Bermadzhab Itu Boleh

 BERMADZHAB ITU BOLEH


Jika seseorang menganut madzhab tertentu karena banyak mengambil faidah ilmu di madzhab tersebut, maka itu boleh-boleh saja. Yang terpenting tidak fanatik, menganggap kebenaran hanya ada di madzhabnya, madzhab yang lain salah. Kalau ada kebenaran atau pendapat dari madzhab lain lebih kuat dan lebih mendekati kebenaran, maka dia ruju' kepada kebenaran.


Berkata Dr. Abdullah al-Judai hafidzahullah :


أمَّا الانتِسابُ بسببِ التَّلقِّي إلى واحدٍ من هذهِ المذاهبِ، فشرْطُ جوازِهِ أنْ لا يقترِنَ بعصبيَّةٍ


“Adapun menisbahkan diri pada madzhab tertentu, disebabkan dia mengambil banyak ilmu dari salah satu madzhab, hukumnya boleh dengan syarat tidak diiringi dengan 'ashobiyyah (fanatik golongan)” (Taisir Ilmi Ushul Fiqh, hlm. 395). Sumber : http://lib.efatwa.ir/43730/1/396


Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:


والواجب على كل مسلم يشهد أن لا إله إلا الله ، أن يكون أصل قصده توحيد الله بعبادته وحده لا شريك له وطاعة رسوله ، يدور على ذلك ويتبعه أين وجده ، ويعلم أن أفضل الخلق بعد الأنبياء هم الصحابة ، 

فلا ينتصر لشخص انتصاراً مطلقاً عاماً إلا لرسول الله صلى الله علىه وسلم ، ولا طائفة انتصاراً مطلقاً عاماً إلا للصحابة –رضي الله عنهم أجمعين-،


Seharusnya bagi setiap orang Islam yang bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah  dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, menjadikan tujuan utamanya adalah mengesakan Allah dengan beribadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya, serta mentaati utusan-Nya dan berputar di porosnya dimana saja ia dapatkan. Hendaknya mereka mengetahui bahwa sebaik-baik makhluk setelah para Nabi adalah para shahabat. Jangan membela seseorang dengan mutlak kecuali hanya untuk Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Tidak juga membela kelompoknya dengan mutlak kecuali hanya para shahabat radhiallahu anhum ajma’in.


فإن الهدى يدور مع الرسول حيث دار ، ويدور مع أصحابه دون أصحاب غيره حيث داروا ، فإذا أجمعوا لم يُجمعوا على خطأ قط ، بخلاف أصحاب عالم من العلماء ، فإنهم قد يُجمعون على خطأ ، بل كل قول قالوه ولم يقله غيرهم من الأمة لا يكون إلا خطأ ، فإن الدين الذي بعث الله به رسوله ليس مُسلَّماً إلى عالم واحد وأصحابه ، ولو كان كذلك لكان ذلك الشخص نظيراً لرسول الله صلى الله علىه وسلم وهو شبيه بقول الرافضة في الإمام المعصوم


Maka sesungguhnya petunjuk itu hanya berputar bersama Rasul dimana ia berada dan berputar di sekitar para shahabat beliau –beukan shahabat/pengikut selain lain-. Kalau mereka (para shahabat) telah bersepakat (ijma’), maka mereka tidak akan bersepakan pada kesalahan. Berbeda dengan shahabat (pengikut) para ulama, terkadang mereka bersepakat pada kesalahan.


Bahkan pendapat yang mereka katakan, kalau umat lain tidak ada yang mengatakan, niscaya di dalamnya terdapat kesalahan. Karena agama yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya tidak diberikan hanya kepada satu orang alim dan para pengikutnya. Kalau hal itu ada, maka orang tersebut menyaingi Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Hal itu mirip dengan pendapat kelompok (Syiah) Rafidhah terkait dengan para Imam maksum (yang terjaga dari dosa). (Minjahus Sunnah, 5/ 260-262. Silahkan lihat, Majmu Fatawa, 4/157). Sumber : 

https://islamqa.info/ar/answers/147097/النصح-لمن-اشتغل-بتفضيل-عالم-على-اخر-في-المنزلة-والعلم


AFM


Copas dari berbagai sumber


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?