningkatkan) ketakwaan dan beramal shaleh. Allah 'Azza Wa Jalla berfirman :

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah dia persiapkan untuk hari esok " [QS Al-Hasyr : 18]. [Jami'ul 'ulum Wal Hikam,1/565]. 

Seorang mukmin yang cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah kematian. 

Berkata Ibnu Umar radhiyallahu anhuma:

كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».

“Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah. Berkata Syekh Al Albani: Hadits Hasan).

 AFM


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?