Kikir Mengucapkan Salam
KIKIR MENGUCAPKAN SALAM
Mungkin ada seseorang, yang penampilannya super sunnah, dengan jenggotnya yang panjang, dengan jubah dan celananya yang di atas mata kaki, plus songkok hajinya, masuk ke sebuah masjid, lantas menjumpai orang-orang yang penampilannya nyaris sama dengan dirinya, dia pun enggan untuk segera mengucapkan salam, jangan-jangan mereka jamaah sebelah atau jamaah yang bukan satu link pengajiannya atau frekwensi radionya.
Kalau demikian keadaannya, itu pertanda sudah datang masanya yang dikatakan seorang sahabat Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, seseorang HANYA AKAN MENGUCAPKAN SALAM KEPADA ORANG YANG DIKENALINYA SAJA.
dan itu juga pertanda datangnya kiamat sudah dekat.
Berkata Ibnu Hajar rahimahullah :
أخرجه البخاري في " الأدب المفرد بسند صحيح عن ابن مسعود أنه مر برجل ، فقال السلام عليك يا أبا عبد الرحمن ، فرد عليه ثم قال إنه سيأتي على الناس زمان يكون السلام فيه للمعرفة " .
Imam al-Bukhari juga mengeluarkan sebuah hadis dalam Adab al-Mufrad dengan sanad yang shahih dari Ibnu Mas’ud. Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa dia melewati seseorang, lalu orang tersebut mengucapkan, “Assalamu ‘alaika, wahai Abu ‘Abdir Rahman.” Kemudian Ibnu Mas’ud membalas salam tadi, lalu dia berkata,
“Nanti akan datang suatu masa, pada masa tersebut seseorang HANYA AKAN MENGUCAPKAN SALAM KEPADA ORANG YANG DIKENALINYA SAJA.” (Fath al-Bari, 11/23).
Dan Berkata Ibnu Hajar rahimahullah :
وأخرجه الطحاوي والطبراني والبيهقي في " الشعب من وجه آخر عن ابن مسعود مرفوعا ولفظه إن من أشراط الساعة أن يمر الرجل بالمسجد لا يصلي فيه وأن لا يسلم إلا على من يعرفه ،
Dan Imam al-Thabarani dan al-Baihaqi di Asy Syu'ba meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud secara marfu dengan lafadz :
“Di antara tanda-tanda (dekatnya) hari kiamat adalah seseorang melalui masjid namun tidak melakukan salat di dalamnya, dan dia tidak MENGUCAPKAN SALAM KECUALI HANYA KEPADA ORANG YANG DIKENALINYA SAJA.” (Fath al-Bari, 11/23).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَمُرَّ الرَّجُلُ فِي الْمَسْجِدِ لَا يُصَلِّي فِيْهِ رَكْعَتَيْنِ وأن لا يسلم إلا على من يعرفه.
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda (dekatnya) kiamat adalah seseorang melalui masjid, namun tidak melakukan shalat dua rakaat di dalamnya dan dia tidak MENGUCAPKAN SALAM KECUALI HANYA KEPADA ORANG YANG DIKENALINYA SAJA.” (Shahih Jami' 5896).
Padahal ciri kesempurnaan iman seseorang dan salah satu amalan yang paling baik dalam islam ada orang yang mengucapkan salam kepada siapa saja, baik yang dia kenal, maupun yang tidak dia kenal, selama orang yang diberikan salam itu masih seorang muslim.
Berkata ‘Amar bin Yasir radhiyallahu anhu :
ثَلاَثٌ مَنْ جَمَعَهُنَّ فَقَدْ جَمَعَ الإِيمَانَ الإِنْصَافُ مِنْ نَفْسِكَ ، وَبَذْلُ السَّلاَمِ لِلْعَالَمِ ، وَالإِنْفَاقُ مِنَ الإِقْتَارِ
“Tiga perkara yang apabila seseorang memiliki ketiga-tiganya, maka akan sempurna imannya: (1) bersikap adil pada diri sendiri, (2) mengucapkan salam pada setiap orang, dan (3) berinfak ketika kondisi pas-pasan. ” (Riwayat Al-Bukhari).
Berkata ‘Abdullah bin ‘Amr bahwasanya ada seseorang yang bertanya pada Nabi shalallahu alaihi wasallam
أَىُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ قَالَ « تُطْعِمُ الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ ، وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ
“Amalan Islam apa yang paling baik?” Beliau menjawab, “Memberi makan (kepada orang yang butuh) dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenali dan kepada orang yang tidak engkau kenali. ” (Riwayat Bukhari).
Berkata Ibnu Hajar rahimahullah :
قوله باب السلام للمعرفة وغير المعرفة أي من يعرفه المسلم ومن لا يعرفه ؛ أي لا يخص بالسلام من يعرفه دون من لا يعرفه
Perkataannya bab salam kepada yang dikenal dan kepada yang tidak dikenal adalah orang muslim yang dia kenal dan (orang muslim) yang tidak dia kenal. Maksudnya salam tidak khusus kepada orang yang dikenalnya saja dan tidak (salam) kepada orang yang tidak dikenalnya. (Fath al-Bari, 11/23).
Mungkin orang yang tidak mau mengucapkan salam tadi berhujjah, tidak boleh salam ke ahlul bid'ah. Yang menjadi persoalan, darimana dia mengetahui bahwa orang itu ahlul bid'ah, wong kenal saja tidak, bahkan baru jumpa. Itulah sikap kebodohan di atas kebodohan. Ghulluwer dengan kelompoknya.
AFM
Copas dari berbagai sumber.
Komentar
Posting Komentar