Sumpah Presiden
SUMPAH PRESIDEN
Sumpah jabatan presiden Indonesia, lebih baik daripada presiden Turki. Coba perhatikan teks sumpah kedua negara ini.
Presiden Erdogan bersumpah : “Dalam kapasitas saya sebagai Presiden, saya bersumpah DEMI KEHORMATAN DAN MARTABAT SAYA DI HADAPAN BANGSA TURKI YANG BESAR untuk menjaga persatuan dan kemerdekaan, kesejahteraan rakyat, menjaga integritas negara dan bangsa, mempertahankan kedaulatan tanpa syarat. Saya akan terus memegang prinsip konstitusi, aturan hukum, demokrasi, dan tetap setia kepada prinsip-prinsip Ataturk dan prinsip-prinsip Republik sekuler, memastikan hak asasi manusia dan hak dasar untuk kedamaian, kemakmuran bangsa, solidaritas dan keadilan nasional, melestarikan dan menjaga kehormatan Republik Turki dan bekerja dengan semua kemampuan saya dengan bertanggung jawab untuk bangsa Turki yang besar. Aku bersumpah untuk kehormatan dan martabat saya.”
Dan Presiden Jokowi bersumpah : "DEMI ALLAH, SAYA BERSUMPAH akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
Dari kedua sumpah ini, mana yang menyerempet kesyirikan atau jatuh kepada kesyirikan?
Tentulah sumpah presiden Turki. Jawaban ini, bukan karena saya sebagai anak bangsa Indonesia, namun hal ini sesuai dengan dalil larangan bersumpah kepada selain Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
لَا تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ وَلَا بِأُمَّهَاتِكُمْ وَلَا بِالْأَنْدَادِ وَلَا تَحْلِفُوا إِلَّا بِاللَّهِ...
“Janganlah kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian, dan jangan pula dengan nama ibu-ibu kalian, serta dengan sekutu-sekutu! Dan janganlah kalian bersumpah kecuali dengan nama Allah... (Riwayat Abu Daud - Hadits Shahih).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
لَا تَحْلِفُوا بِالطَّوَاغِي وَلَا بِآبَائِكُمْ
“Janganlah kalian bersumpah dengan menyebut nama-nama thaghut atau dengan menyebut bapak-bapak kalian.” (Riwayat Muslim).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka sungguh ia telah berbuat syirik.” (Riwayat Abu Daud - Hadits Shahih).
Umar Radhiyallahu Anhu Berkata :
لَا وَأَبِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَهْ إِنَّهُ مَنْ حَلَفَ بِشَيْءٍ دُونَ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
“Tidak, demi bapakku, ” maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Diamlah kamu, sesungguhnya barangsiapa bersumpah dengan sesuatu selain Allah, maka dia telah musyrik.” (Riwayat Ahmad-Hadits Shahih).
Kesyirikan, ada yang jatuh kepada syirik besar dan ada yang jatuh kepada syirik kecil. Syirik kecil tidak mengeluarkan seseorang dari islam, namun walaupun demikian, dosanya lebih besar daripada dosa-dosa besar lainnya. Dan syirik besar, mengeluarkan seseorang dari islam.
Ibnu Rajab Al-Hanbaliy rahimahullah berkata :
وكذلك الشرك : منه ما ينقل عن الملة ، واستعماله في ذلك كثير في الكتاب والسنة . ومنه : ما لا ينقل ، كما جاء في الحديث : ” من حلف بغير الله فقد أشرك “، وفي الحديث : ” الشرك في هذه الأمة أخفى من دبيب النمل “، وسمي الرياء : شركا .
“Begitu juga dengan syirik. Ada yang mengeluarkan dari agama, dan (lafadh) inilah yang banyak dipergunakan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ada pula yang tidak mengeluarkan dari agama, seperti yang terdapat dalam hadits : ‘Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan’; dan juga dalam hadits : ‘Kesyirikan yang terjadi pada pada umat ini lebih samar daripada langkah semut’. Nabi shallallahu alaihi wa sallam menamakan riyaa’ dengan kesyirikan” [Fathul-Baari, 1/75].
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar