Jihad Yang Ternoda
JIHAD YANG TERNODA
Tahun 1999, ketika saya tinggal di Balikpapan, terbuka lebar untuk berjihad ke Ambon, bisa bergabung bersama Majelis Mujahidin atau Laskar Jihad. Sebagian kawan ada yang bergabung ke Majelis Mujahidin dan ada yang ke Laskar Jihad. Saya sendiri lebih memilih pergi ke Papua untuk membantu mengembangkan lembaga pendidikan islam.
Saya berfikir, berjihad itu mesti perlu persiapan yang matang, fisik, perbekalan dan terutama ilmu tentang jihad.
Disamping itu pula, berjihad mesti seizin dan bersama penguasa, bukan kelompok-kelompok tertentu.
Berkata Ibnu Umar radhiyallahu anhu :
عرضت على النبي صلى الله عليه وسلم يوم أحد في القتال وأنا بن أربع عشرة سنة فلم يجزني وعرضت يوم الخندق وأنا بن خمس عشرة سنة فأجازني
“Aku pernah dihadapkan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam saat perang Uhud dan umurku ketika itu baru 14 tahun, maka beliau tidak mengizinkanku. lalu aku dihadapkan kepada beliau saat perang Khandaq dan umurku 15 tahun, maka beliau mengizinkanku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berkata Imam Ibnu Abi Hatim rahimahullah, berkata ayahku dan Abu Zur’ah Ar Razi rahimahumallah :
أدركنا العلماء في جميع الأمصار حجازاً، وعراقاً، وشاماً، ويمناً، فكان من مذهبهم. ونرى الصلاة والحج والجهاد مع الأئمة
“Kami telah berjumpa dengan para ulama di seluruh negeri, baik di Hijaz, Irak, Syam, maupun Yaman, dan di antara madzhab mereka adalah bahwa shalat, haji, dan jihad dilakukan bersama para Imam (pemimpin)”. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/
Berkata Imam Al Qurthubi rahimahullah :
ولا تخرج السرايا إلا بإذن الإمام ليكون متجسسا لهم، عضدا من ورائهم، وربما احتاجوا إلى درئه
“Pasukan tidak boleh keluar kecuali dengan izin Imam, agar ia bisa mengawasi mereka, memperkuat mereka, dan menghindarkan mereka dari bahaya saat diperlukan”. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/
Bagaimana kalau penguasanya diam saja, tidak segera bergerak, sedangkan kaum muslimin sudah dibantai. Kalau hanya sekedar membela diri, mempertahankan harta dan nyawa dari serangan musuh, ya tidak masalah. Tetapi memobilisasi orang banyak untuk berjihad, ya wewenang penguasa.
Terus kalau pemimpinnya fasik atau zalim, tetap berjihad bersama penguasa? Tetap berjihad bersama ulil amri walaupun dia fasik dan zalim.
Berkata Imam Abu Ja’far ath Thahawy rahimahullah :
والحج والجهاد ماضيان مع أولي الأمر من المسلمين، بَرِّهم وفاجرِهم، إلى قيام الساعة
Haji dan jihad mesti bersama ulil amri kaum muslimin, mereka orang yang baik, maupun orang yang fasik, sampai hari kiamat. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/
Berkata Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah mengatakan:
والغزو ماض مع الأمراء إلى يوم القيامة، البر والفاجر لا يُترَك
“Berperang mesti bersama para umara’ (penguasa) hingga hari kiamat. (Pemimpin) yang baik ataupun pemimpin yang fajir, tidak boleh meninggalkan. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :
ويرون -يعني أهل السنة والجماعة- إقامة الحج والجهاد والجُمع مع الأمراء أبراراً كانوا أو فجاراً
Mereka menganggap, yakni Ahlussunnah Wal Jama’ah bahwa terlaksananya haji, jihad, dan shalat jum’at dilakukan bersama para umara’ (pemimpin), baik mereka orang yang baik ataupun mereka orang yang fasik. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/
Ternyata benar apa yang dikatakan dalil dan penjelasan ulama. Bahwa jihad mesti bersama penguasa.
Dan yang menyelisihi dalil, akhirnya apa yang terjadi? Kelompok-kelompok tersebut jatuh kepada penyimpangan dan hizbiyyah, walaupun awalnya mengatasnamakan salafiyyah. Lihatlah bagaimana Laskar Jihad, mereka jatuh kepada hizbiyyah dan ini mereka akui sendiri, sehingga LJ dibubarkan (silahkan buka di link ini https://www.alfawaaid.net/2019/07/mengoreksi-sejarah-laskar-jihad-bagi.html?m=1).
Diantara kehizbiyahan dan penyimpangannya adalah :
> membuat pasukan dan komandan kepemimpinan jihad sendiri, panglima sendiri di luar kendali penguasa.
> membunuh musuh, menghukum anggota pasukan dan bahkan ada yang dirajamnya, sedangkan itu haq penguasa dan mesti seizin penguasa, bukan hak kelompok-kelompok.
> mencela, mencaci maki dan mendemo penguasa dengan pedang-pedang terhunus.
> wala dan baro dibangun diatas organisasi LJ, yang tidak bersama mereka hizbi dan siapa yang bersamanya adalah teman dan siapa yang menyelisihinya adalah musuh.
- dll.
Dan ternyata penyakit hizbi ini, sebagian mereka belum sembuh. Setelah bubarnya LJ, mereka pun membuat komando dakwah dibawah Luqman Ba'abduh. Dimana wala dan bara' dibangun di atas kelompok.
Awalnya mereka membantah, bahwa dakwahnya bukan dakwah komando, namun setelah mereka berselisih dan berpecah belah menjadi beberapa kelompok, mereka pun balik menyatakan bahwa LB dakwahnya, dakwah komando. Mereka membenarkan yang selama ini mereka ingkari.
AFM
Komentar
Posting Komentar