Menafkahi Isteri Lebih Utama

MENAFKAHI ISTERI LEBIH UTAMA


Ada sebagian suami, mereka mendahulukan menafkahi anaknya, orang tuanya atau kerabatnya dibandingkan dengan menafkahi isterinya. Padahal yang paling berhak dan paling utama untuk mendapatkan nafkah adalah isterinya, baru ke yang lainnya.


Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :


الإنفاق على الزوجة مقدّم على الأم والأب والأولاد


Menafkahi isteri didahulukan atas ibu, bapak dan anak-anak. (Syarah Zadul Mustaqni 6/15). Sumber : https://m.facebook.com/doraarr/posts/1772983746181262


Perkataan beliau ini sesuai dengan sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam dibawah ini.


Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :


 تَصَدَّقُوا. فَقَالَ رَجُلٌ : يَا رَسُولَ اللَّهِ عِنْدِي دِينَارٌ .فَقَالَ : تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى نَفْسِك


Bersedekahlah kalian”, lalu seseorang berkata: “Ya, Rasulullah saya mempunyai dinar.” 


Rasulullah menjawab: “Sedekahlah dengan dinar itu untuk dirimu sendiri”.


َ  قَالَ : عِنْدِي آخَرُ  قَالَ : تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى زَوْجَتِكَ 


“ Dia berkata lagi: “Saya mempunyai (dinar) yang lainnya”. Rasulullah menjawab: “sedekahlah dengan itu untuk istrimu”.


.قَالَ : عِنْدِي آخَرُ .قَالَ : تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ .


Dia berkata lagi: “Saya mempunyai dinar yang lainnya”, Rasulullah menjawab: “Sedekahlah dengan itu untuk anakmu”.


 قَالَ : عِنْدِي آخَرُ .قَالَ : تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى خَادِمِكَ. قَالَ : عِنْدِي آخَرُ . قَالَ: أَنْتَ أَبْصَرُ


Dia berkata lagi: “Saya mempunyai dinar yang lainnya”. Rasulullah menjawab: “Sedekahlah untuk pembantumu”. Dia berkata lagi: “Saya mempunyai dinar yang lainnya”. 


Rasulullah menjawab: “Kamu lebih tahu (untuk siapa lagi setelah itu) (Riwayat Abu Daud dan Nasai. Berkata Syekh Al Albani di Shahih Abu Daud : Hadits Hasan).


Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :


 ابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا ، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ أَهْلِكَ شَيْءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَ ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ ذِي قَرَابَتِكَ شَيْءٌ فَهَكَذَا وَهَكَذَا ، بَيْنَ يَدَيْكَ ، وَعَنْ يَمِينِكَ ، وَعَنْ شِمَالِكَ


“Mulailah (nafkah) dari dirimu, jika berlebih maka nafkah itu untuk keluargamu, jika berlebih maka nafkah berikutnya untuk kerabatmu, jika masih berlebih maka untuk orang-orang diantaramu, sebelah kananmu dan sebelah kirimu” (Riwayat Muslim)


Berkata Imam Nawawi rahimahullah :



وإن لم يفضل عن كفاية نفسه إلا نفقة واحد ، قدَّم نفقة الزوجة على نفقة الأقارب ...لأن نفقتها آكد ، .... "روضة الطالبين" (9/ 93) .الإسلام سؤال وجواب 129344



Dan jika tidak tersisa dari mencukupi dirinya kecuali untuk satu orang, (maka) mendahulukan nafkah untuk istri atas nafkah keluarga lainnya. Karena sesungguhnya menafkahi isteri lebih kuat (lebih utama). (Raudhatu At-Thalibin 9/93). Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab 129344.


Berkata Asy Syaukani rahimahullah :


وقد انعقد الإجماع على وجوب نفقة الزوجة ، ثم إذا فضل عن ذلك شيء فعلى ذوي قرابته ". انتهى " نيل الأوطار" (6 /381).


Dan sungguh telah ijma atas wajibnya menafkahi isteri, kemudian apabila ada kelebihan barulah untuk keluarga lainnya. (Nail Al-Authar 6/381). Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab 129344.


Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :


قال الشيخ ابن عثيمين: " فالصواب أنه يبدأ بنفسه ، ثم بالزوجة ، ثم بالولد ، ثم بالوالدين ، ثم بقية الأقارب ". انتهى من " فتح ذي الجلال والإكرام (5/194).


Dan yang benar, bahwasanya mendahulukan nafkah untuk dirinya, kemudian isterinya, kemudian anaknya, kemudian kedua orang tuanya, kemudian sisanya untuk para keluarga. (Fathu Dzil Jalali Wa Ikram 5/194). Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab 129344.


AFM


Copas Dari Berbagai Sumber



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?