Menangis Mendengar Alquran

MENANGIS MENDENGAR ALQURAN


Suatu hari, saya ditelepon seseorang. Bahwa ada seorang bapak, terkena sakit semacam stroke, minta di ruqyah.


Saya pun bersegera menuju rumah si bapak, sekitar 10 km dari tempat saya tinggal.


Seperti biasanya kalau mau meruqyah, bincang-bincang terlebih dahulu. Apa keluhannya, apa yang sakit, sering mimpi buruk atau kurang tidur tidak dan lain sebagainya.


Ketika saya bacakan alquran, dia pun meneteskan air mata yang cukup deras dan sesenggukan.


Selesai saya bacakan alquran, saya tanya beliau, bagaimana reaksinya, apakah dadanya berdebar, mual mau muntah atau tidak, terasa panas atau tidak dan pertanyaan yang lainnya.


Bapak itu mengatakan, "Tidak, biasa-biasa saja." Saya pun bertanya, kenapa bapak tadi menangis? Dia katakan, "Saya suka menangis kalau mendengar bacaan alquran, saya menyesal tidak bisa membaca alquran, saya waktu kecil nakal, tidak mau belajar alquran, padahal almarhum bapak saya dulu, imam masjid dan yang mengajar mengaji anak-anak di kampung ini."


Bapak yang saya ruqyah ini, yang umurnya sekitar 50 tahunan dan banyak bapak-bapak yang lain, yang sampai saat tidak bisa membaca alquran, tidak sedikit yang menyesal di dalam usianya yang tidak muda lagi. Ada juga yang tidak ada penyesalan sama sekali.


Untuk bapak-bapak, masih ada waktu dan belum terlambat untuk belajar alquran, yang penting tekad dan kemauan yang keras untuk mempelajarinya. Jangan sampai kita termasuk orang yang meninggalkan alquran.


Di dalam Fatwa Lajnah Daimah disebutkan :


والإنسان قد يهجر القرآن فلا يؤمن به ولا يسمعه ولا يصغي إليه، وقد يؤمن به ولكن لا يتعلمه، وقد يتعلمه ولكن لا يتلوه، وقد يتلوه ولكن لا يتدبره، وقد يحصل التدبر ولكن لا يعمل به، فلا يحل حلاله ولا يحرم حرامه ولا يحكمه ولا يتحاكم إليه ولا يستشفي به مما فيه من أمراض في قلبه وبدنه، فيحصل الهجر للقرآن من الشخص بقدر ما يحصل منه من الإعراض


Dan manusia itu kadang-kadang meninggalkan al-Qur’an, lalu tidak mengimaninya, tidak mendengarkannya, tidak menyimaknya. Dan kadang-kadang dia mengimaninya, akan tetapi tidak mempelajarinya. Terkadang dia sudah belajar, namun tidak membacanya. Terkadang dia membaca, namun tidak merenunginya. Terkadang dia sudah merenunginya, namun tidak mengamalkannya, tidak menghalalkan apa yang dihalalkan oleh al-Quran, tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh al-Quran, tidak mengikuti hukum yang ada dalam al-Quran. Tidak mengobati penyakit dalam hatinya dengan al-Quran. Sehingga bentuk meninggalkan al-Quran berbeda-beda sesuai tingkatan seseorang berpaling dari al-Quran. (Fatwa Lajnah Daimah, 4/104).


AFM


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

KENAPA KAMU DIAM?

Royalti Di Akhirat